----- Forwarded Message ----
From: zikri ramdhani <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; aswin ciptono <[EMAIL PROTECTED]>; buletin 30 <[EMAIL 
PROTECTED]>; hefri kurnia <[EMAIL PROTECTED]>; isrina sumia <[EMAIL 
PROTECTED]>; mega wati <[EMAIL PROTECTED]>; rahman hakeem <[EMAIL PROTECTED]>; 
Rama Raditya <[EMAIL PROTECTED]>; ti2k ti2k <[EMAIL PROTECTED]>; zulkarnain 
Zoel <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, October 11, 2008 13:05:50
Subject: taubat dan kembali kepada Allah


Siapakah sebenarnya orang yang bertaubat?
Orang yang bertaubat (tâ`ib) ialah orang yang kembali (râji’), yakni orang yang 
kembali kepada Allah dengan segenap kekuatan dan segala kemampuan. Ya Allah, 
orang yang kembali kepada-Mu adalah orang yang râji’ kepada-Mu. Ya Tuhanku, 
setelah sekian lama pergi meninggalkan-Mu, kembali setelah sekian lama 
bergelimang dalam kubangan dosa yang mengganas.
Mungkin pada mulanya ada orang yang berkata, ”Apa sih sebenarnya yang kini kita 
lakukan? Kita sekarang telah hidup dengan cara yang wajar. Kehidupan (yang kita 
alami) juga nyaman-nyaman saja.” Akan tetapi aku berkata, “Kita telah 
terjerumus dalam beragam kemaksiatan, tapi kita tidak pernah merasakan 
(menyadari) bahaya itu semua.” Bahkan, aku dapat mengatakan bahwa ada banyak 
orang di sekeliling kita -bahkan bersama-sama dengan kita- yang terjerumus 
dalam jurang dosa-dosa besar (kabâir). Aku juga mengerti bahwa ketidaktahuan 
semacam ini amat berbahaya, tapi itulah yang sebenarnya. Para pemuda terjerumus 
dalam dosa durhaka kepada orangtua (uqûq al-wâlidain). Bukankah durhaka kepada 
kedua orangtua termasuk dosa besar? Janganlah sekali-kali kalian lupa bahwa 
durhaka kepada kedua orangtua itu adalah dosa besar keempat yang ada dalam 
ajaran Islam. Bukankah air mata ibu yang sedang murka dapat mengundang 
kemurkaan Allah, kemurkaan yang luar biasa
 dahsyatnya? Seorang ayah yang gagal mendidik anak-anaknya, terutama anak 
laki-lakinya yang tidak pernah lulus kuliah atau justru menjadi pecandu 
obat-obat terlarang, atau seorang ibu yang selalu meneteskan air matanya karena 
putri tersayangnya selalu bergaul (berpacaran) dengan pemuda tanpa 
sepengetahuan keluarga, –bukankah ini semua menuntut kita untuk segera 
bertaubat? Bukankah semua ini termasuk dosa besar? Tidakkah kamu tahu bahwa 
kemurkaan ibu dan ayah dapat menjadi dosa terbesar yang akan memenuhi timbangan 
keburukan, bahkan menjadi satu dari beribu-ribu dosa yang kamu lakukan dalam 
satu, dua, atau tiga tahun? Jadi, kita semua ini memiliki dosa besar yang 
menuntut kita untuk segera bertaubat. Mungkin kamu tidak termasuk dari sekian 
banyak orang yang meminum minuman keras, atau tidak menjadi salah satu orang 
yang berzina. Tapi, kamu harus ingat bahwa durhaka kepada kedua orangtua adalah 
dosa besar.
Jadi, Anda Perlu Segera Bertaubat!
Betapa sering kita melihat orang yang rajin melaksanakan shalat di bulan 
Ramadhan, kemudian tidak lagi mengerjakannya di bulan-bulan berikutnya. Betapa 
sering kita menemukan orang yang shalatnya masih bolong-bolong sebelum Ramadhan 
tiba. Berapa banyak dari mereka yang tidak pernah melaksanakan shalat Subuh 
sejak dua puluh tahun silam. Bukankah shalat Subuh itu termasuk kewajiban 
(farâ`idh)? Apakah kamu mengetahui bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa 
besar yang membuat Allah murka? Tidakkah kamu tahu bahwa shalat adalah tiang 
agama (‘imâd ad-dîn) dan barang siapa yang merobohkannya (dengan jalan 
meninggalkannya) berarti telah merobohkan agama? Sebagai ancaman bagi orang 
yang menganggap sepele meninggalkan shalat, di neraka jahanam ada sebuah pintu 
yang bernama saqar. Tentang pintu ini, Allah Swt. berfirman, "’Apakah yang 
memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak 
termasuk orang-orang yang mengerjakan
 shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami 
membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan 
adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.’" 
(QS. Al-Mudatsir [74]: 42-47)
Allah menyebutkan bahwa pintu ini tidak akan pernah luput dari siapa pun. Semua 
orang yang masuk ke dalam pintu ini sel-selnya akan meleleh. Orang ini akan 
hancur luluh kemudian menyatu kembali dan akhirnya hancur lagi, begitu 
seterusnya. “Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan 
dijadikannya seperti serbuk.” (QS. Adz-Dzâriyât [51]: 42) Sungguh, sebuah 
peristiwa yang sangat mengerikan. Para malaikat yang berdiri di depan pintu ini 
selalu bertanya kepada orang yang akan masuk, “Apa yang membuat kalian masuk ke 
sini?” Para malaikat ini seakan-akan begitu iba kepada mereka yang masuk. 
Mereka pun mengatakan bahwa mereka tidak pernah melaksanakan shalat.
Manakala Allah memberikan kemuliaan dengan menuntunmu untuk meninggalkan 
dosa-dosa besar (kabâir), maka lihatlah apa yang berhasil kamu ungkapkan 
tentang dosa-dosa kecil. Beribu-ribu dosa kecil kita lakukan tiap hari. 
Bayangkan, berapa kali kita memandang hal haram di minggu yang lalu? Wahai kaum 
ibu dan kaum remaja putri, berapa banyak kata gunjingan (ghîbah) yang keluar 
dari bibir kalian di telepon, misalnya. Tentu saja, dengan mengatakan hal itu, 
aku tidak bermaksud untuk memojokkan atau tidak ingin mengatakan bahwa diri 
kita ini benar-benar tidak berguna.
Akan tetapi, untuk merasakan manisnya taubat, kita pun harus merasakan pahitnya 
dosa. Untuk menjadi orang yang bertaubat, tentunya harus ada yang kita taubati.
Renungkanlah, kalau setiap malam menghadirkan dua lembar kertas yang memuat 
pengakuan tentang hari yang pernah dilewati, satu lembar memuat amal kebaikan 
dan satu lagi berisi amal buruk. Renungkanlah, berapa kata yang akan kalian 
tulis dalam lembaran kebaikan dan berapa kata lagi yang akan ditulis di lembar 
keburukan? Perhatikanlah, apa hasil yang kalian peroleh hari ini? Kalian 
termasuk orang yang taat kepada Allah ataukah orang yang bermaksiat kepadanya?
Tanpa ragu lagi, kita pasti menemukan beribu-ribu dosa. Jadi, kita sangat 
memerlukan dan harus segera bertaubat. Salah seorang tabiîn, Sufyan ats-Tsauri, 
pernah melontarkan perkataan yang sangat indah. Perhatikanlah betapa besar 
perhatian sosok tabiîn ini terhadap masa depannya. Masa depan itu bukan anak, 
bukan istri, dan juga bukan harta, tapi yang ada di hari depan hanyalah surga 
dan neraka. Tuturnya, “Pada suatu hari aku duduk untuk mengingat kembali 
dosa-dosaku. Aku pun lalu menghitungnya. Ternyata, dosa-dosaku (yang berhasil 
diingat) ada 21.000 dosa.” Perhatikan angka ini! Ia adalah seorang tabiîn yang 
mulia (jalîl). Sufyan ats-Tsauri berkata kepada dirinya sendiri, “Hai Sufyan, 
Apakah dengan 21.000 dosa kamu menemui Tuhanmu, padahal ia akan menanyakan 
kepadamu setiap dosa (yang telah kamu lakukan ini)?” Dia adalah tabiîn yang 
mulia dan termasuk salah seorang yang hidup semasa dengan para sahabat. Maka, 
sekarang renungkanlah diri kalian
 sendiri.
Dosa-dosa kita sangat banyak dan terkadang dalam lembaran dosa kita memasukkan 
daftar dosa yang sangat besar, tanpa pernah kita sadari dan dengan enaknya kita 
kerjakan. Kalian pernah berkata dengan suara yang lebih keras dari suara ibu 
kalian. Kalian juga tentunya pernah menggerutu atau berkata “Cih” kepada ayah 
kalian. Kalian telah mempersiapkan bencana untuk diri kalian sendiri. Kalian 
telah mengundang musibah ke diri kalian sendiri. Kesimpulannya, kita harus 
segera bertaubat dari perbuatan yang sangat banyak jumlahnya. Kita harus segera 
bertaubat dari sikap melupakan nikmat-nikmat Allah Swt. yang telah membanjiri 
dan turun kepada kita dari Tuhan tanpa pernah kita syukuri. Sebab, di lain 
pihak ada sekian banyak orang yang tidak berkesempatan mendapatkan 
nikmat-nikmat itu. Bukankah tidak mensyukuri nikmat itu juga perlu ditaubati?
Kita harus segera bertaubat dari kelalaian –manusia yang angkuh kepada Allah 
sejak dua atau tiga puluh tahun- karena orang yang pernah berbuat dosa pasti 
dapat meninggalkannya, dan orang yang pernah melakukan dosa besar (kabâ`ir) 
pasti dapat terbebas dari belenggunya. Namun, orang yang melalaikan (ghafil) 
ajaran Allah serta hanyut dalam dunia gelap hingga lupa (lâhi) akan Allah dan 
melupakan firman-Nya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan 
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzâriyât [51]: 56) Harus segera 
menyadari bahwa kelalaian (ghaflah) itu jauh lebih parah daripada maksiat, dan 
benar-benar harus segera ditaubati. Masing-masing kita pernah terjerumus dalam 
dosa yang merintangi langkah kaki kita kepada Allah Swt. Aku tidak pernah 
merasa bahwa diriku suci. Kita semua mempunyai dosa.
Pembaca yang budiman, marilah kita simak apa yang difirmankan Allah tentang 
kita dan bagaimana Ia menyeru kita.
Allah Swt. berfirman, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas 
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. 
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah 
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat 
ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar [39]: 53-54). Setelah mencoba mengorek sisi 
buruk yang pernah dilalui, dan kembali mengingat dosa dan kesalahan, Allah Swt. 
akan memberikan jalan keluar kepada kita.
Kalian boleh percaya ataupun tidak, dosa-dosa yang kita lakukan dalam kurun 
waktu dua puluh tahun atau bahkan lebih dapat diampuni dalam waktu sekejap.
“Kembalilah kalian semua kepada Tuhan kalian.” Berserah-dirilah kalian kepada 
Allah! Pasrahkan jiwa raga kalian kepada-Nya! Pahami dan kenali diri kalian 
sendiri, kemudian ulangi pertanyaan ini, “Apa sebenarnya yang diharapkan Allah 
Swt. dari kita?”
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa 
nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS. 
An-Nisâ` [4]: 27) Perhatikan juga firman Allah selanjutnya, “Allah hendak 
memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. 
An-Nisâ` [4]: 28) Sebab, jika kalian tidak segera bertaubat maka pada hari 
Kiamat nanti, belenggu dosa yang membebani kalian sangat berat. Sekali lagi, 
Allah ingin meringankan kita, orang-orang yang lemah. Marilah kita renungkan 
firman Allah Swt., “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain 
beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) 
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa melakukan 
yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan 
dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab 
itu, dalam keadaan terhina, kecuali
 orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh. Maka itu 
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqân [25]: 68-70). Kalian dapat 
melihat gaya penuturan (lahjah) al-Qur’an tampak begitu bengis, mengerikan, dan 
kejam tatkala membicarakan tentang zina, –na’ûdzubillâhi min dzâlik- kemudian 
secara frontal mulai berubah lembut tatkala menuturkan tentang taubat. Dalam 
ayat tersebut kita melihat bahwa Allah tidak hanya mengampuni dosa-dosa kita 
dan menghapus segala kesalahan –dan inilah yang belum dapat kita pahami dan 
sempat terlupakan- namun Allah juga merubah dan mengganti (tabdîl) keburukan 
(sayyi`ât) dengan kebaikan (hasanât). Artinya, kalau aku bertaubat dengan mulai 
menjalankan kembali amal saleh (a’mâl shâlihât), maka keburukan-keburukan (yang 
dulu pernah aku lakukan) berubah menjadi kebaikan.
Dengan kata lain, kalau ada salah seorang dari kita yang sama sekali tidak 
pernah melaksanakan shalat selama lima tahun, lalu pada saat ini, detik ini, ia 
bertaubat dengan hanya melaksanakan shalat dengan teratur dan melaksanakan 
beberapa amal sunnah saja, maka (dosa karena meninggalkan shalat selama) lima 
tahun itu diampuni. Bahkan, keburukan-keburukan yang pernah ia lakukan selama 
lima tahun silam berubah menjadi kebaikan! (Perlu ditegaskan bahwa Allah 
memiliki hak untuk mengganti apa yang telah lewat, karena dosa meninggalkan 
shalat telah dihancurkan)
Apa arti semua kemuliaan ini? Ya Allah, Maha Suci Engkau.
Selain itu, Nabi juga pernah membicarakan tentang taubat.
Beliau juga menceritakan sebuah kisah lucu, yang menceritakan tentang orang 
yang akan datang pada hari Kiamat. Allah Swt. lalu memerintahkan para malaikat 
untuk menunjukkan kembali dosa-dosa besarnya. “Wahai hamba-Ku, bacalah buku 
catatan amalmu!” kata Allah Swt. kemudian. Orang itu lalu membaca buku catatan 
amalnya dan ternyata penuh dengan dosa yang tidak terhitung. Ia mengira bahwa 
dirinya akan celaka dan wajahnya berubah menjadi hitam legam.
“Hamba-Ku, bacalah buku amalmu sekali lagi! Bukankah kamu telah bertaubat?”
Orang itu pun kemudian teringat, “Benar, Tuhanku. Aku telah bertaubat. Tuhanku, 
aku telah bertaubat.” Orang ini kembali membaca buku amalnya dan ternyata 
keburukan-keburukannya telah berubah menjadi kebaikan. Hamba ini lantas 
berbicara lagi kepada Tuhan, “Tuhan, aku masih punya dosa-dosa lain, tapi para 
malaikat lupa menuliskannya. Namun, aku masih dapat mengingatnya dengan baik!”
Ketika menceritakan kisah ini, sampai-sampai Nabi Saw. tertawa hingga gigi 
gerahamnya kelihatan.
Bukankah kalian telah melihat taubat dengan segala macam keindahannya? Betapa 
taubat itu sangat mengagumkan!
Cobalah kalian renungkan sabda Nabi Saw., “Wahai manusia, bertaubatlah kepada 
Allah dan minta ampunlah kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah 
dan beristighfar meminta ampun kepadanya 100 kali dalam setiap hari.” (HR. 
Ahmad dalam Kitab Musnadnya dan makna hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim 
dalam Kitab Shahihnya)
Dalam satu hari Rasulullah Saw. bertaubat sebanyak seratus kali, sementara itu 
kalian selama sepuluh tahun, satu kali pun tidak pernah bertaubat. Mengapa bisa 
seperti ini? Padahal, Rasulullah Saw. itu terjaga, tidak pernah melakukan 
kesalahan (ma’shûm), sedangkan kalian hanyalah seorang hamba yang selalu 
melakukan kesalahan (khaththâ’).
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata bahwa dalam satu majlis kami menirukan 
Rasulullah Saw. seratus kali membaca, “Ya Tuhan, ampunilah aku; karena 
sesungguhnya Engkaulah Yang Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (HR. 
At-Tirmidzi dan Abu Daud)
Suatu ketika Nabi Saw. sedang berbincang-bincang bersama para sabahat. Beliau 
lalu diam sejenak. Para sahabat mendengar beliau membaca, “Astaghfirulâh wa 
atûbu ilaih, astaghfirulâh wa atûbu ilaih (Aku memohon ampun dan bertaubat 
kepada Allah).” Beliau kemudian sedikit berkata lagi dan diam untuk memohon 
ampun dan bertaubat kepada Allah untuk kali berikutnya.
Dengarkanlah sabda Nabi yang diriwayatkan dari Abu Musa, “Sesungguhnya Allah 
Swt. membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang 
berbuat salah di siang hari. Dia bentangkan juga tangan-Nya di siang hari untuk 
menerima taubat orang yang berbuat salah di malam hari hingga matahari terbit 
dari tempat tenggelamnya.” (HR. Muslim)
Siapakah yang selalu mengulurkan tangannya? Tentunya, orang yang membutuhkan. 
Lalu, siapakah orang yang membutuhkan? Yang membutuhkan adalah hamba. Namun 
karena kemuliaan-Nya, Allah Swt. berkenan mengulurkan tangan-Nya kepada hamba. 
Cobalah kalian simak sabda Nabi Saw., “Allah Swt. turun ke langit dunia pada 
sepertiga terakhir setiap malam lalu berseru dan memanggil, ‘Adakah orang yang 
bertaubat lalu Aku terima taubatnya? Adakah orang yang meminta ampun, lalu Aku 
ampuni dia?’” Dialah, Allah yang Maha Mulia, Maha Agung, yang setiap tiga jam 
setengah sebelum fajar mengetuk rumah kita.
Renungkanlah. Rasulullah Saw. telah memberitahu kita bahwa Allah Swt. sangat 
bahagia dengan taubat hamba-Nya. Renungkanlah, kalian adalah orang yang selalu 
bermaksiat kepada Allah sejak bertahun-tahun yang lalu dan selalu melakukan 
dosa besar. Namun, pada suatu hari kalian berkata, “Tuhan, kini aku telah 
bertaubat kepada-Mu. Hamba tidak akan mengulangi perbuatan dosa.”
Allah sangat bahagia dengan tekad kalian dalam bertaubat.
(Disarikan dari buku Kalam minal Qalbi [dari hati ke hati], karya Amru Khalid)

________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!


      New Email names for you! 
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke