Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------
Sukseskan Pulang Basamo Juni 2008


Dunsanak, 
   
  Iya, mungkin benar, sulit memberi nama pahlawan untuk nama jalan. 
  Dan itu bukan hanya "milik" DKI, tapi tampaknya kota Padang juga mengalami 
hal serupa.
   
  DUlu saya pernah bekerja di Padang. Kantor nya di Jl. Rasuna Said no 69. 
Setelah kembali ke Jakarta baru saya "ngeh", ada teman yang bilang, Jl. Rasuna 
Said dimulai dari nomor itu. Tapi mungkin benar juga, kantor saya di pojokan 
simpang Ujung Gurun, dan sebelum itu kantor Polda, sebelumnya lagi Kantor 
Gubernur. Kedua kantor itu di jalan Sudirman ...Saya agak ragu (mungkin 
dunsanak yang di Padang bisa membantu mengecek).
   
  Tapi ada juga kota yang "pintar", misalnya Karawang. Mungkin karena jalannya 
tidak cukup banyak untuk dinamai dengan nama2 pahlawan revolusi, jadi cukup 
satu jalan untuk memborong semuanya, Jalan Tuparev (Tujuh Pahlawan Revolusi).
   
  Tentang perubahan nama Rawa Bangke menjadi Rawa Bunga, saya tidak tahu persis 
alasannya. Seingat saya, waktu tahun 70an akhir saya beberapa kali ke daerah 
sana, ada famili yang tinggal di Gang Padang (ngiri juga, Ambon diberi Kampung, 
tapi Padang cuma kebagian Gang), namanya masih Rawa Bangke. Ada yang bilang, 
perubahan nama itu untuk menghilangkan "cerita lama", bahwa sebelumnya di situ 
- sebagian - merupakan daerah malam, yang - katanya - di belakang pasar rawa 
bangke (sekarang rawa bunga) tsb.
   
  Tentang nama daerah di Jakarta juga banyak mengalami perubahan, misalnya 
Sawah Besar itu ngga pernah ada sawahnya. Katanya dulu asal nama itu justru 
"sawo", bukan "sawah". 
   
  Jl. Tubagus Angke, tempatnya di daerah Angke. Tapi nama daerah itu bukan dari 
nama pangeran tersebut, tapi berasal dari "Angke", yang dalam bahas Hokkian 
berarti merah. Katanya dulu ada (atau banyak?) orang Cina yang dibunuh, dibuang 
ke sungai sehingga warna air sungainya menjadi merah. (Dulu merah, tapi 
sekarang huitam).
   
  
arnoldison nawar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------
Sukseskan Pulang Basamo Juni 2008


Republika, 10 Desember 2006
Rahasia Nama-nama Kampung Betawi
Alwi Shahab

Pemda dan DPRD DKI Jakarta rupanya menghadapi
kesulitan untuk memberi nama-nama pahlawan nasional
pada jalan-jalan utama Jakarta. Seperti nama Harmoni,
yang dikenal selama ratusan tahun, diganti jadi Jl
Majapahit.

Boplo di kawasan Menteng/Cikini yang berasal dari nama
NV De Bouwploeg, sebuah perusahaan real estate yang
membangun kawasan Menteng tahun 192-1930-an diganti
jadi Jl RP Panji Suroso. Nama Kampung Sawah Besar yang
hampir seusia kota Jakarta diganti jadi Jl Samanhudi,
Jakarta Pusat.

Hampir bersamaan dengan itu hilang pula Kampung Jaga
Monyet di kawasan antara Harmoni dan Petojo. Kini jadi
Jl Sukardjo Wiryopranoto. Banyak yang tidak kenal
siapa tokoh yang dijadikan nama jalan yang
menghubungkan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat ini.
Padahal Jaga Monyet sudah ada sejak zaman VOC.

Saat Batavia sering diserang gerilyawan Islam Banten
dari arah Grogol dan Tangerang, maka Belanda membangun
benteng. Karena lebih sering menghadapi monyet-monyet
yang berkeliaran, katimbang musuh, maka tempat
penjagaan itu dinamai Jaga Monyet. Sekaligus jadi nama
kampung di sekitarnya.

Ada lagi nama tempat di Jakarta yang sudah berusia
ratusan tahun, yakni Paal Meriam. Terletak di antara
perapatan Matraman dan Jatinegara. Asal usul nama
tempat ini tahun 1813. Pada waktu itu terjadi
pertempuran sengit antara pasukan artileri meriam
Inggris dengan pasukan Belanda/Prancis. Pasukan meriam
Inggris disiapkan di daerah ini untuk melakukan
penyerangan ke kota Batavia. Peristiwa tersebut sangat
terkesan bagi masyarakat sehingga disebut Pal Meriam.

Versi lain menyebutkan, ketika ketika gubernur
jenderal Daenderls membuka jalan Anyer (Banten) -
Panarukan (Jatim) sejauh 1000 km, daerah pal mariam
ini merupakan rute jalan trans Jawa tersebut. Di
lokasi pal meriam di pasang patok jalan yang terbuat
dari meriam yang tidak terpakai. Masyarakat yang
melihat meriam tersebut sebagai patok jalan menyebut
daerah itu Pal Meriam. Sayang nama bersejarah ini
diganti dengan Jl KH Ahmad Dachlan. Padahal nama ini
sudah banyak diabadikan untuk nama jalan di Jakarta.

Di dekat Pal Meriam, terdapat kampung Solitude, yang
juga penduduknya kebanyakan warga Betawi. Solitude
berasal dari kata bahasa Inggris yang berarti
'kesunyian'. Karena kala itu banyak anggota tentara
Inggris yang mati ketika menggempur Batavia. Mayatnya
bergeletakan di rawa-rawa. Hingga dinamakan Rawa
Bangke. Entah kenapa nama yang punya sejarah kota
Jakarta diganti jadi Rawa Bunga.

Kalau kita ke Jakarta Kota, di wilayah Kelurahan
Roamalaka, Kecamatan Tambora, terletgak Jalan Tiang
Bendera. Nama ini berasal dari bendera yang
sehari-hari terpancang di depan rumah Kapiten Cina
pada pertengahan zabad ke-18. Mulai 1743, tiap tanggal
1 penanggalan Masehi, pada tiang bendera di rumah
tersebut dikibarkan bendera. Maksudnya untuk
mengingatkan masyarakat Tionghoa untuk membayar pajak
kepala, sewa rumah dan berbagai pajak lainnya. Bagi
orang Cina di Batavia, tanggal 1 setiap bulan disebut
dag der vlaghijsching (hari pengibaran bendera).

Mungkin banyak yang ingin tahu asal nama Kampung
Petamburan, yang merupakan tetangga dari pusat
pertokoan dan pebelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pada masa lalu rumah penduduk masih jarang dan banyak
tumbuh pohon jati disekitarnya. Suatu ketika di daerah
ini meninggal seorang penabuh tambur. Ia kemudian
dimakamkan di bawah pohon jati, sehingga jadilah nama
kampung Jatipetamburan.

Pejambon terkenal karena terletak Departemen Luar
Negeri. Di sebelahnya, yang merupakan bagian dari
Deplu (kini disebut Gedung Pancasila), tempat sidang
Volksraad (parlemen Belanda berlangsung) . Di tempat
inilah Bung Karno berpidato pada 1 Juni 1945 dan
dikenal dengan hari kelahiran Pancasila. Sehari
setelah kemerdekaan -- 18 Agustus 1945 -- Soekarno dan
Hatta dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.
Pada waktu bersamaan disahkan UUD 1945.

Kampung Pejambon baru ada sejak Daendels membuka
daerah ini dengan sebutan Weltevreden. Kata 'pejambon'
berasal dari kata 'penjaga Ambon'. Penjagaan tersebut
berada di sebuah jembatan yang melintasi kali Ciliwung
dan penjaganya orang Ambon. Pejambon juga tempat
tinggal Nyai Dasima ketika dia menjadi nyai (istri
piaraan) tuan Willem, seorang pembesar Inggris. Dia
kemudian menjadi istri Samiun, tukang sado dari
Kwitang, dan dibunuh oleh Bang Puase, jagoan Kwitang,
atas perintah Hayati, istri tua Samiun.

Kawasan Pluit di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
dikenal dengan perumahan mewahnya, yang hanya dapat
dibeli oleh orang-orang yang benar-benar tajir. Banyak
pedagang di Glodok yang omzetnya miliaran rupiah per
hari memiliki perumahan di Pluit, di samping perumahan
mewah lainnya. Menurut peta Topographish Bureau
Batavia (1903), sebutan bagi kawasan ini adalah Fluit.
Lengkapnya Fluit Muarabaru. Menurut kamus Belanda
Indonesia (Wojowasito) , fluit berarti suling, bunyi
suling dan roti panjang sempit.

Rupanya nama kawasan itu tidak ada hubungbannya dengan
sulit, atau pluit, semacam pluit wasit sepakbola atau
polisi. Ternyata nama kawasan tersebut berasal dari
fluit, lengkapnya fluitschip yang berarti kapal
(layar) panjang berlunas ramping.
Sekitar 1660 di pantai sebelah timur muara Kali Angke
diletakkan sebuah fluitschip, bernama Het Whitte
Paert, yang sudah tidak laik laut. Dijadikan kubu
pertahanan untuk membantu Benteng Vijfhoek di pinggir
Kali Grogol, sebelah timur Kali Angke, dalam rangka
menanggulangi serangan-serangan sporadis pasukan
Banten. Kubu tersebut kemudian dikenal dengan sebutan
De Fluit, yang kemudian jadi Pluit hingga sekarang.





____________________________________________________________________________________
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================


 
---------------------------------
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke