Untuk review kualitas pendidikan Indonesia....Untuang-untuang tabuka lo
pangana kito ko......

Prof. Nelson Tansu PhD: Sebagai Bangsa Besar Indonesia Harus
 Mengutamakan Pendidikan
Edy Zaqeus

Prestasi anak muda kelahiran Medan, 20 Oktober 1977 ini memang
 mengagumkan. Pada usia 25 tahun ia telah berhasil meraih gelar PhD
di
 University of Wisconsin, Madison, dan kemudian menjadi profesor di
 universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania.
 Bidang yang ditekuninya pun terbilang "berat" bagi telinga awam;
 semiconductor optoelectronics and semiconductor nanostructure
devices.
 Sebuah bidang riset yang sangat diminati oleh negara-negara maju dan
 sangat bermanfaat bagi pengembangan teknologi komunikasi optik,
sensor
 biokimia, sistem deteksi senjata, dll.

Kiprah Tansu di bidang ini bukan main seriusnya. Untuk bidang yang
 digeluti itu, ilmuwan muda ini sudah menerima 11 penghargaan,
memiliki
 tiga hak paten atas penemuan risetnya, dan tak kurang dari
 84 hasil riset maupun karya tulisnya dipublikasikan di berbagai
 konferensi dan jurnal ilmiah. Puluhan surat pujian dan penghargaan
dia
 terima dari berbagai universitas ternama dari segala penjuru dunia.
Ini
 bukti eksistensinya sebagai ilmuwan sejati, yang sangat berdidikasi
 pada riset dan pengajaran di bidang yang ditekuninya.

Nelson mengaku memilih universitas luar negeri sebagai wadah kiprah
 ilmiahnya karena semata-mata iklim keilmuan di sana sangat kondusif.
 Peran dan keberadaan para ilmuwan sangat dihargai dan dihormati di
 sana. Selain itu, fasilitas riset yang sangat dia butuhkan juga
 menunjang komitmennya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
 teknologi yang bermanfaat bagi negara dan dunia.

Di tengah-tengah kesibukannya mengajar dan melakukan
 penelitian-penelitian, Tansu masih bersedia menyempatkan diri
 diwawancarai oleh Edy Zaqeus dari Pembelajar.com. Dalam
 jawaban-jawabannya melalui email, Tansu menegaskan bahwa salah satu
 agenda terpenting yang harus diperhatikan bangsa Indonesia sekarang
 adalah membenahi dunia pendidikan. Jika ingin menjadi bangsa yang
besar
 dan menjadi terang bagi dunia, maka pendidikan terbaik bagi generasi
 muda adalah kunci jawaban satu-satunya. Berikut petikan wawancara
yang
 dilakukan pada 29 Desember 2004 lalu:

Bagaimana rasanya menjadi profesor di saat usia muda dan di
universitas
 ternama lagi?

Saya merasa berterima kasih atas kesempatan untuk dapat menjadi
 profesor di Lehigh University di USA. Tentu saja saya sendiri tidak
 akan dapat mencapai segala ini tanpa dukungan dari keluarga di
 Indonesia, dan di Amerika juga. Dan juga bimbingan dari guru-guru,
para
 profesor dari pendidikan dasar dan menengah di Indonesia sampai
 universitas di Amerika. Saya rasa saya masih harus banyak bekerja
dan
 belajar segiat mungkin untuk bisa terus. Pertama, menghasilkan
 kontribusi ilmiah penting dalam bidang fisika dan engineering.
 Kedua, berinovasi untuk menghasilkan science and engineering yang
 memiliki applikasi dalam bidang teknologi. Ketiga, mampu untuk
 memberikan pengajaran (lecture) yang paling efektif kepada
 mahasiswa-mahasiswa saya. Dan keempat, mampu mendidik dan
menghasilkan
 ilmuwan dan profesor-profesor masa depan juga.

Jadi seperti yang saya katakan, masih banyak hal-hal yang saya harus
 lakukan dan semua ini cuma bisa dicapai dengan kerja keras. Kalau
soal
 filosofi sebagai professor di universitas: saya sangat mementingkan
 excellence in both research and teaching. Saya sendiri berusaha
untuk
 memberikan yang terbaik untuk para mahasiswa dan juga universitas,
dan
 hopefully juga negara.

Dalam bahasa awam, sebenarnya apa manfaat dari ilmu dan riset yang
Anda
 geluti saat ini?

Bidang research yang saya dalami adalah semiconductor optoelectronics
 and semiconductor nanostructure devices, di mana saya melakukan
riset
 baik dalam bidang experimental dan theoretically juga. Teknologi
yang
 saya kembangkan di sini mencakup semiconductor lasers, quantum well
dan
 quantum dot lasers, quantum intersubband lasers, InGaAsN quantum
well
 dan quantum dots, type-II quantum well lasers, dan GaN/AlGaN/InGaN
 semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Dengan
menggunakan
 metalorganic chemical vapor deposition untuk mengontrol atom-atom di
 semiconductor, kita dapat melakukan bandgap engineering dari
 semiconductor tersebut.
 Penggunaan teknologi yang kita lakukan mencakup aplikasi di bidang
 optical communication, biochemical sensors, system deteksi untuk
 senjata, dan lainnya.

Ada pandangan bahwa mutu sekolah di tanah air berantakan. Anda
sendiri
 produk dari pendidikan dasar di tanah air, tetapi toh bisa
berprestasi
 seperti sekarang. Pendapat anda?

Saya sendiri orangnya sangat optimis. Jadi saya rasa sebenarnya bukan
 sistem yang menjadi masalah bagi bangsa kita untuk maju dalam bidang
 pendidikan. Sebenarnya banyak ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang sukses
di
 tingkat dunia, di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, yang
sangat
 dapat dibanggakan, yang dulunya juga memperoleh pendidikan dasar
(dari
 SD sampai SMA) di Indonesia yang kita cintai ini. Kesuksesan mereka
 tersebar dalam bidang-bidang pendidikan, teknologi, riset, penemuan,
 engineering, science, dan lainnya.
 Beberapa contoh adalah sebagai berikut: Prof. Yohanes Surya, Prof.
 Ken Soetanto (professor di Waseda University, Jepang), Prof. B. J.
 Habibie, dan lain sebagainya. Mereka semua dulunya juga memperoleh
 pendidikan dasar di Indonesia.

Sebenarnya, menurut pendapat saya, saya kira sistem pendidikan dasar
di
 Indonesia (dari SD sampai SMA) sewaktu saya masih sekolah di
Indonesia
 sudah cukup bagus. Tetapi mungkin dalam pelaksanaan di
 sekolah-sekolahnya yang kurang. Siswa-siswa yang memperoleh
pendidikan
 mereka di sekolah-sekolah top di Indonesia akan dengan mudah
 mendapatkan pendidikan dasar terbaik yang sebanding atau dan tidak
 kalah dari pendidikan di sekolah-sekolah top di Singapura, Jepang,
USA,
 dan negara maju lainnya. Jadi ibaratnya, sistem pendidikan dasar
 sebenarnya tidak kalah dari negara maju lainnya.
 Tetapi pelaksanaan di lapangannya mungkin masih sangat sulit untuk
 bisa optimal. Hal ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menyediakan
 guru-guru berbobot untuk mengajar di daerah-daerah. Dan juga soal
dana
 yang terbatas. Salah satu hal yang penting untuk di-emphasize dalam
 kultur bangsa Indonesia adalah kita sebagai bangsa besar dengan
 populasi no.4 di dunia, harusnya berani menjadi bangsa yang
 mengutamakan pendidikan untuk generasi mendatang.

Masyarakat kita sering merasa rendah diri dengan kualitas pendidikan
di
 negeri sendiri. Bagaimana pandangan anda?

Saya rasa bangsa Indonesia tidak perlu merasa 'rendah diri' mengenai
 pendidikan dasar dalam negeri. Seperti saya katakan tadi, pendidikan
 yang diberikan oleh sekolah-sekolah (SMA) top Indonesia sama sekali
 tidak kalah dengan sekolah top di negara maju. Menurut pandangan
saya,
 saya sendiri sangat berterima kasih atas pendidikan dasar yang saya
 peroleh dari SD-SMA Sutomo 1 Medan, yang mana bukan hanya memberikan
 fondasi kuat dalam hal pengetahuan, tetapi juga soal etika hidup.
 Bangsa kita harus menyadari bahwa yang paling penting adalah
bagaimana
 mengimplementasikan pendidikan dengan benar. Bukan hanya memiliki
 sistem yang bagus tetapi tidak dilaksanakan.

Mungkin untuk level universitas, harus diakui universitas-universitas
 di Indonesia masih perlu bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan
 mereka dibandingkan dengan universitas-universitas top di Asia,
Eropa,
 dan Amerika Serikat.

Menurut Anda, mana yang lebih berperan dalam suksesnya pendidikan,
 keuletan dan kreatifitas anak didiknya atau kurikulum dan kemampuan
 guru-gurunya? Saya rasa kultur dan motivasi dari pendidik atau guru
dan
 anak-anak didik kita (siswa dan mahasiswa) yang jauh lebih penting
 daripada sistem pendidikan. Tentu saja kemampuan guru di Indonesia
 masih jauh di bawah harapan, kalau dibandingkan dengan negara maju.
 Sebenarnya kurikulum Indonesia tidaklah kalah dari kurikulum di
negara
 maju, tetapi seperti saya katakan tadi, mungkin pelaksanaannya yang
 masih jauh dari optimal.

Mengenai kultur dan motivasi dari murid-murid Indonesia, saya rasa
 masih dapat dikembangkan lebih jauh. Bangsa Indonesia haruslah
meyakini
 bahwa bagi kita, untuk menjadi bangsa besar di dunia ini, maka
 pendidikan adalah cara untuk mencapainya. Yang harus anak-anak muda
 kita idolakan janganlah melulu bintang film, penyanyi-penyanyi, atau
 olahragawan saja. Tetapi idolakan juga orang-orang yang sukses di
 bidang pendidikan dan science-teknologi.

Anda bisa ceritakan, bagaimana proses pembentukan kultur belajar di
 negara-negara yang maju pendidikannya?

Di kalangan masyarakat negara maju, pendidik, guru atau profesor,
 sangatlah dihormati. Mungkin hal ini disebabkan karena rasa sadar
diri
 yang tinggi dari masyarakat negara maju mengenai betapa pentingnya
 pendidik dalam membentuk generasi mendatang. Jangan lupa juga,
hampir
 semua penemuan penting yang menempatkan negara maju (seperti Amerika
 Serikat) berasal dari riset yang dilakukan oleh mahasiswa dan
 profesor-profesor di universitas.

Jadi di negara maju, pemerintah dan masyarakat sangat mendukung
 keberadaan universitas-universitas. Oleh karena itu,
 universitas-universitas top di Amerika Serikat selalu mendapatkan
 banyak sumbangan finansial dari alumni-alumni yang totalnya bisa
 mencapai lebih dari beberapa milyar dollar AS. Contohnya: Sumbangan
 alumni di Lehigh University jumlahnya lebih dari 1 milyar dollar AS!
 Dan semua investasi sumbangan dari alumni untuk universitas di
Amerika
 Serikat ini akan disalurkan kembali untuk mengembangkan dan
memajukan
 kualitas universitas bersangkutan. Misalnya dengan cara merekrut dan
 meng-hire profesor-profesor berkualitas tinggi, membangun
 fasilitas-fasilitas muktakhir untuk riset dan teaching, memberikan
 scholarships untuk mahasiswa-mahasiswa terbaik, dan tentunya untuk
 berkompetisi dengan universitas lainnya.

Kalau pembentukan kultur belajar di Indonesia?

Mungkin bukan kultur belajar siswa-siswa Indonesia yang menyebabkan
 problematika pendidikan di Indonesia, tetapi kultur dari masyarakat
 Indonesia secara keseluruhan. Masyarakat Indonesia harus menyadari
 bahwa investasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam bidang
 pendidikan akan menunjukkan hasil di kemudian hari, yaitu generasi
 mendatang yang bakal membangun negara Indonesia menjadi yang lebih
 baik.

Saat ini, dunia pendidikan di Indonesia dipandang dalam lingkup
 lingkaran setan. Yang selalu dipermasalahkan adalah gonta-gantinya
 kebijakan pemerintah, kurikulum bongkar pasang, kualitas pendidik
 dianggap rendah, gaji dan kesejahteraan guru sangat jelek, minimnya
 fasilitas riset, dll. Pandangan Anda?

Saya setuju sekali dengan pernyataan Anda mengenai beberapa hal yang
 menyulitkan Indonesia dalam mengembangkan dunia pendidikan. Sangat
 disayangkan bahwa dunia pendidikan Indonesia terlalu tergantung pada
 kondisi politiknya. Saya ingat sewaktu saya masih mengenyam
pendidikan
 dasar di SMA Sutomo 1 Medan atau sewaktu SD sampai SMA, saya rasa
 pendidikan dasar yang saya peroleh tersebut sangatlah berkualitas
dan
 tidaklah kalah dengan pendidikan dasar di negara maju lainnya.
Tetapi
 sekarang sistem pendidikan di Indonesia telah berubah terus, sampai
 beberapa versi sejak saya tamat SMA tahun 1995 lalu. Saya rasa
 kurikulum-kurikulum tersebut, baik sewaktu zaman saya, atau sekarang
 semuanya baik. Tetapi pelaksanaanya yang perlu dilakukan dengan
 seoptimal mungkin.

Jadi sebenarnya kita jangan terus menerus ganti kurikulum hanya
karena
 adanya pemerintah baru. Sistem evalusi seperti Ebtanas yang diganti
 dengan UAN menjadikan tambahan confusion (kerancuan) dalam
perbandingan
 antar siswa dari generasi yang berbeda. Jadi sistem dan kurikulum
 jangan diubah-ubah terlalu drastis, tetapi tentu saja boleh
diperbaiki
 secara perlahan-lahan, dan yang penting pelaksanaannya yang harus
 dimaksimalkan.

Tentu saja kualitas pendidik yang rendah, terutama di daerah
terpencil,
 jauh dari kota besar menyebabkan sulitnya mencapai pemerataan dan
 peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh di Tanah Air. Saya
 kira pendidikan yang diperoleh di kota-kota besar sudah cukup baik,
 tetapi hal ini sulit dicapai oleh daerah-daerah terpencil.

Kualitas fasilitas riset yang masih jauh dari optimal dan kesulitan
 mendapatkan profesor terbaik untuk datang mengajar di
 universitas-universitas Indonesia juga menghambat perkembangan
 Indonesia untuk memiliki universitas terkenal di tingkat Asia dan
 dunia. Kita misalnya harus melihat komposisi profesor-profesor yang
 dimiliki National University of Singapore, yang merupakan salah satu
 universitas berkualitas tinggi di tingkat Asia, di mana
 profesor-profesornya berasal dari manca negara. Jadi kita harus
 merefleksikan diri, bagaimana kita bisa meng-attract 'foreign
talent'
 untuk berkontribus bagi pengembangan generasi muda kita.
 Sekarang ini, sangatlah susah untuk menarik profesor-profesor
terbaik
 di Amerika Serikat untuk menjadi profesor di Indonesia.

Hal prinsip apa saja yang mesti dilakukan untuk membenahi pendidikan
di
 Indonesia?

Bangsa Indonesia harus mampu memiliki universitas-universitas
 berkualitas terbaik (top 10 or top 5) di tingkat Asia. Hal ini
 merupakan tujuan yang tidak dapat dihindari jika Indonesia ingin
 menjadi salah satu macan pendidikan di tingkat Asia. Dengan adanya
 universitas-universitas top 5 dan top 10 di tingkat Asia, maka
sumber
 daya manusia (SDM) terbaik Indonesia dapat berkarya di dalam negeri
dan
 juga SDM terbaik dari luar negeri dapat ditarik untuk berkontribusi
 dalam meningkatkan kualitas generasi muda mendatang.

Saya kira Indonesia harus berkonsentrasi untuk mengembangkan tiga
 universitas top-nya, misalnya UI, ITB, dan UGM, dengan
berkonsentrasi
 bagaimana supaya tiga universitas tersebut dapat menjadi universitas
 terbaik di tingkat Asia. Salah satunya adalah menunjuk administrator
 universitas (rektor, dekan, dan ketua
 departemen) yang bermotivasi dan mampu membawa universitas tersebut
ke
 tingkat Asia. Mungkin yang terbaik adalah mendapatkan administrator
ini
 dari kalangan profesor-profesor dari universitas luar negeri yang
telah
 memiliki banyak pengalaman dalam hal operasi universitas-universitas
 berkualitas tinggi. Dengan adanya rektor dan dekan yang berkualitas
 tinggi, maka secara otomatis kultur positif bakal ditularkan kepada
 seluruh komponen di universitas.

Hanya sebagian kecil dari masyarakat kita yang masih yakin bahwa
 Indonesia memiliki potensi human capital yang luar biasa. Menurut
Anda?
 Oh tentu saja, Indonesia mempunyai potensi SDM yang besar.
 Ingat, negara kita ini adalah negara no.4 terbesar dalam hal
populasi.
 Bayangkan jika kita mampu mendidik manusia-manusia muda Indonesia
dalam
 beberapa generasi mendatang dengan sebaik-baiknya, maka bangsa
 Indonesia akan mempunyai potensi untuk menjadi salah satu negara
maju
 di dunia. Saya kira manusia Indonesia tidaklah kalah dalam hal otak
 dibandingkan dengan manusia-manusia dari bangsa lainnya. Tetapi
karena
 fasilitas yang kurang di Indonesia, maka seluruh komponen bangsa
kita
 haruslah bekerja lebih keras dan serius untuk mengejar
ketertinggalan
 ini.

Sekarang soal mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa kita masih larut
 dalam eforia reformasi. Tiada hari tanpa demonstrasi. Adakah hal
yang
 menurut Anda lebih strategis untuk mereka kerjakan?

Saya sendiri adalah seseorang yang berkecimpung dalam bidang
pendidikan
 tinggi, science, dan teknologi, jadi saya bukanlah ahli dalam bidang
 politik. Tetapi saya memiliki opini sendiri mengenai peranan siswa
dan
 mahasiswa dalam hal politik. Di masa chaos di negara mana pun,
 mahasiswa selalu terlibat dalam hal politik, yaitu dengan
 berdemonstrasi, sama seperti di Amerika Serikat tahun 1960-an.
 Sebenarnya hal ini adalah sangat disayangkan (karena disebabkan
kondisi
 yang chaos). Sebab, mahasiswa sebenarnya haruslah berkonsentrasi
dalam
 meningkatkan pengetahuan, mengembangkan kreafitas mereka, dan juga
 berusaha untuk menyumbangkan pengetahuan mereka dalam bidang
expertise
 mereka. Tetapi sekali lagi, mungkin kondisi politik yang kurang
 mendukunglah yang mendorong mereka untuk berdemonstrasi.

Tentu saja ini opini pribadi saya. Mahasiswa haruslah berkonsentrasi
di
 kampus sebagai mahasiswa yang serius dengan kegiatan akademik dan
 kegiatan lainnya yang mendukung pendidikan mereka (seperti riset,
 pendidikan tinggi, dan lainnya). Sama sekali bukan dengan aktivitas
 politik. Mungkin dengan kondisi politik yang sekarang yang jauh
lebih
 baik di Indonesia, mahasiswa Indonesia dapat memberikan perhatian
penuh
 dalam kelas lagi.

Anda percaya, nasib Indonesia ke depan ada di tangan anak-anak muda
 ini? Tentu saja, nasib bangsa Indonesia di masa depan berada di
tangan
 anak-anak muda sekarang. Kalau tidak, memangnya bangsa kita harus
 tergantung dengan siapa? Tentu saja, anak-anak muda sekarang ini
 haruslah diberikan contoh-contoh, cara-cara, dan
kesempatan-kesempatan
 untuk mampu menjadi maju dan berhasil.
 Jawabannya sebenarnya tentu cuma satu, yaitu pendidikan yang terbaik
 untuk generasi sekarang dan mendatang!

Anda bangga menjadi manusia Indonesia?

Tentu saja, saya sangat bangga menjadi manusia Indonesia. Saya
sendiri
 lahir, besar, dan mendapatkan pendidikan dasar di Indonesia.
 Saya sendiri sangat kecewa dengan orang-orang Indonesia yang telah
 sukses di negara lain, dan lupa kepada bangsa aslinya. Setiap negara
 tentu saja memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, termasuk
Indonesia.
 Dan kita-kita ini sebagai manusia Indonesia haruslah berusaha untuk
 memperbaiki Indonesia dengan cara yang benar dan konstruktif, bukan
 hanya dengan menjelek-jelekkan, tetapi kita harus mampu memberikan
ide
 untuk maju dan memperbaiki.

Tolong gambarkan? dalam visi Anda, seperti apakah Indonesia 20 tahun
 mendatang?

Generasi muda dari Indonesia mendatang diharapkan bisa mempunyai
 keinginan untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara
 Indonesia, dan juga semua manusia di dunia. Di kemudian hari, bangsa
 Indonesia haruslah memikirkan bagaimana bisa menjadi terang bagai
lilin
 bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia, bukan hanya negara sendiri.
 Pikirkan bagaimana supaya generasi muda Indonesia bisa menjadikan
 Indonesia sebagai bangsa yang bisa dibanggakan oleh seluruh bangsa
di
 dunia.

Pesan dan harapan Anda terhadap dunia pendidikan Indonesia maupun
pada
 kalangan muda kita?

Salah satu hal yang saya harapkan dari artikel wawancara ini. Ini
 bukanlah tentang saya, melainkan tentang harapan supaya bangsa
 Indonesia tahu bahwa kita adalah bangsa yang besar. Kita merupakan
 bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya, jika
 bangsa kita mau bekerja keras. Putra-putri Indonesia haruslah sadar,
 hanya dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi saja, kita sebagai
 bangsa Indonesia bisa maju dan bersaing di tingkat dunia.

Satu hal yang paling penting untuk seluruh bangsa Indonesia.
 Pendidikan tinggi di Indonesia haruslah diperbaiki sehingga kualitas
 universitas-universitas Indonesia bisa menjadi yang salah satu yang
 terbaik di tingkat Asia, hopefully top 5-10 Asia. Di sejumlah daerah
 atau kota-kota besar, pendidikan pra universitas di Indonesia sudah
 cukup bagus. Walau begitu, tetap harus ditingkatkan kualitasnya
dengan
 pemerataan dan pengembangan pendidikan di luar kota-kota besar. We,
as
 Indonesian, have to have the highest standard with respect to our
 attitudes and views on education and nurturing the future of our
 nation. It is time that we treat education and the future
generation as
 the most important priorities of our country.

Saya selalu merasa, yang terpenting adalah kita harus menaruh ambisi,
 tujuan atau cita-cita kita yang setinggi-tingginya dan bekerja
keras.
 Tentu saja dengan tidak melupakan akhlak dan kejujuran untuk
 mencapainya. Mereka yang berhasil adalah yang bekerja dan belajar
 keras, sangat fokus dengan tujuan, gigih, kreatif, self motivated,
 etis, jujur, bersikap positif, aktif dalam bertanya dan mencari
 jawaban. Dan yang terpenting, selalu mencintai dan menikmati apa
yang
 dilakukannya. Manusia pintar yang tidak jujur dan tidak beretika
 bukanlah tujuan dari pendidikan.

Saya juga ingin menyaksikan semakin banyak orang Indonesia yang bisa
 datang ke AS untuk memperoleh PhD mereka, sehingga mereka bisa ikut
 andil dalam mengembangkan Indonesia di kemudian hari, baik dari luar
 maupun dari dalam negeri. Sebab, untuk membantu perkembangan di
 Indonesia, tidak perlu semua orang berada di Indonesia. Bisa juga
dari
 luar negeri. Indonesia juga harus bisa melihat contoh dari berbagai
 negara lainnya yang jauh lebih kecil tetapi sukses seperti Taiwan
dan
 Singapura, di mana sangat banyak yang menjadi professor dan ilmuwan
 sukses di AS. Untuk menjadi bangsa yang maju sekali, bngsa kita
harus
 bisa bersaing dengan yang terbaik di dunia, bukan hanya di
Indonesia.

Saya berharap Indonesia sebagai negara nomor 4 terbesar di dunia
 haruslah mempunyai universitas yang bagus, yang semoga akan menjadi
 salah satu universitas top di Asia (top 5 or 10). It is time for us
to
 make education in Indonesia as the very first priority in every
 children's goal! *

*Informasi lengkap mengenai curriculum vitae dan hasil-hasil riset
 Nelson Tansu dapat dilihat di:
 http://www3.lehigh.edu/engineering/ece/tansu.asp Beberapa majalah
yang
 mendeskripsikan risetnya dapat dilihat di website berikut:

http://www.sciencedaily.com/releases/2003/12/031217073811.htm
http://www.innovations-report.com/html/reports/physics_astronomy/report-24251.html

http://www3.lehigh.edu/engineering/news/tansureceivespatent.asp

Sumber : pembelajar.com (31 Januari 2005)


____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke