nice story, semoga menjadi perhatian kita benar-benar
akan musuh dalam selimut ini dengan berbagai cara
mereka yang licik, diperhalus diperlembut namun
tujuannya menghancurkan. Persis kayak kue bolu, atau
kue tart dihiasin dengan lilin yang indah, mentega
yang berwarna warni, kelihatan indah, namun bolunya
basi dan mengandung racun yang mematikan orang yang
memakannya.

Wassalam. Rahima.

--- Ifankha Piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Dari sebuah ruangan kelas ...
> 
> Seorang guru wanita dengan bersemangat mengajarkan
> sesuatu kepada
> murid-muridnya.
> 
> Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya
> ada kapur, di tangan
> kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya punya
> satu permainan. Caranya
> begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan
> kanan ada pemadam. Jika
> saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!",
> jika saya angkat pemadam
> ini, maka katakanlah "Pemadam!"
> 
> Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru pun
> berganti-gantian
> mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin
> lama semakin cepat.
> Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik
> sekarang perhatikan.
> Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!",
> jika saya angkat pemadam,
> maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti
> tadi. Tentu saja
> murid-murid tadi banyak yang keliru dan kikuk, dan
> sangat sukar untuk
> mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa
> dan tidak lagi kikuk.
> Selang beberapa saat, permainan berhenti.
> 
> Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.
> "Anak-anak, begitulah kita umat
> Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang batil itu
> batil. Kita begitu jelas
> membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita
> memaksakan kepada kita
> dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari
> yang haq menjadi
> batil, dan sebaliknya.
> 
> Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima
> hal tersebut, tapi
> kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara
> menarik oleh mereka,
> akhirnya lambat laun kita akan terbiasa dengan hal
> itu. Dan kita mulai
> dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah
> berhenti membalik dan
> menukar nilai dan etika.
> 
> "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi
> sesuatu yang pelik, Zina
> tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjad hal
> yang lumrah, tanpa rasa
> malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan
> trend, nonton hiburan
> yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib
> adalah biasa,
> materialistik & hedonisme kini menjadi suatu gaya
> hidup dan lain lain."
> 
> "Semuanya sudah terbalik." lanjutnya, "Dan tanpa
> disadari, kita sedikit
> demi sedikit menerimanya tanpa rasa bahwa itu
> merupakan satu kesalahan dan
> kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada
> murid-muridnya. "Paham Bu..."
> 
> "Baik, sekarang kita menginjak ke permainan kedua..
> sebuah permainan yang
> sangat sering dipertontonkan," begitu Guru
> melanjutkan. "Ibu punya Qur'an,
> Ibu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang kamu
> berdiri di luar
> karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya
> mengambil Qur'an yang ada di
> tengah tanpa memijak karpet?"
> 
> Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencuba alternatif
> dengan tongkat, dan
> lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar,
> digulungnya karpet, dan
> ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak
> karpet. "Anak-anak,
> begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...
> Musuh-musuh Islam tidak akan
> memijak-mijak kita dengan terang-terang. Karena
> tentu kita akan menolaknya
> mentah mentah. Orang biasa pun tak akan rela kalau
> Islam dihina di hadapan
> mereka. Tapi mereka akan menggulung kita
> perlahan-lahan dari pinggir,
> sehingga kita tidak sadar."
> 
> "Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka
> dibina dasar / pondasi
> yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin
> kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat (prioritas
> pertama dan utama dimana
> Rosulullaah membina sahabat dengan Aqidah yang kokoh
> butuh bertahun-tahun,
> bagaimana dengan kita?). Sebaliknya, jika ingin
> membongkar rumah, tentu 
> susah kalau dimulai
> dengan dasar/pondasinya nya dulu, tentu saja
> hiasan-hiasan dinding akan
> dikeluarkan dulu, terus dipindahkan dulu, Almari
> dibuang dulu satu persatu,
> baru rumah dihancurkan..."
> 
> "Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita.
> Mereka tidak akan
> menghantam terang-terangan, tapi mereka akan
> perlahan-lahan meletihkan
> kita. Mulai dari perangai kita, cara hidup, pakaian
> dan lain-lain, sehingga
> meskipun kita muslim, tapi kita telah meninggalkan
> ajaran Islam dan
> mengikuti cara-cara mereka... Dan itulah yang mereka
> inginkan. Ini semua
> adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). 
> Dan inilah yang
> dijalankan oleh musuh musuh kita... "
> 
> "Kenapa mereka tidak berani terang-terang
> memijak-mijak Ibu?" tanya salah
> seorang murid. "Sesungguhnya dahulu mereka
> terang-terang menyerang,
> misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain.
> 
> Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau
> diserang
> perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya
> hancur. Tapi kalau
> diserang serentak terang-terangan, mereka akan
> bangkit serentak, baru
> mereka akan sadar". "Kalau begitu, kita selesaikan
> pelajaran kita kali ini,
> dan mari berdoa dahulu sebelum pulang..."
> 
> Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar
> meninggalkan tempat
> belajar mereka dengan pikiran masing-masing di
> kepalanya...
>
_____________________________________________________
> Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda,
> silahkan ke: 
> http://rantaunet.org/palanta-setting
>
------------------------------------------------------------
> Tata Tertib Palanta RantauNet:
> http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
> ____________________________________________________
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke