Mengapa tidak? Jikalau Islam sudah merupakan bagian dari American Culture,
banyak tokoh-tokoh aktif Muslim yang duduk di both House, jumlah populasi
American Moeslim, sama seperti American Jewish, yang berhasil
mensejajarkan komunity Yahudi di Amerika, Yom Kippur, Hannukah pun telah
menjadi bagian dari tradisi Amerika.
Asal kita aktif dalam memperjuangkan aspirasi kita, sama seperti
bangsa Yahudi yang aktif untuk membangun tanah airnya, sama seperti
bangsa Palestina yang juga aktif untuk membangun tanah impiannya.
bukankah Tuhan akhirnya mengabulkan keinginan mereka.

Semoga juga kaum keturunan Chinese di Indonesia dapat lebih aktif dalam
berjuang bersama kita dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur,
hilangkan tradisi mengisolasi diri, kalau ingin dikenal dan dihargai,
marilah coba untuk mengenal dan menghargai yang lain.

Juga untuk yang Kristen-nya, coba kita hilangkan kesan bahwa setiap
pulang gereja, orang Kristen kerjaannya hanya jalan-jalan, makan-makan,
dan menghamburkan uang di mal-mal. Ngga usah merayakan Natal dengan
yang wah-wah...coba timbulkan tradisi yang baru, daripada berbagi-bagi
hadiah yang serba mahal, atau liburan natal di luar negeri, mungkin dapat
diganti dengan kunjungan ke panti asuhan, membawa hadiah sembako, berbagi
kesukaan dengan tetangga. Daripada Merayakan Natal yang jreng-jrengan
di mal-mal, mendingan duitnya disumbangi.

By All Means, I dont wanna be a saint, tapi inilah keluhan yang sering kita
dengar dari saudara-saudara Non Kristiani dan Non-Keturunan.
But I'm sure, semua sudah mengetahui ttg hal ini, saya hanya ingin
mengingatkan kembali.

(Why suddenly I feel like a smart ass?, Pattiwael memang Bawel)

So, Bung Nas, Why Not? Jika anda yakin dan percaya, pastilah Tuhan akan
mengabulinya.


Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets



On Mon, 28 Dec 1998, Nasrullah Idris wrote:

> Ya semoga saja penghargaan terhadap Islam  di USA akan melahirkan
> keputusan 1 Syawal sebagai hari libur nasional.
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>
>
> From: Andrew G Pattiwael <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Islam Lebih Dihargai di Amerika
> Date: Monday, December 28, 1998 5:38 AM
>
> Dengan datangnya sekitar 13 undergrads dan 10 grads/Indonesian Army
> Officers
> yang beberapa ditemani oleh anak dan isteri, Norwich telah menyulap
> sebuah ruangan di dalam White Chapel untuk dijadikan Musholla.
> Bahkan Norwich Messhall telah mengakomodasikan para muslimin dari
> Indonesia
> dan negara lain saat berbuka, dengan menyediakan waktu khusus bagi
> mereka.
> Untuk tahun ini, Norwich Messhall berniat untuk menyajikan makanan
> khas
> indonesia untuk berbuka puasa.
> Harus diakui, kesungguhan universitas ini dan Amerika pada umumnya,
> untuk
> mengenal lebih jauh mengenai agama, heritage dan tradisi Islam.
> Dapat saya lihat pula saat universitas ini menjamu 100-an lebih
> Taruna-taruna
> Angkatan Udara Uni Emirat Arab, summer lalu, betapa telatennya
> Norwich
> Messhall untuk tidak menyediakan makanan yang mengandung babi dan
> makanan
> yang telah disucikan menurut hukum Islam.
> American culture sudah mulai dapat menerima Islam sebagai bagian dari
> tradisi Amerika. Islam sudah bukan lagi momok yang menakutkan seperti
> dalam era 80-an dimana terorisme, Arab dan Islam dijadikan alasan
> untuk legalisasi diskriminasi.
> Kwanzaa, peringatan adat istiadat asli dari afrika pun telah
> diperingati
> secara nasional di Amerika. Tahukah anda bahwa peringatan Idul
> Fitri-pun
> telah diperingati didalam White House?
>
> Bagaimana dengan Indonesia? Akankah kita bisa seterbuka Amerika?
> Bisakah kita menerima saudara-saudara kita yang keturunan Cina untuk
> menjadi bagian dari Indonesia? Atau menerima dan menghargai pemeluk
> Agama Kong Hu Cu seperti 5 agama lainnya yang diakui oleh pemerintah?
> Atau tidak mencurigai lagi kegiatan para Muslimin kita sebagai
> tindakan
> yang ekstrimist dan disktriminatif thd minoritas?
>
> Mau tidak mau Indonesia sudah dicap sebagai mini United States of
> Amerika.
> Tetapi toleransi antar umat beragama dan suku bangsa kita ternyata
> masih
> tertinggal dibandingkan negara lain dan Amerika sekalipun.
>
> Teman-teman permias@, ternyata Tugas dan pekerjaan rumah kita masih
> banyak
> dan jauh.
>
>
> Andrew Pattiwael
> The Military College of Vermont
> Norwich University Corps of Cadets
>

Kirim email ke