Jakarta, 22 October 2009 Nomor :11/T/IX/2009 Lamp : TOR Hal : Undangan Dikusi Akuntabilitas Media dalam Penggalangan Dana : Kegiatan Kemanusiaan Vs Industri Media
Kepada Yth. Rekan-rekan aktivis kemanusiaan. Di Tempat Bersama ini kami Humanitarain Forum Indonesia (HFI) bekerjasama dengan perkumpulan SKALA mengundangan rekan-rekan dalam Dikusi Akuntabilitas Media dalam Penggalangan Dana : Kegiatan Kemanusiaan Vs Industri Media pada : Hari/Tanggal : Jum'at/23 Oktober 2009 Pukul : 14.30 16.30 WIB Tempat : Ruang rapat Lt. II (depan sekretariat PP Muhammadiyah) Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Rini 0817-6716970, Yany 021-92536359. Bagi rekan rekan yang akan hadir dalam diskusi ini harap mengirimkan surat konfirmasi ke email :dynza...@gmail. com atau fax. 021-3923316 atau sms ke 021-92536359. Demikian yang kami sampaikan atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih. Wassalam, Hening Parlan Direktur Eksekutif HFI LEMBAR KONFIRMASI Nama : . Institusi : . Alamat : . HP dan email : . Dengan ini menyatakan akan hadir dalam Dikusi Akuntabilitas Media dalam Penggalangan Dana : Kegiatan Kemanusiaan Vs Industri Media pada Jum'at/23 oktober 2009 di gedung Muhammadiyah lt.2 . .., ..2009 .. Nama jelas dan tanda tangan. TOR Akuntabilitas Media dalam Penggalangan Dana : Kegiatan Kemanusiaan Vs Industri Media Latar Belakang Bencana yang datang beruntun di Indonesia, mengundang keprihatinan yang sangat mendalam. Keprihatinaan ini kemudian melahirkan keinginan yang sangat kuat di masyarakat untuk menyampaikan rasa simpati dan empati. Tidak saja masyarakat yang ada di Indonesia, tetapi bencana juga ternyata membangun solidaritas yang kuat antar masyarakat international, bantuan mengalir dengan cepat, mulai dari kebutuhan pokok, tenaga sukarela sampai berbagai teknologi tepat guna untuk penanganan korban. Kemudian, bukan saja tenaga dan berbagai bahan pangan, sumbangan dana pun terus mengalir. Dalam dua hari Perkumpulan Skala, mendata berbagai lembaga yang menyumbangkan uangnya serta berbagai perusahaan dan media yang menggalang batuan untuk bencana gempa di Padang. Lembaga-lembaga ini tidak saja memberikan sumbangan tetapi juga banyak yang melakukan pengganlangan dana public untuk menyalurkannya, sebut saja TV One, melalui acara Negeri Impian yang disiarkan Jumat, 2 Oktober dalam waktu 1 jam, Tv One melalui acara tersebut berhasil mengumpulkan Rp 526 Juta . TV One juga membuka dompet bantuan satu untuk negeri untuk masyarakat korban gempa di Padang. Sementara Trans Corp, berhasil meraup bantuan sebesar 1,8 Milyar dalam acara yang diberi tajuk "Satukan Hati Indonesia Peduli". Metro TV juga membuka dompet bantuan kemanusian Media grup, pengumpulan dana ini dilakukan melalui tag line yang terus menerus disiarkan di media tersebut, tercatat sampai tanggal 5 Oktober jam 11.30, Media Group berhasil megumpulkan dana 15,8 milyar rupiah. Penggalangan dana juga dilakukan oleh beberapa provider telepon selular, Flexi, IM3, Matriks, esia, XL mengajak masyarakat beramal hanya dengan Rp 5000, caranya dengan mengetik sms dan dikirimkan ke nomor yang sudah ditentukan, secara langsung pulsa akan dipotong. Penggalangan dana ini memang bentuk kepedulian masyarakat kepada para korban, bukan hanya media dan lembaga-lembaga international. Para mahasiswa dan anak-anak remaja pun, dengan hanya menggunakan kardus mereka mengajak masyarakat di jalan-jalan raya untuk membantu para korban. Banyaknya pengumpulan dana, memang menggembirakan, karena aksi ini membuktikan rasa solidaritas kita masih sangat tinggi, tetapi bagaimana mekanisme penggalangan dana public ini agar dapat sesuai dengan apa yang diinginkan, artinya bantuan dapat sampai kepada korban yang dituju, serta masyarakat dapat memantaunya. Sejauhmana sebenarnya pemerintah juga turut serta mengawasi penggalangan dana public ini, apakah sudah ada peraturan yang memayungi penggalangan dana serta proses untuk menyalurkannya ? Sementara itu, Indonesia sendiri berada pada "ring of fire" berada di daerah sesar dimana gempa akan kerap terjadi. Selain itu di Indonesia juga hampir di tiap pulau ditemukan gunung berapi yang masih aktif, yang setiap waktu bias saja meletus. Itu artinya mau tidak mau masyarakat memang harus siap menghadapi segala kemungkinan bencana alam. Artinya kondisi serupa di Padang, Tasikmalaya atau wilayah lain akan sering terjadi, begitu juga dengan penggalangan dana yang dilakukan oleh berbagai lembaga, baik sebuah perusahaan, media ataupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat perlu dibangun mekanisme pertanggung jawaban serta akuntabilitas dimana masyarakat dapat memantaunya. Karena bagaimanapun media adalah sebuah industry, yang juga sangat dihargai oleh masyarakat. Selama ini media dipercaya sebagai salah satu pilar untuk memantau berbagai bentuk bantuan, kritis terhadap berbagai tindak korupsi. Tetapi bila media juga terlibat secara langsung dalam penggalanmgan dana, kemudian juga menjadi lembaga implementing, "layaknya lembaga yang biasanya menjadi wasit juga ikut terjun langsung ke lapangan." Di sisi lain media memiliki kekuatan yang sangat kuat untuk mempengaruhi opini public, bagaimana sebuah media TV mampu menarik penonton, dengan berbagai tayangan disertai dengan wawancara yang sangat dramatis, maka dengan mudahnya mengalir bantuan dari masyarakat. Kedermawanan masyarakat kita memang perlu dipupuk, tetapi kita memang perlu menetapkan aturan main. Tujuan 1. Membuka dialog terbuka dengan media, terkait dengan penggalangan dana public oleh media 2. Mengurai mekanisme kerjasama dalam penggalangan dana dan pelaksanaan kegiatannya Peserta Kegiatan Diskusi setengah hari yang diikuti oleh LSM yang menangani persoalan bencana, praktisi media dan jurnalis Penyelenggara Penyelenggara dari kegiatan ini adalah Humanitarian Forum Indonesia dan perkumpulan Skala Tempat dan Waktu Ruang Pertemuan Muhamadiyah lantai 2, Jln. Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat. Waktu : Jum'at/23 Oktober 2009 pukul 14.30 16.30 WIB Pembicara 1. Item, Mantan Ketua AJI (Aliansi Jurnalistik Indonesia) 2. Victor Rembeth, Dana Publik dan tanggap darurat pengalaman penanganan bencana 3. Erdi Taufik- SCTV, Penggalangan dana dan pemberitaan media Moderator dan Pembahas : Hening Parlan (HFI)