Tolong dibaca aturan di footer dibawah --------------------------------------
Mak Datuak jo palanta sadonyo, Sakali lai apo nan alah ambo sabuik disiko dulu, fungsi ortu, niniek mamak, bundo kanduang ndak jalan. Anak dipalapeh se co anak ayam. Jaan anak nan disalahan, salahkan lah ortu jo nan tigo tadi. Baa kok anak model itu jadinyo. Jaan disalahkan jaman, jaan disalahkan PP satpol, wako dll. Kalau generasi ortu kini hanya sebatas ortu ayam, jaan lah manyasa. Anak pun jadi anak ayam, mangakeh surang. gadang saketek langsung dikaja dek ayaam jantan lainnyo, mungkin sajo dek bapaknyo surang. Cuman ambo ciek punyo saran, jaanlah disangkuik pauikan golodo jo tsunami pulo. Tsunami = fenomena alam, patahan bumi. Kok galodo, cubo caliak sekitarnyo, banyak nan dirambah, nan ditabangi, dima pulo daya tahan tanah kalau diguyur hujan. Caro iko manuruik ambo indak mandidik ka generasi nan akan datang. Alam kalau dipadiakan jo dihancuakan akan babaliak inyo mahancukan kito. Hutan gundul akibatnyo galodo jo banjir, kerang dilaut dirambah untuk bangunan, kayu bakau dirambah jadi kayu baka, lahannyo untuk komplek perumahan, jaleh sajo kalau ombak se saketek, rumah tu hancua. Cubolah didik anak, kamanakan sesuai jo alam sarato jamannyo dengan memperhatikan identitas diri jo adaik, ambo raso fenomena dugem tu agak bakurang. Kini nampaknyo, sadonyo sarupo tabaka sunguik mancaliak fenomena tadi tapi indak namuah maawasi anak. sagalonyo disarahan ka sakola. Dima bisa sakola maawasi si anak kalau si ortu ndak maagiah pendidikan dasar ka si anak. Sakiti se komentar ambo Heri(43) Mulyadi <[EMAIL PROTECTED]> a écrit : Tolong dibaca aturan di footer dibawah -------------------------------------- Waauuuuuuuuu ........ tararau ambo mambaco info ko, kamaa pemuka adat kito ???? kamaa 'alim ulama kito ???? kamaa pak walikota Padang jo Pol PP atau Trantibnyo ??? Kalau macam iko di pabiakan taruih, apo siap kito kota Padang ko didatangkan dek Tuhan tsunami macam di Aceh dulu atau galodo nan taruih langganan datang ka nagari kito. Wallahu alam, na'uzubillahi minzalik. Siapo nan disalahkan kini ??? urang tuo, alim ulama, pemda atau zamannyo bana nan alah edan. Wassalam, HM Dt.MB (50-) ----- Original Message ----- From: "dutamardin umar" To: "rantaunet" ; "gebu minang" Sent: Wednesday, December 20, 2006 2:30 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Dima Nyo ABSSBK Tolong dibaca aturan di footer dibawah -------------------------------------- Mengintip Kehidupan Malam di Kota Bingkuang * Pub, Tempat Transaksi Seks dan Narkoba? Rabu, 20-Desember-2006, 02:33:44 12 clicks Tak salah orang bilang, sekarang ini zaman edan. Batas moral dan susila nyaris tak ada. Jika dulu, anak gadis tabu keluar rumah larut malam, kini dugem (dunia gemerlap), sudah mulai merasuki kehidupan gadis Minang. Akhir pekan silam, satu per satu anak baru gede (ABG) tiba di sebuah pub (diskotik) salah satu hotel berbintang di Kota Padang. Mereka umumnya datang berpasang-pasangan. Namun tak sedikit pula yang datang bergerombolan, menaiki taksi. Malam itu, mereka (ABG perempuan, red) umumnya, datang dengan busana seronok. Yakni, balutan tank-top beserta rok mini. Mirisnya lagi, tak sedikit di antara mereka yang merokok. Tepat pukul 23.00 WIB, acara dimulai. Satu per satu mereka masuk ke dalam pub. Semakin malam semakin ramai dikunjungi 'pemuja kehidupan malam'. Mata memejam, bibir terkatup, kepala bergoyang-goyang, kadang-kadang seolah berputar di bawah iringan musik disko hingar-bingar, serasa memecahkan gendang telinga dan merontokkan jantung. Di bawah udara pengap oleh asap rokok dengan bau khas yang menawarkan ekstasi, mereka tetap tak ambil risih dengan pengunjung sekitar (kaum bapak-bapak) yang juga terlihat hadir, malam itu. Pria dan wanita bercampur baur. Mulai dari minum, berjoget, bahkan hingga berpelukan bersama. "Ayo tambah minumnya. Malam ini kita happy," celetuk Murni (nama sasaran) kepada beberapa rekan semejanya. Malam itu, Murni terlihat setengah mabuk. Disampingnya, ada seorang pria yang sedari awal telah menemani gadis belia itu. Tak lama, Murni mengajak pria itu bergoyang, mengikuti irama house music yang semakin keras berdentum. Dalam kondisi setengah sadar, Murni pun bergelayut di tubuh pria itu untuk bersandar. Pria itu pun mendekap tubuh Murni dengan sangat erat. Sejurus kemudian, pria yang kemudian diketahui sebagai pacar gadis tersebut pun mengajak Murni untuk kembali duduk ke tempat semula. Murni yang sudah sempoyongan, terlihat sudah tak sadarkan diri lagi. Tubuhnya pun jatuh dan dipapah sang pacar. Pandangan fantastis kembali terlihat di sebelah kiri pub. Persisnya, di dekat speaker box, tempat anak band pub, manggung. Sepasang anak Adam tak lepasnya berpelukan serta berjoget. Tak mudah untuk mendapatkan tempat tongkrongan di sana. Konsekuensinya, harus datang cepat, saat pub buka mulai pukul 23.00 WIB. Tak sedikit ABG-ABG menongkrongi tempat ekslusif itu, sedari awal untuk menunggu tamu-tamu pria. Di sana, mereka sepertinya bebas melakukan apa saja. Begitulah salah satu fenomena yang terjadi pada ABG Kota Padang hari ini. Istilahnya, clubbing, kini menjadi semacam tren bahkan kebutuhan primer bagi kalangan ABG. Tak gaul, bila tak datang ke pub. Pub menjadi tempat pelarian suntuk oleh para ABG. Bahkan disinyalir, pub sebagai tempat transaksi seks dan narkoba. Bukan rahasia umum lagi, diskotek hingga saat ini, masih dihinggapi stigma negatif dengan kelas sosial rawan psikotropika, narkotika, dan obat-obatan berbahaya. Padahal di situ berkumpul generasi penerus bangsa, segmen pasar paling potensial untuk dijadikan klien para pengedar ekstasi, sabu, dan sebagainya. (san) Sukseskan Pulang Basamo 2008 visit: www.west-sumatra.com -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================ -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================ --------------------------------- Découvrez une nouvelle façon d'obtenir des réponses à toutes vos questions ! Profitez des connaissances, des opinions et des expériences des internautes sur Yahoo! Questions/Réponses. -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika: 1. Email ukuran besar dari >100KB. 2. Email dengan attachment. 3. Email dikirim untuk banyak penerima. ================================================