Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

 
  Maaf saudara, Saya kira saudara perlu berhati hati membuat sebarang telahan, 
jangan menggunakan timbangan sendiri karena timbangan Sang pencipta bukan 
seperti timbangan manusiawi.
   
  Segalanya telah ditentukan dalam Alkuran dan hadis dan itulah panduan yang 
fakta yang tidak boleh ditokok tambah dan tidak boleh dikurangkan atau ditukar 
mengikut hukum duniawi, perbuatan mencipta dalil sendiri boleh menyebabkan kita 
terpesong akidah.
   
  Setiap prilaku kita akan dicatat oleh dua Malaikat dikiri kanan yang 
mempunyai tugas berbeda, yang dikanan tugasnya hanyalah mencatat segala 
kebaikan dan yang dikiri hanyalah mencatat segala kesalahan,Dia tidak pernah 
kompromi, Dia melakukan tugas yang tetap mengikut garis panduan yang telah 
ditetapkan oleh Sang Pencipta tanpa pernah keluar dari landasannya.
   
  Saudara menulis contoh dua orang, Pertama. Orang yang baik sesama Manusia 
tapi tidak Sholat.
  Kedua. Orang yang Sholat tapi tidak baik sesama Manusia.
   
  Saya ingin memberikan dua contoh:
   
  Pertama : 
  Si A menabung, sepanjang hayat kerjanya membantu orang lain dengan wang 
tabungannya, dia dipuja dipuji oleh segenap pelusuk,namanya harum sebagai 
dermawan, sementara dia tidak pernah mengunakan wang tabungan itu untuk dirinya 
sendiri.
  Dia membahagai dan menggembirakan orang lain, sementara dia sendiri menderita 
miskin tidak punya apa apa diakhir hayatnya.
  Si B menabung dan menghabiskan, menabung lagi dan meludeskan lagi, menabung 
lagi dicopot lagi. dia tidak membantu sesiapa,wangnya hanya dinikmatinya 
sendiri2
   
  Contoh kedua :
   
  Si A Orang pintar berkarya, tapi karyanya tidak pernah dipersembahkan untuk 
dinilai atau diponten
  Si B mempersembahkan karyanya dapat ponten kurang memuaskan.
   
  Kira kira yang mana pilihan Saudara? adakah diantara si A dan si B berkeadaan 
sama atau berbeda?
   
  Kani47
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  

Syafrinal Syarien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------


Emha Ainun Nadjib: Gusti Allah Tidak "Ndeso"
Beragama yang Tidak Korupsi
Oleh: Faisal

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan
beruntun. "Cak Nun," kata sang penanya, "misalnya pada
waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga
pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke
masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang,
atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit
akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"


Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang
kecelakaan."
"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?"
kejar si penanya.
"Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun.
"Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau
masuk surga tidak ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan
lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang
memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi.

Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga 
harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid,
melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan
mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata
Tuhan: kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang
sakit itu. Kalau engkau menegur orang yang kesepian,
Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau memberi makan
orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.

Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan
suka yang mana dari tiga orang ini. Pertama, orang
yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun
masjid, tapi korupsi uang negara.

Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal
al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia
sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat
permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak
membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi,
dan penuh kasih sayang?"

Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga.
Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun
neraka, bukan membangun masjid. Kalau korupsi uang
rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi
menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu
namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang
orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh
kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya
sembahyang dan membaca al-quran.

Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat
shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu
dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau
misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output
sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis,
cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi,
membantu sesama. Idealnya, orang beragama itu mesti
shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak
korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih
sayang.

Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama
adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan
kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila
kita cuma puasa, shalat,
baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura,
menurut saya, kita belum layak disebut orang yang
beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak
mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi
makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah
orang beragama.

Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari
kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan
sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan
sosial. Orang beragama adalah orang yang bisa
menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang
yang menghormati orang lain, meski beda agama. Orang
yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada
kaum mustadh'afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi
dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu,
orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa
sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan
dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter
darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.


Source:
http://www.jalal-center.com/




____________________________________________________________________________________
Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================


 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke