Saya kirim kan salah satu tulisan dari sdr Hussein, dimana pengetahuan 
ataupun informasi mengenai "pensucian Kabah bukan ajaran Islam" sudah 
merupakan pengetahuan umum di Timur Tengah, termasuk di Mesir. 
 Pengadilan Mesir bahkan memenangkan penulisnya yang dipaksa cerai dari 
suaminya karena dianggap melecehkan agama Islam.  Memang sulit bagi anda 
untuk menerima kenyataan kepercayaan anda itu ternyata berputar balik 
sebagai kenyataan yang tak bisa dipercaya!

Saadawi adalah seorang penulis wanita 70 thn yang ahli dibidang budaya, 
agama, maupun sejarah Arab & Islam.  Dia dan suaminya merupakan ahli2 
yang diakui dinegaranya, tapi karena tulisan Saadawi banyak berisi 
informasi yang sebenarnya seperti yang banyak ditulis oleh pak Ogah, 
maka dia dituntut oleh MUI nya mesir untuk bercerai karena dianggap 
melecehkan agama Islam dan ulama2nya.  Tapi seperti kenyataan dibawah 
ini ternyata pengadilan Mesir justru memenangkan Saadawi, karena dalam 
hukum Hak2 azasi International, seseorang tak boleh dipaksa bercerai 
atas keinginan orang lain, hanya Islamlah sekarang ini agama satu2nya 
didunia yang masih memberlakukan pelanggaran hak2 azasi seseorang atas 
dasar agama maupun pikirannya.

Kepada siapapun yang selalu menanyakan sumber informasi tulisan2 Ogah 
mengenai "Agama Islam yg sekarang sebagai bukan ajaran Nabi Muhammad" 
agar bisa mencari informasi ini dalam sejarah2 Arab, Yahudi, Kristen dan 
lainnya.  Semua yang ditulis pak Ogah tak diragukan kebenarannya karena 
sudah menjadi publik domain dalam pendidikan Sejarah, Agama, maupun 
Filsafat di semua Universitas didunia.

Kebohongan Al Quran yang paling menyolok dan yang banyak dipercayai umat 
Islam adalah tentang "MENGEJAR ILMU PENGETAHUAN SAMPAI KENEGERI CINA". 
 Mana mungkin dalam AlQuran Muhammad yang hidupnya antara 570 - 632 itu 
tahu ada kerajaan Cina waktu itu?  Kenyataannya bahwa kerajaan Cina 
belum ada dizaman hidupnya nabi Muhammad, wilayah Cina justru terdiri 
banyak kerajaan2 kecil seperti Cou, Tang, Khitan, Uighur dsb.  tak 
satupun kerajaan yang bisa direpresentasikan sebagai kerajaan Cina. 
 Jadi mana mungkin Muhammad bisa menganjurkan umatnya untuk belajar ke 
negeri Cina yang belum pernah ada waktu itu??????

Andaikan anda mau berpikir hal yang tak masuk akal ini menjadi 
kepercayaan anda, tentunya akan konflik dengan ajaran Islam sendiri. 
 Apa yang mau dipelajari dari negeri Cina diwaktu itu????  Belajar agama 
Budha pun bukan tempat yang Istimewa karena juga ada di India.  Kalau 
dizaman dulu anda pergi ke negara lain tak mungkin belajar bikin mobil 
melainkan hanya sekolah2 agama yang ada.  Sedangkan di Cina agama yang 
populer waktu itu adalah agama Konfusius, Tao, dan lainnya yang banyak 
macamnya yang jelas2 dilarang oleh ajaran agama Islam.  Jadi ilmu apa 
yang ingin dikejar kenegeri Cina itu??  bikin sutera pun bukanlah 
kerajaan Cina yang menjadi motivatornya ataupun produsennya, semua itu 
adalah inovasi masyarakatnya saja yang kebetulan berlokasi di Cina dan 
semua itu merupakan rahasia keluarga dalam cara2 pembuatannya bukan 
rahasia kerajaan.  Atau ilmu "Kungfu" yang mau dikejar umat Islam sesuai 
anjuran Al Quran? itupun tidak mungkin, karena Kungfu sekalipun di Cina 
itu bukan milik kerajaan tapi merupakan rahasia keluarga2 kecil bahkan 
organisasi yang mengajarkan Kungfu secara masal pun diharuskan menjadi 
murid agama kepercayaan mereka seperti "Kungfu Siao Lim Shi" yang 
merupakan bagian dari ibadah agama Budha, yang tentunya tidak mungkin 
ini yang dimaksud dalam Al Quran, karena Islam sendiri menentang ajaran 
Budha yang menyembah patung2 Budha, bahkan umat Islam diwajibkan untuk 
menghancurkan semua bentuk patung2an termasuk patung2 Budha, dan itulah 
yang dikerjakan umat Islam di Afghanistant sebagai ibadah agamanya.

Kesimpulannya, tak ada satupun dari ajaran Islam sesungguhnya yang bisa 
membuktikan bahwa ajaran tersebut memang ajaran Muhammad, termasuk 
Poligami, rajam dll-nya yang memang sudah ada sejak jauh sebelum 
Muhammad sendiri dilahirkan.  Bahkan Musa, dan Ibrahim yang disebut di 
Al Quran sebagai muslim ternyata juga bukan beragama Islam tapi 
dijelaskan sebagai agama yang berserah diri kepada Tuhan yang dalam hal 
ini dimaksudkan Tuhannya bangsa Yahudi bukan Allahnya Islam. Tentu saja 
kalau beberapaf umat Islam mau membantahnya bukanlah kealamatnya pak 
Ogah tapi kepada agama Yahudi, Kristen dll yang dari Timur Tengah itu. 
 Sudah selayaknya karena Musa dan Ibrahim itu bukan orang Arab tentu tak 
pada tempatnya untuk kita gunakan referensi Arab sebagai yang paling 
benar mengenai agama kepercayaan Musa & Ibrahim ini.  Yang pasti baik 
Musa maupun Ibrahim tak mungkin beragama Islam yang diturunkan melalui 
Muhammad jauh sebelum Muhammad sendiri dilahirkan, karena yang disebut 
agama Islam adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad melalui 
wahyu2nya oleh malaikan Jibril.

Dari kenyataan2 ini, jelas Agama / Ajaran islam memang melalui proses 
panjang dalam menuliskan/ menciptakan kitab suci AlQurannya.  Terbukti 
kerajaan Cina baru muncul maupun dikenal dunia dizaman Jenghiz Khan 
sekitar 1200 an.  Jelasnya, AlQuran itu dikenal umatnya pada tahun2 
diatas 1200 an dan berarti bukan ajaran Nabi Muhammad.

Semoga anda bisa belajar dari kejadian ini!
Ogah




From:  Mohamad Zaki Hussein < [EMAIL PROTECTED] 
<http://groups.yahoo.com/group/diapol/post?protectID=232166211009146194184158031148231090071026057192209099009>
 
 >
Date:  Fri Aug 10, 2001  10:35 am
Subject:  Kemenangan Saadawi, Kemenangan Kebebasan Berekspresi

            KEMENANGAN SAADAWI, KEMENANGAN KEBEBASAN BEREKSPRESI

Kamis, 2 Agustus, 2001. Jakarta. "Kemenangan ini untuk kebebasan berpikir
dan kebebasan berekspresi." Inilah kalimat pertama yang dilontarkan Nawal
Saadawi, ketika Pengadilan Mesir, membatalkan tuntutan cerai paksa yang
diajukan ulama Mesir lewat pengacara mereka, Nabih el-Wahsh, Senin (30/7)
silam. Dengan adanya keputusan itu, Saadawi yang telah merajut tali
perkawinan dengan suaminya, Sherif Hetata, selama 37 tahun, dapat
mempertahankan perkawinannya, dan tuduhan apostasi (pelecehan terhadap
Islam) kepadanya dicabut.

Saadawi tampak sangat gembira dengan keputusan itu. Tak heran jika ia
langsung memeluk suaminya dan meluapkan kegembiraannya. "Aku dan suamiku
merasa bahwa kami dapat mengatasi cobaan berat ini, lewat resistensi,
ketabahan, dan penolakan terhadap mentalitas abad kegelapan," ujarnya
seperti dilaporkan sebuah harian Mesir.

Keputusan Pengadilan Mesir itu, sekaligus juga merupakan kemenangan kedua
dalam kasus apostasi yang digelar di Mesir dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, pengadilan tersebut juga memvonis bebas Dr Nasr Hamed Abu Zeid
karena kasus serupa. Abu Zeid, saat itu juga terancam dicerai paksa dari
isterinya, karena tuduhan telah melecehkan Islam lewat tulisan-tulisannya.

Persidangan Saadawi dimulai sejak Maret silam. Ia dituduh murtad karena
telah menghujat Islam dengan mengatakan bahwa "haji merupakan warisan
jahiliah." Pernyataan yang menurut Saadawi telah dipelintir itu dimuat
mingguan al-Midan. Dalam proses persidangan, pihak al-Midan mengakui bahwa
mereka memang tidak memuat lengkap dan menghilangkan beberapa konteks
pembicaraan dengan Saadawi.

Para ulama, khususnya ulama al-Azhar, yang membaca hasil wawancara itu
dengan spontan mengutuk novelis kondang itu. Apalagi, selama ini, mereka
memang tidak menyukai perempuan berusia 70 tahun itu, karena
tulisan-tulisannya yang dinilai mendiskreditkan agama dan ulama.

Jadi, wawancara di al-Midan itu, sesungguhnya hanyalah pemantik saja dari
api kemarahan yang selama ini dipendam tokoh-tokoh agama di Mesir. Dan
begitu ada celah untuk menghukumnya, kesempatan itu tak disia-siakan mereka,
kendati dasar tuduhan itu kemudian terbukti sangat lemah.

Saadawi, selain seorang novelis produktif, adalah pendiri dan sekaligus
presiden Himpunan Solidaritas Perempuan Arab (AWSA). Ia menulis banyak
sekali novel yang berkaitan dengan nasib perempuan Mesir. Salah satunya yang
membuat namanya membumbung tinggi adalah Woman at Point Zero (Perempuan di
Titik Nol) yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Ia pernah dipenjara atas tuduhan kejahatan terhadap negara ketika tulisannya
di al-Shaab, surat kabar Partai Buruh, memancing kemarahan Presiden Anwar
Sadat pada tahun 1981. Tapi, justru bermula dari dalam penjara itu ia
menjadi penulis andal. (LA).







[Non-text portions of this message have been removed]



--------------------------------------------------------------
[oe] es gibt keinen gott außer gott . . .
http://groups.yahoo.com/group/soasiu 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ 


Kirim email ke