----- Original Message ----- 
From: Agus Hamonangan 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, May 20, 2005 11:41 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Minangkabau International Airport


Rubrik Jendela KOMPAS Jumat, 20 Mei 2005
==============================================
MUNGKIN inilah bandar udara internasional (megah) Indonesia termurah 
biaya pembangunannya, yakni sebesar Rp 976 miliar sudah termasuk 9,4 
miliar yen pinjaman lunak dari Jepang atau kurang dari satu triliun 
rupiah.

KEINDAHAN dan kemegahannya dicerminkan oleh bangunannya yang bergaya 
Istana Pagaruyung, khas nuansa arsitektur Minangkabau. Tambah indah 
lagi dengan pintu gerbangnya yang menghadap panorama keindahan alam 
Gunung Pangilun, rangkaian pegunungan Bukit Barisan di timur dan di 
barat membentang Samudra Hindia luas membiru indah.

Warga Sumatera Barat sebenarnya kurang dari sebulan sudah dapat 
menikmati fasilitas yang disuguhkan bandar udara terbaru Indonesia 
yang terletak di Ketaping, daerah Padang Pariaman ini. Namun, 
peresmian Minangkabau International Airport (MIA), yang dikelola 
Perum Angkasa Pura II, semula direncanakan pertengahan Juni, namun 
digeser ke 17 Juli 2005, karena ada Pemilihan Kepala Daerah.

Bandar udara baru 29 kilometer dari Kota Padang ini akan menggantikan 
fungsi Bandar Udara Tabing sekarang yang sudah tidak mampu lagi 
menampung pertumbuhan pesat penumpang akhir-akhir ini.

Sebagai gambaran, dalam prakiraan tahun 2003 dan 2004 diproyeksikan 
bahwa pergerakan penumpang di Bandara Tabing sekitar setengah juta 
penumpang. Realitasnya pada tahun 2003 melonjak menjadi 800.000 orang 
dan November 2004, jumlah tersebut meroket hingga 1.175.282 
penumpang, sedangkan akhir tahun sudah melampaui prakiraan 1,2 juta 
orang! Akibatnya, terminal Tabing tidak ubahnya seperti stasiun bus 
kota, sesak padat oleh penumpang yang datang dan berangkat, baik 
tujuan domestik maupun internasional, dan oleh mereka yang menjemput 
serta mengantar penumpang.

Seiring dengan pertumbuhan arus penumpang, arus bongkar muat kargo 
juga melonjak di luar dugaan. Tahun 2003 dan 2004 diperkirakan 
sekitar 34.000 kilogram, naik melebihi proyeksi menjadi 51.000 
kilogram dan 59.162 kilogram pada November 2004. Jelas, tempat 
penampungannya juga tidak bisa lagi mengakomodasi jumlah volume 
kenaikannya tersebut. Apalagi sekarang sudah lebih digali potensi 
wilayah Sumatera Barat- ekspor ikan tuna, hasil hutan dan tambang-
tampak sudah tambah digalakkan. Demikian pula potensi pariwisatanya, 
mulai pula lebih digencarkan.

Kenaikan arus penumpang dan barang tersebut tidak terlepas dari 
pergerakan pesawat di Tabing. Bila tahun 1999 pesawat yang singgah di 
sini masih hitungan jari-5 hingga 6 pesawat atau 10 hingga 12 
pergerakan per hari-dari Jakarta, Medan, Batam atau Palembang dan 
Kuala Lumpur serta Singapura, sekarang sudah mencapai 40 pergerakan 
per hari dengan peak hours-nya pada setiap tengah hari. Begitu besar 
permintaan sehingga ke dan dari Padang juga ada penerbangan malam 
guna mengakomodasi permintaan tersebut. Diproyeksikan arusnya akan 
bertambah lagi begitu bandar udara baru diresmikan sebab saat 
sekarang sudah mencapai angka 1,4 juta penumpang.

Di luar Garuda Indonesia, Lion Air, Mandala Airlines, Batavia 
Airlines, Jatayu Airlines, dan AwAir, pesawat Boeing 737 AirAsia dari 
Malaysia dan pesawat SilkAir, anak perusahaan Singapore Airlines, 
meramaikan lalu lintas Tabing. Pesawat low-cost carrier (LCC) 
Singapura, Tiger Air, juga mampir ke sini sejak 17 Mei lalu, ikut 
pula menghubungkan ibu kota Sumatera Barat, Padang, dengan Singapura-
membuka keisolasian Kota Padang dengan kota-kota dunia melalui bandar 
udara Changi Singapura dan Kuala Lumpur International Airport, 
Malaysia.

"Tidak saja pengusaha, tapi murid-murid sekolah di Padang kini 
berlibur ke Singapura, selain lebih dekat daripada ke Jakarta, juga 
lebih murah ongkosnya," jelas Bahder, Pejabat Kepala Divisi 
Administrasi dan Komersial Angkasa Pura II Cabang Padang memberi 
sekilas gambaran penumpang udara dari Padang.

Profil penumpang lainnya yang digambarkan Bambang Setiabudi, Kepala 
Divisi Teknik, selain mereka yang berbisnis adalah mereka yang 
berobat ke Singapura atau Kuala Lumpur. Mengalirnya penumpang ke 
kedua negara tetangga ASEAN ini dipacu oleh kebijaksanaan bebas 
fiskal bagi penduduk Sumatera Barat.

PEMBANGUNAN MIA yang berada di atas tanah seluas 427 hektar kini 
sudah selesai dan saat ini segala sistem pada bandar udara 
internasional ini sudah mulai diuji coba. Alat detektor baru, 
Rapiscan, pekan lalu ada yang sedang dipasang, lainnya yang sudah 
terpasang diuji coba. Tayangan data informasi pada layar lebar public 
announcement, semua sedang diuji coba, sementara dua ban berjalan 
bagasi penerbangan domestik dan sebuah pada penerbangan internasional 
sudah pula terpasang dan akan diuji coba fungsinya. Sistem 
kelistrikan juga tengah diuji coba, demikian pula seluruh fasilitas 
menara yang akan mengatur lalu lintas pesawat ke dan dari Minangkabau 
International Airport.

"Attention, attention, KLM flight KL 088 from Amsterdam has just 
landed.. Perhatian, perhatian, pesawat KLM nomor penerbangan KL 088 
dari Amsterdam sudah mendarat.", terdengar nyaring suara wanita 
mengumumkan kedatangan pesawat KLM dalam simulasi uji coba sistem 
fasilitas public announcement.

Pengumuman tersebut dilanjutkan dengan pengumuman lain, ".pesawat 
Garuda dengan nomor penerbangan GA 1289 dari Jakarta sudah 
mendarat.." Bersama dengan pengumuman tersebut, di layar monitor 
secara simultan juga muncul informasi: "GA 1289" dan pada kolom lain 
kata "Jakarta" dan kolom berikutnya, "Mendarat".

Setelah itu berurutan keluar informasi "LO 710 . Warsaw (Polandia)" 
disusul oleh "AA (American Airlines) 080. New York (AS) baru 
mendarat."

Di samping gedung terminal dua tingkat seluas 12.570 meter persegi 
yang dilengkapi dua all-glass aerobridge atau gabarata produk dalam 
negeri buatan Bukaka, yakni pertama jenis ini di Indonesia melengkapi 
bandar udara, menyusul bergerak dalam simulasi uji coba peralatan 
vital keluar-masuk penumpang dari dan ke kabin pesawat tersebut 
begitu pesawat berhenti di apron.

Begitu mendarat serta tengah meluncur di landasan sepanjang 2.750 
meter dan lebar 45 meter, penumpang pesawat sudah dapat memastikan 
mendarat di tanah Minang begitu melihat gedung terminal bergaya khas 
Minangkabau-atapnya bertanduk. Selain ini, huruf raksasa merah 
dirangkai menjadi tulisan: "Minangkabau International Airport" di 
atap gadangnya, tidak menyangsikan lagi penumpang mendarat di gerbang 
Provinsi Sumatera Barat.

Mungkin pula akan tambah berbobot bila ditambah dengan kata-
kata "Sutan Sjahrir" di depan kata-kata "Minangkabau International 
Airport" guna mengenang dan menghormati pada tokoh nasional yang 
putra daerah Sumatera Barat ini. Sutan Sjahrir banyak jasanya bagi 
bangsa Indonesia, namanya layak diabadikan bagi bandar udara yang 
prestisius dan pada kenyataannya kebanyakan bandar udara Indonesia 
menyandang nama para tokoh nasional-Soekarno-Hatta International 
Airport di Jakarta atau bandar udara Bali, Ngurah Rai International 
Airport, dua contoh dari sekian banyak bandar udara yang menyandang 
nama para tokoh nasional.

Selain Sutan Sjahrir masih ada sederet tokoh Minang yang harum 
namanya, antara lain, Haji Agus Salim atau Hamka. Tokoh lainnya, 
misalnya, Mohamad Natsir. Kiranya ada baiknya bandar udara baru 
Padang ini juga menyandang nama salah satu tokoh putra Minangkabau, 
mengikuti tradisi pemberian nama bandar udara Indonesia lainnya.

"Secara fisik Minangkabau International Airport sudah selesai. Begitu 
diresmikan, perluasan terminal dan apron segera harus dibangun," 
jelas I Gusti Made Dhordy, Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura 
II. Perluasan yang dimaksud didorong oleh lalu lintas penumpang yang 
diprakirakan 1,2 juta penumpang akhir tahun 2004 jumlahnya sudah 
dilampaui, 1,4 juta penumpang saat ini.

Peresmian 17 Juli mendatang masih tentatif, masih menunggu konfirmasi 
jadwal dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menurut rencana 
akan meresmikan Minangkabau International Airport. Namun, jadwal 
pindah operasi penuh dari Bandar Udara Tabing ke MIA sudah dipastikan 
akan berlangsung pada 15 Juli 2005.

"Sebulan sebelumnya, atau tepatnya 15 Juni, dilaksanakan shadow 
operation dari MIA, tapi pesawatnya masih mendarat di Tabing," ungkap 
Dhordy lagi mengenai tahapan MIA beroperasi penuh. Pada minggu 
pertama Juli, seluruh peralatan pendukung operasi bandar udara baru 
tersebut akan dioperasikan secara penuh dan baru pada minggu kedua, 
pesawat pertama akan mendarat pada landasan pacu sepanjang 2.750 
meter.

DIBANGUN oleh pemerintah dengan dana pinjaman lunak dari Japan Bank 
for International Cooperation (JIBC) dan APBN (19 persen) melibatkan 
kontraktor Shimizu dan Marubeni JO dari Jepang dan Adhi Karya dari 
Indonesia. Pembangunannya dimulai tahun 2002 dan dijadwalkan memakan 
waktu 2,5 tahun. Master plan-nya dibuat oleh Pacific Consultants 
International, Tokyo dan PT Dacrea Avia serta PT Singgar Mulia, 
Jakarta, pada tahun 1994/1995-saat itu proyeksi volume penumpang pada 
tahun 2010 sebanyak 622.000 orang/tahun dan kargo diperkirakan 7.100 
ton/tahun.

Semula bandar udara di Ketaping ini akan dibangun pada tahun 1997, 
krisis ekonomi yang melanda Indonesia menghambat pembangunannya dan 
baru tahun 2002 setelah kontrak ditandatangani pembangunannya 
dimulai. Sehingga kenyataannya menjelang detik-detik pengoperasian 
pertengahan Juli 2005 mendatang, proyeksi volume tersebut sudah jauh 
dilampaui oleh pertumbuhan pesat industri penerbangan akhir-akhir ini.

Itulah sebabnya Dhordy menyebutkan begitu selesai pembangunannya 
kemudian pemerintah menyerahkan pengelolaan Minangkabau International 
Airport kepada Angkasa Pura II untuk beroperasi penuh. Dan, 
perluasannya harus segera pula dibangun guna mengimbangi pertumbuhan 
pesat industri ini.

Di samping gedung terminal dua tingkat yang dilengkapi dengan dua 
gabarata, tiga elevator dan dua eskalator serta tiga carrousel dan 
dua linear conveyor bagasi di ruangan bagage claim domestik dan 
internasional, proyek ini mencakup pula pembangunan terminal kargo 
dan bangunan hanggar.

"Kedua fasilitas ini akan menjadi strategic business unit Angkasa 
Pura II," jelas Dhordy mengenai fasilitas yang melengkapi MIA. 
Terminal kargo seluas 1.344 meter persegi tersebut sudah termasuk 
ruang cold storage, refrigerator, dan freezer; sedang hanggar luasnya 
2.088 meter persegi, dapat menampung sebuah Boeing 737.

Sementara itu, luas lahan parkir kendaraan bila di Tabing 5.059 meter 
persegi dan hanya mampu menampung 210 kendaraan, MIA memiliki lahan 
parkir seluas 10.850 meter persegi-dua kali lipat lebih-dapat 
menampung 324 kendaraan roda empat, 96 taksi dan 15 bus.

Bila Bandar Udara Tabing hanya memiliki taxiway dua buah dengan lebar 
23 meter, MIA dilengkapi dengan dua taxiway selebar 30 meter dan satu 
taxiway dengan lebar 23 meter. Adapun alat bantu navigasi udara MIA, 
antara lain, terdiri atas ILS (Instrument Landing System) Category 1, 
GP, DVOR/DME serta peralatan pemadam kebakaran (fire fighting) 
kategori 9. Semua peralatan yang melengkapi bandar udara modern ini 
semuanya serba baru-di antaranya kursi nyaman di ruang tunggu 
penumpang, mengambil model kursi Bandar Udara Internasional Changi, 
Singapura.

Tapi yang tidak kalah penting suguhan Minangkabau International 
Airport adalah masyarakat Sumatera Barat akan dapat melihat dari 
dekat pesawat-pesawat badan lebar Airbus A330 dan Boeing 767 yang 
meramaikan udara Padang dan mendarat di Ketaping. Dengan demikian, 
tidak saja warga Jakarta, Surabaya atau Denpasar saja, tapi kini 
warga Padang dan masyarakat Sumbar bisa melihat sosok besar pesawat 
badan lebar. Tidak lagi hanya pesawat badan sedang Boeing 737 singgah 
di Padang yang namanya sudah mulai populer di Singapura, Kuala 
Lumpur, Penang maupun Johor serta kota-kota besar lain di kawasan 
sini.

Dudi Sudibyo Wartawan, Tinggal di Jakarta
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0505/20/Jendela/1761239.htm


_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke