Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

Mba Ina,
   
  Pertama saya berterima kasih sekali atas kesediaannya berpartisipasi dalan 
kunjungan ini, sampai terpaksa harus berangak jam 1.30 Jumat pagi dari Bandung 
meninggalkan keluarga. Dan sampai dirumah pun katanya jam 1 dini hari Senin.
   
  Semua masukkan ini akan sangat berharga sekali bagi Sumbar dan kami semua. 
Dalam kondisi tertentu, pandangan dari 'outer circle' terkadang jauh lebih 
clear dan transparan. Oleh karena itu juga, saya juga berusaha mengajak teman2 
yang non-Minang untuk berkunjung ke Sumbar. Termasuk rombongan rekan-rekan 
fotografer yang juga non-Minang. Mudah-mudahan tahun depan komunitas 
fotografer.net juga akan melakukan hunting ke Sumbar dan jumlahnya bisa puluhan 
orang krn hunting kelas berat alias "Kelas A" begini juga mengajak komunitas 
fotografer dari daerah Asia Tenggara lainnya. Kita lagi dalam proses menentukan 
tanggal dan bulannya.
   
  Melihat paparan ini, kami nanti juga akan mengundang Mba Ina di Lokakarya 
tahun depan dalam keterkaitannya Kereta Api dengan Pariwisata.
   
  Sekali lagi terima kasih, juga kepada atasannya dan segenap PP2Par ITB. Mohon 
maaf atas segala kekurang nyamanan selama diperjalanan ke Sumbar. Semoga tidak 
kapok untuk datang lagi he..he... Maaf, skln saya cc ke milis terbesar para 
perantau Minang nih...:D

  Salam,
  Nofrins
  
Ina Koswara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear Uda Nofrins,

Sebelumnya terimakasih sdh diajak diacara KA Wisata
Sumbar: melihat perkembangan kepariwisataan Sumbar,
sekaligus mengabadikannya di kamera.. inilah enaknya
kerjaan dan hobby saling mendukung, he..he..

Meskipun hanya 3 hari, tapi secara umum sy melihatnya
Sumbar memang punya potensi besar di bidang
pariwisata. Keindahan alam Ranah Minang dan keunikan
budayanya sudah tidak perlu dipertanyakan. Tapi kita
juga mesti sadar, bahwa daerah lain juga banyak yang
indah…. Kalau hanya sekedar alam, gunung, pantai,
danau juga banyak terdapat di daerah lain, dan mereka
juga giat mengembangkan kepariwisataannya. 

Nah jadi yang perlu dilakukan adalah memunculkan
keunikan daya tarik yang hanya dimiliki Sumbar. Apakah
itu??? BUDAYA dan SEJARAH Sumbar, karena semua berawal
di situ. Budaya Minang ya hanya ada di Minang; sejarah
Sumbar hanya dimiliki Sumbar. Bahkan kereta api di
Sumbar juga terkait dengan sejarah tambang di Sawah
lunto, dll (ini mungkin ahli sejarah lebih tahu). Tiap
daerah di Sumbar pasti punya SEJARAH ALAM dan SEJARAH
BUDAYA yang berbeda! Itu yang mesti digali. Intinya
Sumbar harus memunculkan yang unik dan khas supaya
bisa BERSAING dengan destinasi lainnya di Indonesia,
dan bahkan di dunia. 

Keindahan alampun harus dikaitkan dengan budaya
masyarakatnya. Terasering sawah yang indah banyak
terdapat dimana-mana, tapi terasering dengan
pemandangan rumah tradisional/rumah gadang ya hanya
ada di Sumbar (sayang kemarin sy melihatnya sudah
sedikit!). Mestinya banyak lagi yg bisa digali oleh
budayaman Minang, terkait dgn adat/tradisi dll.

Ngarai Sihanok kenapa bisa seindah dan menakjubkan
begitu? Ya karena sejarah pembentukan permukaan bumi
Sumbar, terkait dgn patahan/sesar, dll dsb. Sejarah
pembentukan Danau Maninjau, sehingga membedakannya
dengan danau Singkarak misalnya (saya nggak ngerti
geologi sih, he..he..). Pak Ardika (mantan Menbudar
juga mengatakan, bahwa kepariwisataan Indonesia itu
sebenarnya pariwisata budaya!).

Jika saat ini KA dianggap saat ini sebagai titik point
nya, tentunya lagi-lagi perlu dikaitkan dgn potensi
sejarah dan budaya Sumbar. Kereta api wisata sudah
mulai dikembangkan ditempat lain, khususnya di luar
negeri. Tapi KA yang interior nya menggunakan
‘aksesoris’ lokal Minang, yang bisa sambil makan sate
padang, yang pramugarinya pake baju kurung, yang ada
video pertunjukan seni budaya Minang, yg melihat
panorama khas Sumbar -ya hanya ada di kereta wisata di
Sumbar! 

Meskipun bisa dilihat dari sudut lain juga,
pengembangan pariwisata Sumbar secara umum diharapkan
nantinya akan seiring sejalan dengan pengembangan
kereta wisata. Pada intinya pengembangan
kepariwisataan Sumbar harus membawa manfaat bagi
masyarakat lokal. 

Nampaknya memang perlu pentahapan untuk memajukan
pariwisata Sumbar dengan titik awal KA Wisata.
Tentunya sulit langsung mengharapkan KA ini bisa rutin
reguler (kecuali kalo sponsornya banyak, he..he..). Sy
membayangkannya jadi KA reguler yg melayani rute
Padang-Padangpanjang dulu (dan selanjutnya ke
Bukittinggi). Sekarang yg ke Pariaman udah jalan kan?.
Pembenahannya bertahap. Perjalanan dibuat nyaman,
toiletnya bersih, ada informasi/penjelasan tt KA nya,
tentang daerah yg dilaluinya dll. Daerah2 yang
nantinya dilalui KA ini juga segera bebenah,
menyiapkan objek wisatanya, fasilitas pendukungnya,
peningkatan kualitas SDMnya, akomodasi, rumah makan,
moda transportasi lanjutan (begitu wisatawan turun
dari KA misalnya di Kota Padangpanjang atau yang mau
lanjut ke Sawahlunto), informasi, interpretasi, guide,
dll. Upayakan supaya semuanya terintegrasi, jangan
sepotong-sepotong/parsial.

Dukungan Pemda itu yang sebenarnya sangat
membahagiakan, karena jarang sekali sy lihat jajaran
pemda dari mulai Gubernur, walikota, sektor lain
seantusias itu mendukung pengembangan pariwisatanya.
(mudah2 an konsisten, meskipun nanti terjadi
pergantian pimpinan!). Jadi MOMENT ini benar2 harus
dimanfaatkan, jangan ditunda-tunda lagi.Jangan hanya
jadi sesumbar, he..he..

Mudah-mudahan ada kesepakatan seluruh daerah di
Sumbar, sehingga nanti masing-masing kab/kota bisa
memposisikan daerahnya dalam konteks kepariwisataan
provinsi/makro. Setiap daerah punya unggulan
masing-masing (untuk tk provinsi), yg menonjolkan
kekhasan daerahnya, sehingga saling melengkapi, dan
bukan malah saling bersaing antardaerah.
Komplementaritas akan membuat wisatawan berkunjung ke
daerah lain untuk menikmati objek wisata yang lainnya,
sehingga meningkatkan length of stay wisatawan di
Sumbar, memperbesar tk pengeluaran wisatawan, dst yg
ujung-ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat Sumbar
juga. 

Selain itu kalo masing2 punya keunikan yg khas, segmen
pasar yang diraih pun bisa lebih beragam/banyak.
Selain segmen pasar wisatawan budaya, diversifikasi ke
segmen minat khusus alam bahari (diving, dll),
gunung/trekking, dst, masih bisa digali oleh Sumbar.

Moment Pulang Basamo 2008 juga bisa dimanfaatkan untuk
menggerakan pariwisata Sumbar. Seperti yg dilakukan
Tana Toraja bulan Oktober yl, namanya Toraya Mamali
-semua orang Toraja pulang kampung ke Tator, diadakan
festival seni budaya, seminar, upacara2 dll, yg
notabene akhirnya memajukan pariwisata domestik mereka
juga. 
Apalagi jumlah orang Minang yg di rantau jauh lebih
banyak dari orang Toraja. Belum penggede-penggede di
JKT khan banyak orang Minang. Jadi mumpung masih ada
waktu, event Pulang Basamo 2008 nanti harus disiapkan
lebih terencana.

Sementara segitu dulu Da Nofrins, kalo ada lagi yg
bisa sys bantu untuk memajukan par Sumbar, masukan
atau pandangan - sebatas kemampuan sy, insya Allah
akan sy bantu. 

Wass,
INA





____________________________________________________________________________________
Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited


 
---------------------------------
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke