Assalamualaikum Wr. Wb., Dibawah kito baco. Wass, syb. Edisi Senin, 23 May 2005 Muaro Putuih Tak Layak Huni * Tiap Tahun Dihantam Bencana Oleh admin padek 1 Senin, 23-Mei-2005, 14:56:19 23 klik Tiku, Padek-Wilayah pemukiman masyarakat di Muaro Putuih, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, dinilai tidak layak dihuni. Sebab, setiap tahun musibah abrasi yang dipicu gelombang pasang disertai badai selalu menerjang kawasan tersebut. Sudah selayaknya warga yang bermukim di kawasan itu dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Drs HM Thamrin ketika mengunjungi lokasi bencana abrasi pantai di Muaro Putuih, Minggu (22/5)untuk melihat langsung musibah yang terjadi sejak Jumat (20/5) tersebut. Menurut gubernur, untuk tindak lanjut pembangunan pemukiman baru, pemerintah akan mengupayakan dukungan dana dari pusat. Sebab, untuk pembangunan pemukiman baru, jelas akan menelan biaya cukup besar. "Kami berharap dengan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah, masyarakat bisa memahami, untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk," tegas gubernur. Dari laporan Camat Tanjung Mutiara Ilyas SH kepada gubernur, dalam bencana abrasi yang melanda Muaro Putuih, Jumat dinihari tersebut. setidaknya menghancurkan 43 unit rumah dan merusak 4 unit lainnya, dua di antaranya rusak berat. Kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp1,6 miliar. Disebutkan, pada kawasan yang dihuni 118 KK (kepala keluarga) atau 573 jiwa yang mendiami 104 rumah tersebut, telah sejak lama sering dilanda bencana. Namun, bencana yang membuat warga ketakutan terjadi pada tahun 2003, sekitar Agustus sampai September 2003. Ketika itu tercatat 35 unit rumah digenangi air pasang dengan kerugian mencapai Rp50 juta. Lalu Juli-Agustus 2004, muncul lagi bencana serupa. Kali ini lebih parah, 43 unit rumah rusak, dan warga mengungsi, kerugian mencapai Rp400 juta. Jumat pekan lalu, bencana lebih dahsyat kembali memporak-porandakan pemukiman warga. Sementara, menurut Pj Bupati Agam H Sultani Wirman didampingi Kabag Humas Drs Misran MPd, pemerintah telah membangun sekitar 64 unit rumah untuk memindahkan para korban abrasi Muaro Putuih. Namun, pemukiman baru yang terletak di Pasia Tiku itu baru sekitar 60 persen ditempati, karena banyak fasilitas yang belum tersedia, seperti air bersih, dan lisrik. Di samping itu, ninik-mamak juga telah menyediakan tanah untuk relokasi pemukiman warga Muaro Putuih. Kawasan itu dicadangkan untuk pembangunan perumahan baru untuk menampung korban bencana dimaksud. Bantuan Berdatangan Bantuan untuk para korban bencana terus mengalir. Kemarin, telah terkumpul bantuan senilai Rp48 juta lebih. Bantuan tersebut antara lain datang dari gubernur Sumbar Rp17,5 juta, Pemerintah Kabubaten (Pemkab) Agam Rp23.600.000, wali nagari Tiku V Jorong Rp100.000, DPRD Agam Rp500.000. Selain itu, Aztarmizi juga menyerahkan bantuan 1,5 ton beras senilai Rp4,5 juta, PT Mutiara Agam di samping membantu evakuasi warga menggunakan 4 unit dump truck, juga menyerahkan bantuan bahan makanan senilai Rp1,5 juta. Salah seorang calon bupati Agam yang juga mantan bupati Agama H Aristo Munandar juga meninjau lokasi bencana, dan memberikan bantuan. Bantuan dari Pemkab Agam, kemarin langsung diserahkan kepada korban, disaksikan gubernur Sumbar dan rombongan. Masing-masing KK menerima Rp200 ribu. Hadir pada kesempatan itu antara lain Kapolres Agam AKBP Drs Puji Sarwono, Kadis PU Agam Ir Achmad Cahyadi MSc Eng, Kepala Dinas Peperla Ir Helios R, Kadis Sosial dan PMP Drs Awaluddin Thalib, Plt Kadis Perhubungan Ir Armansyah, Kakan Kesbang Linmas selaku Satlak PBP Agam Drs Syahrul Syaher, Kabag Umum Syafaruddin BA, serta unsur Muspika Tanjung Mutiara. * Pasca Abrasi di Muaro Putuih Gelombang Masih Tinggi, Warga Ketakutan Bencana abrasi di Muaro Putuih, Nagari Tiku V Jorong Jumat (20/5) dini hari, masih menyisakan ketakutan warga. Sejak lima tahun terakhir, abrasi yang memamah lebih dari 2 km ke arah pemukiman penduduk, merupakan yang terbesar. Beberapa perkampungan yang sebelumnya sarat penduduk, kini hilang. Tinggi gelombang mencapai 2,5 meter dari kondisi normal. Hingga Sabtu (21/5) sore, ketinggian ombak masih mengundang ketakutan warga, sehingga arus pengungsian dan evakuasi penduduk masih terus berlangsung, terutama pengamanan terhadap peralatan rumah tangga dan ternak. Pemerintah sendiri masih belum menentukan lokasi pengungsian umum, karena masyarakat lebih memilih mengamankan peralatan milik mereka ke rumah-rumah keluarga. Walau demikian, unusr Muspika Tanjung Mutiara sudah menyiagakan kantor wali nagari Tiku V Jorong sebagai posko penanggulangan bencana. Selain rumah dan pemukiman penduduk, musibah abrasi juga membuat ruas jalan menuju pasar Muaro Putuih dan arus listrik terputus, hingga kemarin. Dua tiang utama distribusi arus listrik tumbang dihantam ombak besar. Camat Tanjung Mutiara Ilyas SH menyebutkan, dari total warga yang terancam musibah abrasi pantai di Muaro Putuih sebanyak 573 jiwa, mayoritas sudah diungsikan ke tempat-tempat aman. Masyarakat bersama petugas yang diturunkan PT.Mutiara Agam dan aparat kecamatan menggunakan berbagai jenis kendaraan sudah berhasil mengevakuasi berbagai peralatan rumah tangga milik masyarakat. Pihak Muspika Tanjung Mutiara sendiri sudah menyiagakan petugas khusus di posko penanggulangan bencana Muaro Putuih untuk menampung berbagai informasi menyangkut musibah abrasi tersebut, termasuk menjelaskan pada berbagai pihak yang mendatangi lokasi bencana. "Kita berharap dukungan berbagai pihak, bisa diperoleh untuk meringankan beban masyarakat yang terkena musibah," harap camat. Di lain pihak, posko penanggulangan bencana abrasi itu sendiri kini sibuk memberikan penjelasan pada masyarakat tentang musibah abrasi tersebut. Pasalnya, beragam isu kini muncul di tengah masyarakat termasuk isu tsunami. "Ini murni abrasi, akibat limpahan volume air laut yang sangat tinggi, ini sudah lebih 5 Km garis pantai lari ke permukaan tanah yang menghancurkan perkampungan penduduk," ulas Ilyas. Sementara, Menurut Kakan Linmas Kesbang Agam Drs Syahrul Syaher kemarin, pihaknya bersama bupati dan jajaran Muspida Agam sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak abrasi yang lebih buruk, termasuk mengintstruksikan pemerintahan kecamatan segera mengevakuasi penduduk yang terancam abrasi. "Kita mengantisipasi agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk terhadap masyarakat, yang pasti pemerintah berupaya maksimal untuk memberikan penanggulangan awal, agar dampak lebih buruk bisa diredam," tegas Syahrul Syaher. Musibah abrasi pantai itu sendiri sudah dilaporkan pada gubernur Sumbar, dengan harapan ada langkah penanggulangan maksimal, sehingga direalisasikan program pembangunan crip dan pemecah ombak yang diyakini sebagai solusi terbaik untuk mengantisipasi abrasi. Bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam mengucurkan bantuan tanggap darurat untuk 118 KK (Kepala Keluarga) korban abrasi pantai di Muaro Putuih, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam.Untuk tahap awal dikucurkan dana Rp25 juta untuk mengatasi masalah pangan dan operasional lapangan. Sementara itu, berbagai bantuan dari pihak lain mulai mengalir menyusul musibah tersebut. Seperti sehari pascabencana abrasi, Sabtu (21/5) datang bantuan dari Ikatan Keluarga Tanjung Mutiara (IKKTMS) Padang, yang menyerahkan bantuan beras Rp1,5 ton. Bantuan itu diterima langsung Camat Tanjung Mutiara Ilyas SH di posko penanggulangan bencana. Menurut Kepala Dinas Sosial Agam Drs Awaluddin Thalib, sesuai dengan instruksi Penjabat (Pj) Bupati Agam, pada tahap pertama Pemkab Agam sudah mengucurkan dana bantuan Rp25 juta, yang diharapkan bisa menangani masalah pangan para pengungsi yang memilih mengevakuasi barang-barang milik mereka ke rumah keluarga terdekat. Pemkab Agam sendiri, kata Awaluddin Thalib sudah menyiagakan berbagai peralatan pendukung bencana, seperti halnya operasional dapur umum, pendirian tenda-tenda darurat dan sarana lain yang diharapkan bisa meringankan beban para pengungsi. "Namun, karena masyarakat khusus asal Muaro Putuih yang menjadi korban abrasi memilih mengungsi ke rumah keluarga mereka, kegiatan dapur umum dan pendirian tenda darurat ditunda," ulas Awaluddin Thalib. Sementara, bantuan beras itu dari IKKTMS, kata Ketua IKTMS Aztarmizi dan Sekretaris IKKTMS Taufik Erman merupakan bantuan spontan yang bisa segera direalisasikan IKKTMS ke lokasi bencana sesuai dengan laporan yang diperoleh kalangan perantau Tanjung Mutiara di Padang. "Kita berharap bantuan awal itu bisa sedikit meringankan beban masyarakat khususnya yang kini mengungsi," ungkap Aztarmizi. (men)
_____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________