Iran Dituduh Jiplak Rudal Rusia Oleh redaksi Batam Pos Rabu, 05-April-2006, 08:50:57 103 Klik
Setelah Senin lalu sukses mengujicoba torpedo bawah laut supercepatnya, kemarin Iran kembali mengumumkan keberhasilannya mengujicoba rudal terbaru yang bisa ditembakkan dari darat ke laut. Namun, di tengah kebanggaan negara Persia itu memamerkan kecanggihan teknologinya, Rusia menyatakan bahwa rudal Iran sangat mirip dengan senjata rancangan mereka. MOSKOW - Kemarin, sejumlah analis militer di Moskow curiga, torpedo yang diujicobakan Iran di perairan Teluk Senin lalu itu merupakan senjata rancangan mereka. Setelah menyaksikan tayangan TV Iran, para analis Rusia mengenali torpedo yang diklaim sebagai hasil karya anak negeri Iran itu sebagai VA-111 Shkval, rudal bawah laut yang paling cepat di dunia. Mereka menduga, Iran memperoleh senjata buatan Rusia itu dari Tiongkok atau Kyrgyzstan. Menurut mereka, tidak mungkin Iran bisa memproduksi rudal secanggih itu. Ruslan Pukhov, pakar militer Rusia di Center for Analysis of Strategies and Technologies, menyatakan bahwa teknologi canggih sekelas Shkval terlalu rumit untuk ditiru Iran. Dia yakin, pakar Iran tidak akan mampu menciptakan sendiri torpedo sehebat itu. Jika mereka benar-benar mampu menciptakan torpedo sekelas Shkval, maka sebelumnya mereka pasti memiliki akses untuk mempelajari teknologi Shkval. Namun, saya yakin, mereka tidak memperolehnya dari Rusia, tegas Pukhov. Selanjutnya, Pukhov mengatakan, Kyrgyzstan, negara bekas pecahan Uni Soviet, pernah mengetahui rahasia tertinggi torpedo Soviet. Selain itu, mereka juga memiliki akses ke pusat uji coba senjata Angkatan Laut yang terletak di pegunungan terpencil, Issyk-Kul. Pada pertengahan 1990-an, menurut Pukhov, Pemerintah Kyrgyzstan menjual teknologi Shkval kepada pemerintah Tiongkok. Apalagi, hubungan Iran dengan Tiongkok sebagai mitra dagang, bisa dikatakan, sangat dekat. Namun, sejumlah pakar lain menemukan hipotesis yang berbeda. Menurut mereka, Iran bisa saja memperoleh torpedo bekas ujicoba yang tenggelam di Perairan Issyk-Kull. Selanjutnya, pakar senjata Iran bisa mempelajari teknologi yang diterapkan pada senjata perang canggih tersebut dengan bantuan dari ilmuwan Rusia yang 'pindah' ke Iran demi pekerjaan yang lebih baik. Teknologi Iran berkembang dengan sangat pesat. Kini, mereka memiliki cukup banyak ahli dan dana yang mencukupi untuk menciptakan rudal sendiri, papar Vadim Kozyulin, pakar yang lain. Selanjutnya, Pavel Felgenhauer, seorang analis independen, mengungkapkan bahwa pada pertengahan 1990an, Iran memperoleh sejumlah kapal selam tempur sekelas Kilo buatan Rusia. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan sarana untuk menembakkan Skhval. Saya rasa, hal tersebut tidak akan mengubah keseimbangan pasukan (di Teluk), hanya karena kapal-kapal Iran ditempatkan pada lokasi yang lebih dekat, untuk bisa menembakkan torpedo, katanya. Sementara, pemerintah Kyrgyzstan dengan tegas membantah tudingan Rusia atas transfer teknologi rudal tersebut. Kemarin, Kanybek Tabaldiyev, pejabat senior pabrik torpedo Kyrgyztan yang sering melakukan ujicoba di Issyk-Kul, menyatakan bahwa perusahaannya tidak pernah membocorkan teknologi mereka kepada Iran. Kami tidak pernah berhubungan dengan Iran, tandasnya. Namun, dia juga tidak mengingkari kenyataan bahwa teknologi semacam itu tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya 'transfer ilmu.' Kendati berita tentang transfer teknologi rudal Iran tersebut masih simpang siur, pencapaian Iran atas teknologi canggih tersebut dipastikan akan membuat posisi Rusia semakin tertekan. Terutama, di tengah krisis nuklir Iran yang masih menjadi topik panas Dewan Keamanan (DK) PBB. Seluruh pakar dan analis militer Rusia yakin, jika Iran semakin agresif dalam mengembangkan teknologi senjatanya, maka posisi Rusia, sebagai negara yang membela hak nuklir Iran, akan semakin terancam. Sementara itu, Iran kembali mengujicoba rudal canggih mereka dalam latihan perang di perairan Teluk, kemarin. Rudal Kowsar yang memiliki daya jangkau medium, mampu menembus segala macam gangguan sistem elektronik dan tidak ada alat apapun yang mampu menghalanginya, demikian bunyi pernyataan resmi militer Iran, seperti dikutip stasiun TV nasional. Iran mengklaim rudal Kowsar, yang dalam bahasa Persia berarti musim semi di surga, itu sebagai senjata super modern. Selain itu, Iran juga mengumumkan keberhasilannya dalam mengujicobakan pesawat hidrolik hasil karya ilmuwan Iran. Pesawat kecil yang dikemudikan seorang pilot itu terlihat terbang 10 meter di atas permukaan air laut, dalam tayangan TV kemarin. Menurut Rear Admiral Mohammed Ebrahim Dehqani, pesawat bermesin tunggal itu dirancang anti radar. Dehqani menambahkan, pesawat tersebut memiliki kemampuan untuk mengangkut sejumlah senjata sekaligus dan bisa menembak sasaran meskipun sedang bergerak. (ap/afp/hep) -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem =========================================================