Wassalaamu'alaykum wr wb Sebetulnya bukannyo urang Indonesia indak namuah melakukan eksplorasi sendiri, tetapi segelintir orang yang berkuasa menghadang agar Indonesia tidak mengurus sumber alamnyo sendiri.
Sewaktu Pak Ibnu Sutowo (mantan Presdir Pertamina) merumuskan KPS (Kontrak Production Sharing) di akhir 1960an beliau melihat kenyataan bahwa Indonesia belum memiliki kemampuan finansial untuk melakukan eksplorasi minyak sendiri. Karena itu beliau merumuskan KPS yang mengatur pembagian hasil eksplorasi dan produksi minyak dengan kontraktor asing yang mau berinvestasi di Indonesia. Dalam KPS diatur bahwa ada bagi hasil produksi (bukan keuntungan) sebesar 85:15 antara negara Indonesia dan kontraktor, negara melalui Pertamina mengganti biaya operasi yang dikeluarkan kontraktor selama masa kontrak dan pada akhir masa kontrak aset kontraktor di blok yang dikontrakkan diserahkan kepada negara yang diwakili Pertamina, dan Pertamina melanjutkan kegiatan produksi di sana dengan aset dan pekerja yang telah berubah statusnya menjadi pegawai Pertamina. Dengan KPS diharapkan Pertamina bisa tumbuh menjadi perusahaan yang besar dengan mengeluarkan investasi seminimal mungkin. Berakhirnya beberapa KPS besar mulai akhir 1980-an sebetulnya memberi kesempatan kepada Pertamina untuk menjadi pelaksana eksplorasi dan produksi migas terbesar di Indonesia. Sayangnya sikap pemerintah dan juga kontraktor asing yang main ancam akan mengurangi investasinya di blok minyak yang dikuasainya jika kontraknya tidak diperpanjang membuat kontrak-kontrak migas terus dikuasai pihak luar. Perlu ada keberanian pemerintah untuk keluar dari cengkeraman asing untuk dapat mengelola sendiri kekayaan alam Indonesia yang hasilnya benar-benar bisa dinikmati oleh rakyat. Sayangnya saat ini masih belum bisa diharapkan terbukti dengan dijualnya blok minyak di Cepu (bukan kilang) agar embargo militer Amerika terhadap Indonesia diakhiri... Wassalaamu'alaykum wr wb Muhammad Arfian --- In [EMAIL PROTECTED], <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaikum Wr. Wb., > > Tarimo kasih Pak Arfian dan Pak Tasril dan Pak Mukhlis ateh > pencerahannyo, mungkin dunsanak di RN dapek memaklumi dan tahu latak > kesalahan pamarintah/pertamina sbg. Badan kepercayaan masyarakat Ina > untuak maurus perminyakan Negara ko. > > Ruponyo salamo ko awak alah tahu sanang se bahaso bialah lahan minyak tu > digarap urang lua, yang penting awak lai dapek bagian, dan indak tapikia > untuak manjadi perusahaan yang dapek maambiak aliah karajo urang lua tu, > dg arati kato awak indak amuah / indak mampu mambantuak perusahaan > explorasi sbg. Pengganti peran urang lua tsb. > > Jadi hiduik ko batambah susah, dek lah punyo pamerintah sbg. Penyubsidi > dari kebutuhan minyak masyarakat, dan akhia nyo batambah sansai juolah > kahidupan awak kasado alahe. Kelemahan awakko dimanfaatkan dek Negara2 > maju lainnyo. > > Wass, syb. > > > > > > > > -----Original Message----- > From: Muhammad Arfian [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: 21 June 2005 12:21 > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Pertamina Akui Krisis BBM > > Wa'alaykumsalaam wr wb > > Pertama kita mesti mengetahui peran Pertamina dalam industri migas > di Indonesia. Pertamina, sebagai sebuah perusahaan minyak, > beroperasi di bidang hulu (eksplorasi, produksi minyak mentah) dan > di bidang hilir (refinery, marketing, distribusi minyak mentah). > > - cut - > > _____________________________________________________ > Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: > http://rantaunet.org/palanta-setting > ------------------------------------------------------------ > Tata Tertib Palanta RantauNet: > http://rantaunet.org/palanta-tatatertib > ____________________________________________________ _____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________