heheheh mumpung ada juragan dari esia, boleh nanya dong om
 
kira2 setelah keluarnya marketing activities yang meng-edukasi pelanggan dengan talk time, efeknya seperti apa?
 
mulai dari pertambahan jumlah pelanggan dibandingkan pertambahan biasanya yang belum menggalakkan talk time
 
thanks
 
sumarketer

Wardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kalu kita, provider seluler berbasis CDMA, sekarang sedang menggalakkan konsep Talktime (instead of 'pulsa'), dimana sesama pengguna Esia cukup dicharge 3000 rupiah unutk pembicaraan selama 60 menit (atau 50 perak per-menit).

Salam,

    ----------
    From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
    Reply To:       mm-ugm@yahoogroups.com
    Sent:   27 Oktober 2005 16:22
    To:     mm-ugm@yahoogroups.com
    Subject:        [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300


    Jauh - Dekat Rp. 300

    Salam Marketer

    Berikut saya kirimkan artikel yang dimuat di www.swa.co.id <http://www.swa.co.id/> yang menjadi Pemenang Favorit XL Award - Writing Contest 2005


    Jauh - Dekat Rp. 300
    "Tuhan" Saja Pakai SMS


    "MY GOD I JUST WANT 2 ASK UR FORGIVENESS & BLES MY FAMILY."

    "God gives help to those hu believe. Ecc 2:25-27: "For God gives wisdom and knowledge and joy to a man who is good in His sight." - Love, God"

    Jangan terheran-heran dulu. Kalimat pertama diatas yang semuanya menggunakan huruf besar tentu memiliki makna tersendiri. Saat sebuah tulisan dalam bentuk huruf besar semua, maka dapat dibayangkan perasaan yang sedang dialami si penulis.

    Itulah kalimat SMS (short message service) alias pesan pendek yang dikirimkan oleh salah satu pengguna seluler di Filipina kepada "Tuhan." Ah, yang bener aja?! Masak Tuhan punya telepon genggam?" Mungkin itulah pertanyaan yang muncul di benak Anda.

    Kalau tidak percaya, baca aja kalimat lanjutan di atas. Bukankah "Tuhan" memberikan "jawabannya" lewat SMS. Percaya tidak percaya, bukan sulap bukan sihir. Itulah jawaban dari "Tuhan" kepada si pengirim yang berniat mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memperoleh pengampunan dan berkah dari Yang Maha Kuasa.

    Berkah dan pengampunan itu dapat diperoleh hanya dengan satu kali SMS yang kalau di Indonesia harganya berkisar antara Rp. 250 - 350. Semua ini bisa terjadi dengan diluncurkannya program "Talk to God" oleh satu satu provider di Filipina. Program ini mendorong seseorang mengirimkan SMS yang seakan-akan ditujukan kepada "Tuhan" dan akan dibalas langsung oleh "Tuhan". Program yang luar biasa ini menghasilkan 2 juta SMS hanya dalam waktu 6 bulan.

    Orang yang selama ini merasa Tuhan itu jauh mungkin dapat mendekatkan dirinya lebih sering dengan memanfaatkan jasa SMS yang murah meriah. Tidak salah kalau dikatakan "Jauh Dekat Rp. 300" Semuanya menjadi terselesaikan dengan satu buah SMS dari manapun, ke siapapun dan kemanapun di belahan dunia ini maupun "dunia lain" seperti program Talk to God tersebut.

    SMS adalah layanan yang dilaksanakan dengan cara mengirim atau menerima pesan-pesan pendek dengan menggunakan telepon genggam. Sebuah SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, atau dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit, 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, China dan Korea yang memakai aksara Kanji.

    SMS saat ini memang dianggap sebagai salah satu killer application yang merubah cara seorang manusia menghabiskan waktunya dan kehidupan sehari-harinya. Mulai dari kehidupan seorang manusia biasa sampai kehidupan seorang selebritis dan public figure.

    Masih ingat bagaimana di bulan Januari 2001, seorang presiden dari Filipina bernama Joseph Estrada dipaksa turun dari kursi kepresidenannya dengan gerakan people power yang dikoordinasi lewat SMS. Seorang presiden yang dulunya terpilih karena memiliki dukungan publik yang begitu besar akhirnya harus jatuh karena publik berhasil menyatukan diri untuk menurunkan sang presiden.

    Sebelum adanya SMS, publik yang terdiri dari jutaan, ratusan juta dan bahkan milyaran orang merupakan sebuah entitas besar yang sulit dijangkau dengan media apapun dalam sekejap. Akan tetapi kehadiran SMS telah merubah segalanya. Publik yang sedemikian luas terlihat menjadi tiada artinya. Publik yang sedemikian banyak orangnya dan sulit "disatukan" menjadi sebuah elemen kecil yang dengan mudah bisa dijangkau hanya dalam waktu hitungan detik memanfaatkan killer application bernama SMS.

    Seperti cerita Talk to God di atas, kejatuhan Estrada juga menggambarkan bagaimana SMS merubah sebuah tatanan publik menjadi sesuatu yang mudah dijangkau. :Publiknya tetap ada tetapi menjadi publik yang gampang dijangkau dalam hitungan detik. Publik yang dianggap jauh dan menyulitkan dalam hal komunikasi dengan gampang dapat digerakkan, dipengaruhi, diyakini dan sebagainya hanya dengan SMS

    Bahkan gara-gara SMS, pemerintah Malaysia di bulan Juli 2001 mengeluarkan keputusan bahwa dalam menjatuhkan talak tiga (dalam perceraian menurut agama Islam) tidak boleh memakai SMS. Talak tersebut perlu di daftarkan di mahkamah atau kantor kadi sebelum disahkan

    Lihat saja bagaimana Departemen Komunikasi dan Informasi Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan SMS berbunyi "BBM terpaksa dinaikkan, agar subsidi dapat dialihkan dari oraang kaya kepada rakyat miskin.Bantu awasi SUBSIDI TUNAI kepada rakayat miskin." pada tanggal 1 Oktober 2005 hanya untuk "menenangkan" suasana hati masyarakat sehingga perubahan harga BBM tidak menimbulkan gejolak. Publik menjadi gampang dijangkau dan dipengaruhi.

    Bahkan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) memanfaatkan layanan short message service (SMS) untuk menggalang dana guna membiayai kegiatan NU. SMS diharapkan bisa menampung dana dari warga NU yang jumlahnya mencapai 40 juta orang. Layanan ini memberi dua pilihan nilai sumbangan yaitu Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu.

    Atau misalnya bagaimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengirimkan SMS di pertengahan tahun 2005 ini yang berisi "Stop penyalahgunaan dan kejahatan narkoba sekarang. Mari kita selamatkan dan bangun bangsa kita, menjadi bangsa yang sehat, cerdas dan maju?

    Bayangkan saja, di layar ponsel tidak muncul nomor telepon apapun kecuali tulisan Presiden SBY. Siapa yang tidak bangga dikirimi SMS oleh presiden. Apapun partai yang dicoblos dan presiden yang dipilih pada pemilu lalu, semua pasti senang menerima SMS dari presiden. Office boy di kantor saya sampai bertanya terheran-heran seakan tidak percaya. "Saya dapat SMS dari Presiden nih." Begitu kira-kira ungkapan hatinya. Padahal mungkin saja sang presiden tidak pernah mengetik pesan tersebut di ponselnya.

    Di jaman sebelum lahirnya SMS, bayangkan bagaimana susahnya seorang pemimpin negara yang berniat mengkomunikasikan sepatah dua patah pesan kepada rakyatnya. Sangat mahal kalau hanya menyampaikan pesan 160 karakter harus mengadakan press conference terlebih dahulu. Dengan adanya SMS, jauh dekat cukup Rp. 300.

    SMS juga lah yang akhirnya menciptakan generasi baru yang disebut thumb generation (generasi jari). Thumb generation membantu pemilik perusahaan mengambil keputusan dengan cepat dan dapat memecat karyawannya tanpa harus ketakutan melihat raut muka sang karyawan yang sedih. Seorang wanita dapat memutus pacarnya tanpa ketakutan melihat jatuhnya tetes demi tetes "air mata buaya" seorang pria. Kalau dulu seseorang ke "belakang" alias toilet membawa koran sebagai teman, sekarang ini lebih enak bawa telepon seluler sambil mengirim SMS sehingga waktu terbuang lebih produktif!

    SMS memudahkan setiap orang yang bermaksud hati berkomunikasi dengan publik. Sang pengirim senang, sang penerima juga senang. Yang tidak kalah senangnya jelas saja penyelenggara operator seluler.

    Tercatat, pada tahun 2005 ini, kontribusi pendapatan SMS terhadap total pendapatan operator seluler diperkirakan mencapai 28-30%. Tahun 2007 diperkirakan para operator seluler bakal menangguk pendapatan sekitar Rp 5 triliun dari SMS. Lembaga penelitian PortioResearch bahkan memprediksikan SMS akan menghasilkan pendapatan 50 triliun USD pada tahun 2010.

    Mengapa SMS menjadi wahana interaksi publik yang efektif? Salah satu faktor pemicunya adalah meningkatnya penetrasi seluler ke kelas masyarakat menengah ke bawah. Telepon genggam yang dulu dianggap barang mewah telah berubah menjadi barang massal (mass product) yang dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat. Operator seluler juga mendukung dengan dikeluarkannya berbagai kartu GSM (dan juga CDMA) yang murah dan terjangkau serta dijual dimana-mana.

    Secara umum, kita dapat melihat ada tiga alasan utama perkembangan pesat SMS dari sekedar medium komunikasi antar individu (person to person) menjadi wahana interaksi person to public.

    Pertama, perkembangan pesat SMS sangat dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang menganggap SMS merupakan cara berkomunikasi yang murah. Persepsi ini begitu melekat sehingga membuat masyarakat ekonomi kelas bawah yang sebenarnya sangat sensitif terhadap harga berani mempergunakan layanan ini secara leluasa. Kalau golongan ini sudah mulai memanfaatkan jasa SMS, maka secara tidak langsung terciptalah persepsi bahwa mereka sudah mewakili publik sehingga setiap komunikasi lewat SMS merupakan komunikasi yang efektif ke publik seperti yang dilakukan oleh Pemerintah dan Presiden SBY.

    Perkembangan SMS di Indonesia memang membuat industri seluler kita khususnya SMS sebagai yang terbesar kedua di dunia setelah Filipina. Di Filipina penggunaan SMS setiap hari mencapai tujuh SMS per pelanggan, sedangkan di Indonesia, penggunaan SMS 2,5 SMS.Hal ini juga dipicu oleh tarif SMS di Indonesia yang hanya berkisar sepertiga hingga seperlima tarif layanan voice. Sangat berbeda jauh dengan Hongkong dimana satu SMS sebanding dengan satu menit voice. Bayangkan kalau tarif SMS di Indonesia yang rata-rata Rp. 300 diturunkan lagi harganya seperti di India yang berkisar Rp. 90 per SMS. Lebih banyak publik yang bisa dijangkau, bukan?

    Kedua, SMS memiliki interactive speed (kecepatan interaktif) yang tidak dimiliki oleh media-media lainnya. Pemerintah Belanda menyadari betul manfaat yang kedua ini dengan melakukan pengujian sistem peringatan istimewa yang akan mengirimkan SMS untuk memperingati penduduk akan adanya bencana dengan sistem 'Cell broadcast'. Contoh lain di Spanyol dimana warga yang kulitnya sensitif terhadap panas menyengat khususnya di saat musim panas akan dikirimi SMS peringatan temperatur tinggi saat suhu mencapai 41 derajat celcius. Layanan ini ditujukan khusus untuk para manula yang tinggal sendirian dan orang tua yang memiliki anak dibawah umur empat tahun.

    Ketiga, SMS bisa menjadi wahana interaksi publik yang efektif karena dapat memunculkan kesan dan perasaan personalisasi. Seseorang yang menerima SMS dari Presiden RI tentu akan merasa senang sekali. Sebagian besar pengguna khususnya golongan menengah ke bawah tentu tidak akan memusingkan apakah itu dikirim oleh mesin atau asisten sang presiden. Yang penting dapat SMS dari Presiden. Pesan tersebut seakan-akan di-personalized untuk si penerima.

    Efek seperti inilah yang tidak dapat diciptakan oleh media lainnya. SMS yang bersifat person (atau institution) to public ini akhirnya dapat menciptakan efek emotional alias lebih bisa menyentuh perasaan si penerima sehingga bisa tergerak dan terpengaruhi oleh efek SMS.

    Seperti gebrakan Kepolisian Washington, Amerika Serikat (AS) yang meluncurkan program "Amber Alert" yang menyebarluaskan berita kehilangan anak dengan SMS. Layanan yang diberikan gratis oleh sebagian besar operator ponsel ini diperkirakan telah berhasil membantu menemukan sebanyak 200 anak yang hilang.

    Bagaimana rasanya melihat pengumuman anak hilang di koran dibandingkan menerima pengumuman yang sama melalui SMS? Lebih tersentuh, bukan? Para pemegang ponsel akan dikirimi SMS ketika ada seseorang yang kehilangan anaknya. Pengguna telepon genggam yang ingin membantu usaha pencarian anak hilang tersebut dapat menentukan area pencarian - maksimal sebanyak 5 area kode pos. Selanjutnya orang itu akan menerima pesan jika memang benar anak yang dilaporkan hilang berada di salah satu area tersebut. Hati manusia mana yang tidak tersentuh dengan pesan SMS tentang kehilangan anak?

    Manfaat SMS untuk urusan interaksi publik yang lebih "pribadi" adalah penemuan Timo Kopoma dalam bukunya "The City in Your Pocket" yang menjelaskan bagaimana generasi muda jaman sekarang lebih memilih memulai kencan dengan memanfaatkan SMS. SMS dianggap lebih fleksibel dan tidak terlalu "menyakitkan" jika ajakan kencan ditolak

    Mengirim dan menerima SMS merupakan salah satu wujud rasa cinta antara pria dan wanita. Inilah gaya baru pacaran dimana tingkat intensitas cinta ditentukan dari tingkat frekuensi pengiriman SMS dalam sehari. Kalau dulu seorang pria selalu merayu dengan kata-kata "Jauh di mata dekat di hati" maka SMS telah merubah semuanya menjadi "Jauh dekat Rp 300" Dengan Rp 300 kita bisa dekat dengan siapapun. Dekat dengan pacar, selingkuhan, orang tua, saudara, Presiden dan bahkan Tuhan!

    Hari gini ndak pakai SMS? "Tuhan" saja pakai SMS!

    Salam Marketer

    sumarketer


    "Control Your Destiny or Some One Else Will"

      _____ 

    Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFqODRtdXQ4BF9TAzMyOTc1MDIEX3MDOTY2ODgxNjkEcG9zAzEEc2VjA21haWwtZm9vdGVyBHNsawNmYw--/SIG=110oav78o/**http%3a//farechase.yahoo.com/>

    Sudahkah Anda mengunjungi <http://www.kagama-mm.com/> hari ini?
    *** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) ***



      _____ 

    YAHOO! GROUPS LINKS



    ยท      

      _____ 




"Control Your Destiny or Some One Else Will"


Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.

Sudahkah Anda mengunjungi http://www.kagama-mm.com/ hari ini?
*** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) ***




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke