Assalamualaikum Vitra.
Saya setuju sekali dengan pendapat anda. Memang itulah
kondisi yang dihadapi oleh kampung kita saat ini. Saya
ingat salah satu semboyan dari organisasi pelajar
daerah saya ( Ikatan Pelajar Banuhampu), yaitu: Untuk
Nusa Kubangun Desaku ". Tapi kenyataannya bagaimana?
Kampung ditinggalkan dan dibiarkan terlantar. Secara
jujur bisa kita katakan  bahwa pada umumnya alumni
yang berasal dari Minang memilih untuk bekerja di
Jakarta atau di Jawa. Hal ini mungkin disebabkan
kesempatan kerja yang terbatas di Sum.Barat. Bahkan
mereka yang tamat dari perguruan tinggi di Sum.Barat
juga mencari kerja ke Jakarta. Namun demikian, masih
ada organisasi daerah seperti SAS atau mungkin yang
mau memikirkan pembangunan daerah . Dengan mengajak
tokoh-tokoh yang berasal dari Sum.Barat, Gebu Minang,
IKM,IMAMI dan organisasi lainnya, mudah-mudahan
permasalahan yang kita hadapi bisa dicari solusinya.
Wassalam
Darlis Rabai
HP. 0817806246
Email: [EMAIL PROTECTED]
       [EMAIL PROTECTED]

NB.Sedikit koreksi mengenai nama provinsi sebelum
Provinsi Sumatra Barat, yaitu: dulu namanya Provinsi
Sumatra Tengah ( Bukan Sumatra Timur )dengan ibukota
Bukittinggi ( Bukan Padang ), yang akhirnya dimekarkan
menjadi Provinsi: Sumatra Barat, Riau dan Jambi.

--- Hanvitra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> PRRI dan Dampaknya bagi Etnik Minang
>    
>   “I have traveled all over the world, there’s one
> place I called home: Malaysia”
>   (Saya sudah bepergian ke seluruh dunia, hanya satu
> tempat yang kupanggil rumah: Malaysia)
>   Michelle Yeoh, bintang film, dalam iklan
> pariwisata Malaysia
>    
>   “Saya sudah bepergian hampir ke seluruh Indonesia,
> hanya satu tempat yang saya panggil kampung halaman:
> Bukittinggi”
>    
>   Hanvitra, jurnalis
>    
>    
>   Pendahuluan
>    
>               Sebelumnya, maafkan, saya hendak
> memanggil daerah yang kita panggil sebagai Sumatra
> Barat dengan nama “Minangkabau”. Kenapa saya panggil
> demikian ? Karena istilah Sumatra Barat sebenarnya
> daerah administratif (propinsi) yang digunakan oleh
> pemerintah Orde Baru untuk membagi daerah-daerah
> sesuai dengan nama etnis yang mendiaminya.
> Pemerintah Hindia Belanda dan pemerintah Orde Lama
> menamakan daerah yang kita sebut Sumatra Barat
> sekarang dengan nama propinsi “Sumatra Timur” yang
> beribukota di Padang. Daerah Sumatra Timur jauh
> lebih luas daripada Sumatra Barat, yang meliputi
> Riau dan Sumatra Barat sekarang. Riau termasuk
> bagian dari Sumatra Tmur.  
>    
>               Lalu kenapa pemerintah Orde Baru
> (Suharto) menetapkan propinsi Sumatra Barat seperti
> sekarang ini ? Ini berkaitan dengan  Pemerintahan
> Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pada tahun
> 1958-1962. Sejumlah panglima divisi Banteng dan
> staf-stafnya yang meliputi Kolonel Ahmad Husein,
> Kolonel Tapanuli, Kolonel Simbolon, bersama sejumlah
> politisi seperti M. Natsir, Sumitro Djayahadikusumo,
>   M. Hatta, dan membentuk Pemerintahan Revolusioner
> Republik Indonesia (PRRI) yang berkedudukan di
> Bukittinggi. Maksud dari PRRI ini adalah untuk
> memperingatkan Yang Mulia Presiden Soekarno yang
> sudah bertindak sewenang-wenang. Kecemburuan
> pusat-daerah turut pula memperkeruh suasana. Kondisi
> pada tahun 1950-an mirip dengan kondisi sekarang.
> Soekarno membangun Jakarta sebagai pusat
> pemerintahan dan membangun proyek-proyek mercu suar
> seperti Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal,
> dan Stadion Gelora Senayan dan sejumlah patung.
> Sementara daerah dibiarkan miskin dan melarat. 
>    
>               Soekarno mengangkat dirinya sebagai
> presiden seumur hidup. Hal ini tidak disukai oleh
> panglima-panglima militer yang ada di daerah.
> Apalagi Soekarno menggunakan sentimen etnis dan
> ideologi. Soekarno terlalu dekat dengan PKI yang
> tidak disukai oleh kelompok Islam dan nasionalis.
> Panglima-panglima militer di daerah mulai mengadakan
> gerakan. Sejumlah politisi di Jakarta juga sudah
> mulai bergerak. Wakil presiden Muhammad Hatta, tokoh
> politisi dari Partai Sosialis Indonesia (PSI),
> Sumitro Djojohadikusumo, dan tokoh Masyumi Muhammad
> Natsir turut dalam rapat-rapat rahasia bersama tokoh
> PRRI dan tokoh  Persatuan Rakyat Semesta (Permesta),
> Vence Sumual. 
>    
>               Soekarno tak suka ekonomi. Ia lebih
> suka membangun ideologi revolusioner. Oleh karena
> itu, pembangunan ekonomi pada masa itu mandek.
> Indonesia memang kekuatan militer terbesar di Asia
> Tenggara dan Asia (setelah Cina).  AS tak suka pada
> Soekarno. 
>    
>               Soekarno menganggap PRRI/Permesta
> sebagai kenakalan “anak-anak”. Soekarno memang
> menganggap dirinya sebagai “Bapak” sedangkan para
> politisi dan perwira militer sebagai anak-anaknya.
> Soekarno adalah orang yang pandai bermain peran. Ia
> pandai menempatkan diri. Ketika menghadapi kelompok
> Islam ia pandai bermain peran sebagai muslim yang
> baik.
>    
>   Upaya Diplomasi
>    
>               Pada awalnya Soekarno tidak ingin
> menghadapi PRRI dengan kekerasan. Soekarno mengutus
> Hasjim Ning, pengusaha, saudara Bung Hatta, untuk
> menghadap Kolonel Ahmad Husein di Padang. Kolonel
> Ahmad Husein mengajukan sejumlah tuntutan antara
> lain: retool kabinet, bung Hatta didudukkan kembali
> Wakil Presiden, dan keadilan pusat-daerah. Semua
> tuntutan ini ditolak oleh Soekarno. Ia menganggap
> Ahmad Husein sebagai “Anak Bandel” dan harus segera
> diberi pelajaran. Kolonel Ahmad Husein adalah bukan
> orang sembarangan. Ia adalah panglima Divisi
> Banteng/Sumatra Timur yang berjasa mengusir tentara
> NICA dari Sumatra Timur. Dan tentara Divisi Banteng
> dikenal tangguh dalam berperang. Mereka
> berpengalaman menghadapi Belanda. Oleh karena itu
> Soekarno tidak boleh main-main. Ia harus menyiapkan
> tentara terbaik untuk menyerbu Padang.
>    
>               Presiden Soekarno mengutus Jenderal
> Ahmad Yani untuk menyiapkan operasi tempur yang
> diberi nama “Operasi 17 Agustus”.  Jenderal Ahmad
> Yani menyiapkan sejumlah batalyon terutama dari
> Kodam IV Diponegoro dan Kodam II Siliwangi. Letjen
> Soeharto ditetapkan sebagai pelaksana lapangan.
> Serbuan pertama dilaksanakan dengan operasi pendarat
> Amphibi di pantai Padang. Sekitar lima jam,
> kapal-kapal ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia)
> dengan menghujani pantai Padang yang dipertahankan
> mati-matian oleh pasukan PRRI. Jelas kekuatan ALRI
> bukanlah tandingan pasukan PRRI.  Kekuatan ALRI
> adalah yang terkuat di Asia. 
>    
>               Selanjutnya diteruskan dengan operasi
> pendaratan pasukan Amphibi di pantai Padang berikut
> tank-tank dan artileri.  Lalu dilanjutkan oleh
> penerjunan pasukan parasut (paratrooper) di kota
> Padang dan Bukittingi. Serbuah ini menimbulkan
> banyak korban jiwa baik tentara “Jawa” maupun
> tentara PRRI. Pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara
> Republik Indonesia (AURI) membomi titik-titik
> penting pasukan PRRI.  Pasukan “Jawa” akhirnya
> berhasil menguasai Padang. Serbuan ofensif lalu
> diteruskan hingga ke lembah Anai. Serbuan ini
> ditahan oleh pasukan PRRI dalam suatu pertempuran
> yang paling berdarah dalam sejarah PRRI.  
>    
>               Pasukan PRRI mundur ke hutan-hutan.
> Pasukan “Soekarno”  mengadakan gerilya di daerah
> perkampungan dan perkotaan. Dalam proses itu,
> ratusan dan ribuan orang diciduk. Sebagian mati
> dalam tahanan. 
>    
>               Pasukan KODAM Siliwangi dikenal
> berperilaku lebih baik daripada pasukan dari KODAM
> Diponegoro. Selain berasal dari etnis Sunda, pasukan
> KODAM Siliwangi berperilaku lebih halus dan agamis.
> Sedangkan pasukan KODAM IV Diponegoro berperilaku
> kasar. Mereka menganggap diri sebagai pemenang
> perang dan mengulangi kisah sukses ekspedisi
> Pamalayu untuk menaklukkan Sumatra.  
>    
>               Atas bujuk rayu sejumlah tokoh,
> kolonel Ahmad Husein menyerahkan diri kepada
> Gubernur Bagindo Aziz Chan dan Letjen Supeno di
> sebuah lapangan di Solok. Ahmad Husein menyerah
> bukan karena kalah tapi demi keutuhan republik.
> Pasukan PRRI masih banyak tersebar di hutan-hutan.
> Ahmad Husein ditangkap dan dibawa menghadap Presiden
> Soekarno. “Gimana masih mau melawan Bapak?” tanya
> Soekarno secara retoris. 
>    
>               Total dalam perang  ini ada 30.000
> korban tewas di kalangan masyarakat Minang.
> Kebanyakan sukarelawan PRRI. Hal ini belum lagi
> dilanjutkan dengan korban penyiksaan tahanan-tahanan
> PRRI oleh tentara “Soekarno”. Laporan ini tidak akan
> pernah diketahui publik. Hanya sedikit sarjana yang
> mengetahui dengan pasti kejadian ini antara lain
> Geoger Mc. Turnan Kahin, ilmuwan politik dari AS dan
> Nazaruddin Sjamsuddin yang menulis disertasi
> mengenai PRRI di Australian National University
> (ANU). 
>    
>   Dampak PRRI bagi etnik Minangkabau.
>    
>               PRRI adalah sebuah titik balik bagi
> etnik Minangkabau. Semenjak itu, etnik Minangkabau
> mengalami kemunduran total dalam berbagai bidang.
> Dalam pentas politik, kita tidak mendengar lagi
> etnis Minang. Padahal etnis Minangkabau punya saham
> yang besar dalam kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka,
> M. Hatta, Sutan Syahrir, Abdul Rivai, Bahder Djohan,
> Abdul Muis, Rasuna Said, Rahmah El-Yunusiah, Idrus,
> dan Marah Rusli. 
>   Tapi tokoh-tokoh ini tak pernah ada dalam
> buku-buku sejarah terbitan Orde Baru.
>    
>               Seluruh buku-buku sejarah yang ada di
> SD, SMP, dan SMU sudah direkayasa sedemikian rupa
> sehingga meminggirkan peranan tokoh-tokoh etnik
> Minangkabau dalam sejarah. Justru peranan Soeharto
> dan TNI-AD yang begitu ditonjolkan. Selama ini kita
> dibohongi dan ditipu oleh pemerintah pusat. 
>    
>               Etnis Minangkabau mengalami krisis
> identitas yang parah. Kemiskinan dan kebodohan
> meraja rela. Sebagian etnis Minangkabau memang
> sukses di rantau namun sebagian lagi terlunta-lunta
> di rantau.
>    
>               Generasi muda Minangkabau tidak lagi
> mengenal dan memahami budaya asli negerinya. Adat
> kembali ditinggalkan. Padahal budaya Minangkabau
> mempunyai nilai-nilai yang unik yang tak ada duanya
> dengan 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke