Thank's & Best Regards

Alnopy
Infineon Technologies Batam
Visit us at: www.infineon.com

*Disclaimer*
This e-mail and any attachments are confidential and may be subject to
legal or some other professional privilege. They are intended solely for
the attention and use of the named addressee(s). They must not be
disclosed to any person without authorization. This e-mail and any
attachments are also subject to copyright. They may only be copied or
distributed with the consent of the copyright owner. If you are not a
named addressee you must not use, disclose, retain or reproduce all or
any part of the information contained in this e-mail or any attachments.
If you have received this email by mistake please notify the sender
immediately by return email and delete or destroy all copies of the
email. Any confidentiality, privilege or copyright is not waived or lost
because this email has been sent to you by mistake



> Silahkan renungkan sendiri deh, makanya jangan heran kalau Indonesiaku
> jadi begini...................
>       
>       
> Senin, 19 Sept 2005,
> Terjajah ExxonMobil di Cepu 
> 
> Oleh:
> Kwik Kian Gie 
> Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah
> itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal
> teknis lain seperti itu.
> 
> Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali
> karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah Belanda
> disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang
> tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang
> ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule.
> 
> Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar
> dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu
> menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan
> kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing.
> 
> Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola
> ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno
> dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan
> mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung
> Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat
> terbatas. 
> 
> Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban
> Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun, "Nanti kita
> kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai
> insinyur-insinyur sendiri." 
> 
> Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan
> mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri.
> Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen? 
> 
> Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama
> dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai
> 2030. Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto
> untuk mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon
> lalu melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan
> dalam sumur yang sama sebanyak 600 juta barel. 
> 
> Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai
> 2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk
> Pertamina (DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak
> atas pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat
> prinsipil. 
> 
> Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali
> tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para
> kroninya yang berbangsa Indonesia. 
> 
> Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus
> dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada
> 2010 harus hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi
> formulasinya sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka
> selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi
> dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, harus melakukannya di mana saja di
> dunia yang dianggap mempunyai kemungkinan berhasil.
> 
> Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi
> Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan yang bulat,
> keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan
> Presiden Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan,
> sehingga Exxon kalang kabut. Exxon mengirimkan executive vice
> president-nya yang langsung mendatangi satu anggota DKPP yang
> mengatakan "pokoknya tidak". 
> 
> Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP
> ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG
> tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih terjangkit
> mental inlander.
> 
> Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka
> betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot
> sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak
> memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena
> itu, kalau mulai 2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan
> seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke
> tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri.
> 
> Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi
> perusahaan minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya,
> "Bukankah kami berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita
> sendiri dan menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita
> sendiri?" 
> 
> Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang
> berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! Jelas
> KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat
> sangat memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan
> bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan
> IQ juga mengatakan bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia
> sendiri. 
> 
> Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan,
> "Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua argumen
> berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan
> bread juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke
> tangan Exxon menjadi labanya Pertamina.
> 
> Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka 
> panjang yang didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok
> Cepu dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa?
> 
> Jawabannya diberikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina Baihaki
> Hakim kepada Menko Ekuin ketika itu bahwa Pertamina adalah organisasi
> yang telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas yang tidak dapat
> diperbarui. Penduduk Indonesia bertambah terus seiring dengan
> bertambahnya konsumsi. 
> 
> Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih 
> besar daripada produksi nasional, di masa mendatang kesenjangan 
> ini menjadi semakin besar, dan akhirnya organisasi Pertamina yang
> demikian besar itu akan dijadikan apa? 
> 
> Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan mampu
> berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the seven sisters?
> Maka visi jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih lumayan
> cadangannya, sejak sekarang mulai go international dan menggunakan
> cadangan minyak yang ada untuk sepenuhnya menunjang kebijakannya yang
> visiuner itu. 
> 
> Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak
> Baihaki, saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau Anda
> ingin menjadikan Pertamina menjadi world class company, Anda harus
> juga memberikan world class salary kepada anak buah Anda." 
> 
> Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman Wahid. Setelah itu
> dia kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat
> anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka panjangnya
> Pak Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika itu
> juga masih Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua sudah
> sangat lemah, karena dikreoyok para anggota DKPP dan anggota direksi
> lain yang mental, moral, dan cara berpikirnya sudah kembali menjadi
> inlander. 
> 
> Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah berpengalaman
> 13 tahun menjabat direktur utama Caltex Indonesia langsung dipecat
> begitu Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan sopir,
> dia adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. Sedangkan yang
> diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang
> bobrok. Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina
> diibaratkan truk bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah
> edan semua.
> 
> Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di
> samping dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu, Ralph
> Boyce, sudah membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada
> kepala Bappenas, karena protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang Dubes
> tersebut mendengarkan pidato sang kepala Bappenas di Pre-CGI meeting
> yang sikap, isinya pidato, dan nadanya bukan seorang inlander,
> janjinya dibatalkan. 
> 
> Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka
> pembicaraan dengan mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala
> Bappenas dalam kapasitasnya selaku anggota DKPP mengatakan bahwa
> segala sesuatunya telah dikemukakan kepada executive vice
> president-nya Exxon, dan dipersilakan berbicara saja dengan beliau. 
> 
> Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya
> melakukan tugasnya. "I am just doing my job". Kepala Bappenas
> mengatakan lagi, "Teruskan saja kepada pemerintah Anda di Washington
> semua argumen penolakan saya yang diukur dengan ukuran apa pun,
> termasuk semua akal sehat orang-orang Amerika pasti dapat diterima." 
> 
> Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya pemerintahan
> baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon menang mutlak. Ladang
> minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta barrel,
> tetapi 2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada Exxon
> penggarapannya.
> 
> Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno yang
> saya cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan gelisah,
> walaupun Bapak sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. Saya juga
> sudah bermeditasi di salah satu vihara untuk menenangkan hati dan
> batin saya. Satu hari nanti rakyat akan bangkit dan melakukan revolusi
> lagi seperti yang pernah Bapak pimpin, kalau para cecunguk ini sudah
> dianggap terlampau lama dan terlampau mengkhianati rakyatnya sendiri."
> 
> 
> *) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas.
>       
> 

Website http://www.rantaunet.org
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
____________________________________________________

Kirim email ke