Kaltimpost Balikpapan

 
Jumat, 20 Mei 2005

Ramai-ramai Dukung Pendidikan Gratis
Berbagai Elemen Desak DPRD Tak Teken APBD 2005 

BALIKPAPAN-Wacana  sekolah gratis ternyata tidak hanya menjadi kemauan
Dewan  Pendidikan  Kota  (DPK) Balikpapan. Dalam diskusi yang diadakan
oleh  Persatuan Guru Swasta Balikpapan (PGSB), Rabu (18/5) malam, yang
dihadiri  berbagai  elemen  masyarakat  seperti  Hizbut  Tahrir, Forum
Pesantren,  LSM BKS, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), GMNI,
Forum Kajian Pemuda Balikpapan, Balikpapan Watch, PGSB, DPK, Komisi IV
DPRD,  Pesantren  Hidayatullah,  dan Pesantren Syaichona Cholil, semua
sepakat  bahwa  secara  filosofis  pendidikan  dasar gratis adalah hak
rakyat, tanpa diskriminasi kaya ataupun miskin.

“Sama  sekali tidak ada perdebatan apakah sekolah gratis itu adil atau
tidak  seperti yang selalu dilontarkan oleh pejabat selama ini, karena
semua  sepakat  justru  pemerintah yang dianggap telah bertindak tidak
adil  dengan  tidak memberikan hak rakyat yang selama ini dijamin oleh
undang-undang,”  kata  Ketua  PGSB  Kota  Balikpapan, Subiyanto kepada
koran ini, kemarin.

Bahkan  dalam diskusi yang berlangsung seru sampai hampir tengah malam
tersebut  diyakini  bahwa  sekolah gratis justru akan membuat kualitas
pendidikan  menjadi meningkat karena tidak ada lagi guru ataupun siswa
yang  akan  terpecah  konsentrasinya  memikirkan  uang sekolah, karena
semua sudah ditanggung oleh pemerintah.

Guru,  kata  dia,  akan  berkonsentrasi  untuk  meningkatkan  kualitas
pengajarannya,  sedangkan siswa akan tenang belajar tanpa perlu merasa
khawatir dengan biaya pendidikan lagi. “Tidak akan ada lagi ekses dari
pungutan  liar dari masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa daerah ataupun
negara  yang mempraktikkan sekolah gratis justru meningkat kualitasnya
secara  signifikan  karena  perhatian sekolah terfokus pada pendidikan
dan  tidak  lagi  direcoki oleh bagaimana mencari tambahan penghasilan
dengan menarik ini dan itu,” katanya.

Negara-negara  maju semuanya mempraktikkan sekolah gratis dan kualitas
pendidikan  mereka  jelas  jauh  lebih  baik  daripada  Indonesia yang
menganut paham sekolah negeri bayar mahal yang justru membuat kualitas
pendidikan  semakin  tahun semakin terpuruk. “Bagaimana tidak terpuruk
kalau  sekolah  selalu  cari-cari  cara  untuk menambah penghasilannya
dengan  menekan  orangtua  dan  siswa dan bukannya berkonsentrasi pada
bagaimana meningkatkan kualitas pengajarannya? Siswa miskin akan terus
mendapatkan  perlakuan  buruk  dari  sekolah,”  kata  seorang peserta,
dengan menunjuk contoh kasus di salah satu sekolah di Jawa Barat.

Meski demikian disadari bahwa pembebasan biaya sekolah harus dibarengi
dengan  upaya  peningkatan  penghasilan  guru  agar  setiap guru dapat
memperoleh  penghasilan  yang layak secara halal dan tidak perlu harus
melakukan  tindakan-tindakan  yang tidak terpuji. Selama ini para guru
dan  kepala  sekolah  bersikap  skeptis  terhadap amanat UU ini karena
mereka merasa bahwa sekolah gratis hanya akan menguntungkan masyarakat
tapi  menyengsarakan  mereka.  “Kesan  inilah  yang harus dikikis dari
benak  para guru karena sebenarnya guru adalah bagian dari masyarakat.
Kemakmuran    dan   kesejahteraan   rakyat   adalah   kemakmuran   dan
kesejahteraan guru juga,” jelasnya.

Menindaklanjuti  diskusi  tersebut,  kata Subiyanto, semua elemen yang
terlibat  dalam  diskusi  sepakat  untuk  terus mendesak eksekutif dan
legislatif  untuk  melaksanakan  sekolah  gratis  pada tahun ini juga.
Tidak  ada  alasan  untuk  menundanya  sampai  tahun depan. “DPRD akan
didesak  untuk  tidak  bersedia menandatangani draf RAPBD jika sekolah
gratis  tidak  diakomodir. Mereka juga akan melayangkan surat sesegera
mungkin  untuk  meminta  hearing  dengan  semua  komisi yang ada untuk
mendesak masalah ini,” tandasnya.(ari)


_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke