fyi,

> ----------
> From:         Giri Muridno
> Sent:         Wednesday, April 21, 1999 7:58 AM
> To:   Fuhaedi - ITAP
> Subject:      FW: APA KATA MEREKA TENTANG PARTAI KEADILAN ?
>
>
>
> ----------
> From:         Giri Muridno
> Sent:         Monday, April 19, 1999 10:43 AM
> To:   Muhammad Iwan
> Subject:      RE: APA KATA MEREKA TENTANG PARTAI KEADILAN ?
>
>  Jadi ini pilihan kita ...
>  ya ya ya ..............
>
> ----------
> From:         Muhammad Iwan
> Sent:         Thursday, April 15, 1999 7:35 AM
> Subject:      FW: APA KATA MEREKA TENTANG PARTAI KEADILAN ?
> Importance:   High
>
>
>
>
>       Subject:        APA KATA MEREKA TENTANG PARTAI KEADILAN ?
>
>       Ass. Wr. Wb.
>
>       APA KATA MEREKA TENTANG PARTAI KEADILAN ?
>
>       Surat kabar harian REPUBLIKA, 10 Agustus 1998
>       Meskipun nama pemimpinnya belum populer bagi kalangan kebanyakan,
> sekitar 50 ribu massa hadir dalam deklarasi Partai Keadilan di Masjid Al
> Azhar, Ahad kemarin. Halaman masjid yang cukup luas tak mampu menampung
> massa yang hadir, sehingga massa pun meruah di Jl. Sisingamangaraja. Para
> pendukung
>       Partai Keadilan lainnya adalah kaum intelektual, seperti Fahri
> Hamzah, SE (ketua Komite Aksi Mahasiswa Muslim indonesia/KAMMI), Igo Ilham
> AK (pemeran film Fatahillah), DR. Salim Segaf Aljufri, MA dan DR. Hidayat
> Nur Wahid, MA.
>
>       Surat kabar harian JAWA POS, 10 Agustus 1998
>       Yang menarik jajaran pengurus partai ini didominasi para teknolog
> dan intelektual yang rata-rata berusia muda dan lulusan
> universitas-universitas terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai
> presiden -mereka tidak menggunakan istilah ketua umum-, ditunjuklah DR.
> Ir. H. Nur Mahmudi Ismail MSc, berusia 37 tahun dan dikenal sebagai ahli
> teknologi dari BPPT. Wakil presidennya Syamsul Balda SE, MM, MBA berusia
> 34 tahun. Jajaran pengurus
>       yang berjumlah 48 orang juga rata-rata berusia muda.
>
>       Tabloid mingguan MEGA POS, No. 4 Th. I, 13-19 Agustus 1998
>       Partai Keadilan (PK), tampil jadi gerbong penyaluran aspirasi kawula
> muda. Tak beda dengan anggotanya, para pengurusnya juga tergolong kalangan
> profesional. Menanggapi lahirnya PK, Ahmad Soemargono, salah seorang ketua
> Partai Bulan Bintang (PBB) menilai, partai ini melakukan langkah bagus,
> karena berhasil menempatkan diri sebagai wadah penyaluran aspirasi kaum
>       muda dan menggalang kekuatan mereka sebagai basis kekuatan PK. 'Saya
> melihat PK ini mempunyai organisasi yang teratur dan memiliki manajemen
> yang bagus. Para anggotanya cukup profesional,' katanya.
>
>       Surat kabar harian SUARA INDONESIA, 21 September 1998
>       Dahlan Iskan (Direktur PT. Jawa Pos) :
>       Menyaksikan deklarasi Partai Keadilan di Gelora Pancasila Surabaya,
> Minggu kemarin, bulu kuduk saya merinding. Suasana religius yang teduh
> lebih mendominasi daripada suasana hingar bingar yang biasa tampak di
> sebuah forum rapat besar partai. Wajah-wajah mereka juga tampak sangat
> bersih, cerah dan kelihatan benar wajah intelektualnya. Diantara para
> wanita belia itu tak sedikit yang datang sambil menimang bayi. Cara
> menimang bayinya pun menunjukkan bahwa mereka memperlakukan
>       bayinya dengan penuh kasih sayang. Mereka membawa bayinya ke acara
> tersebut bukan untuk demonstratif, melainkan seperti mengandung missi
> bahwa kesibukan seperti apapun -apalagi sekedar partai- tidak boleh
> mengabaikan anak, ditinggal di rumah saja misalnya. Secara lahiriah
> umumnya penampilan mereka cocok untuk sebuah gambaran apa yang disebut
> keluarga sakinah. Yang pria pun juga tampil amat ramah, santun dan sangat
> intelektual.
>       Mereka umumnya mengenakan baju taqwa lengan panjang berwarna putih.
> Atau warna lain yang sangat kalem. Dari jalannya acara terlihat mereka
> adalah kelompok yang sangat terorganisasi. Seorang wartawan nyeletuk bahwa
> mereka ini kelompok reformis sejati.
>       Maksudnya barangkali, karena usia mereka umumnya masih muda maka
> mereka bukanlah kelompok yang pernah terkena getah pemerintahan orde baru.
>
>       Surat kabar harian MERDEKA, 28 September 1998
>       Sekitar 50 ribu simpatisan Partai  Keadilan (PK) memadati Gedung
> Istora Senayan Jakarta, kemarin, untuk menghadiri deklarasi Dewan Pimpinan
> Wilayah DKI Jakarta. Dengan pakaian muslim bernuansa putih, para
> simpatisan memadati setiap ruang Istora hingga tumpah ruah sampai keluar
> gedung. Untuk program jangka pendek akan dibentuk Pos Terpadu Keadilan
> atau POSTER Keadilan untuk membuat penyediaan bahan pangan pokok dengan
> mutu layak dan
>       harga terjangkau. Hal ini dilakukan atas kerjasama dengan masjid dan
> yayasan PK juga memiliki program untuk menyediakan sarana pelayanan
> kesehatan dasar. Dan menyediakan layanan pendidikan alternatif bagi anak
> putus sekolah tingkat dasar dan menengah secara gratis.
>
>       Majalah SUARA HIDAYATULLAH, No. 06/XI/Jumadil Akhir 1419
>       Partai Keadilan barangkali belum ada duanya, paling tidak di
> Indonesia. Penampilan tokoh-tokohnya lebih nampak sebagai juru dakwah yang
> tekun, sabar dan jernih, daripada sebagai politisi yang agresif dan penuh
> rencana tersembunyi. Rata-rata aktivis Partai Keadilan adalah orang-orang
> yang dibesarkan sebagai aktivis gerakan dakwah di kampus dan pesantren.
> Wajah mereka bersih oleh air wudlu. Yel-yel mereka bergemuruh namun tetap
> berakhlak. Aman rasanya melihat massa Partai keadilan berkumpul sebanyak
>       apapun jumlahnya. Bahkan istri Presiden Partai Keadilan adalah
> seorang Hafidzah (hafal Al Qur'an  30 juz).
>
>       Majalah bulanan SUARA MUHAMMADIYAH, No. 23 Th. Ke-83
>       Itulah sebabnya, Partai Keadilan (PK), yang banyak memeperoleh
> dukungan dari kalangan muda terpelajar di kampus-kampus, memilih untuk
> bersikap realistis. Kemenangan di mata mereka hanyalah sebuah sarana,
> bukan tujuan.
>
>       Tabloid mini dwimingguan, SAKSI, No. 4 Th. I 19-21 Oktober 1998
>       Kacung Marijan -pengamat politik dari Universitas Airlangga- melihat
> idealisme yang tinggi adalah kelebihan yang dimiliki PK. Peneliti Indria
> Samego -pengamat politik LIPI- masih melihat PK berpeluang mendapat
> dukungan yang luas. Hartono Mardjono, Wakil Ketua Partai Bulan Bintang :
> 'Saya yakin kami bisa berkoalisi dengan mereka. Dalam pandangan saya
> Partai Keadilan adalah kelanjutan cita-cita dari Partai Islam yang sejak
> awal kami
>       rintis. Mereka ibarat anak-anak kami. Sebab mereka masih muda-muda.
> Secara kemampuan kami mungkin lebih, tapi secara nilai, Partai Keadilan
> memiliki kelebihan dari kami yang tua-tua.' Sayuti, Sekjen Partai Masyumi
> : 'Saya yakin Partai Keadilan dengan massa pendukung anak-anak muda,
> jumlahnya besar. Sebab, walaupun sebagai pendatang baru, banyak para
> pemuda
>       intelektual ada di situ. Organisasi mereka cukup solid.' Prof. DR.
> Deliar Noer, Ketua Umum Partai Ummat Islam (PUI) : 'Di sana banyak
> anak-anak muda. Semangatnya masih tinggi. Keinginan mereka juga masih
> bersih karena mereka tidak terlibat dalam kubangan masa lalu. Oleh karena
> itu, mereka betul-betul memulai dengan sesuatu yang baru. Yang baru kan
> biasanya bersih.'
>
>       Surat kabar harian BERITA BUANA, 13 Oktober 1998
>       Tidak heran jika Partai Keadilan tidak memasang seorang tokohpun
> dalam jajaran pimpinan. Semua anggota, apapun posisinya, adalah tokoh,
> selama ia memberikan yang bermanfaat bagi partai. Argumentasi Hamid
> Hamdani, Wakil Sekjen HMI, 'Saya berani mengatakan bahwa Partai Keadilan
> (PK) adalah partai masa depan, PK tidak mengedepankan tokoh atau elemen
> primordial lain, tetapi lebih pada visi, misi dan nilai-nilai yang
> diperjuangkan.'
>
>       Majalah mingguan UMMAT No. 16 Th IV. 26 Oktober 1998
>       Kehadiran PK memang cukup menarik perhatian para pengamat politik.
> Dalam waktu singkat, partai baru ini telah memiliki 23 dewan pimpinan
> wilayah (DPW). Berarti, partai ini hanya perlu mendirikan empat DPW lagi
> untuk hadir di seluruh propinsi di Nusantara. Suatu prestasi yang tidak
> mudah ditandingi oleh partai-partai lain yang tampil di era reformasi.
>
>       Tabloin mingguan ADIL, 8 Desember 1998
>       Partai Keadilan, tadinya banyak orang mengacuhkannya, seperti halnya
> terhadap partai-partai berlebel Islam yang baru muncul di era pasca Orde
> Baru. Tetapi mata orang menjadi terbelalak ketika puluhan ribu massa
> pendukungnya bertumpah ruah di Istora senayan dalam rangka peresmian DPW
> DKI Jakarta. Dan dalam waktu singkat kini sudah berdiri 23 DPW. Sikap
> lugas
>       Partai Keadilan terhadap upaya-upaya mempertahankan status quo juga
> membuat pengamat tercengang.
>
>       Majalah dwimingguan TAJUK, No. 19 Th. I, 12 Desember 1998
>       PK yang dipimpinnya adalah fenomena menarik diantara menjamurnya
> partai-partai Islam belakangan ini. Partai yang bercita-cita 'menegakkan
> keadilan bagi seluruh umat manusia' itu diam-diam populer di kalangan muda
> Islam dan terdidik. Ribuan simpatisan muda itu tampak membanjiri apel
> akbar yang digelar di Senayan akhir September lalu, dan deklarasi partai
> di berbagai daerah. PK juga meraih dukungan 93% responden dalam jajak
> pendapat yang ditayangkan oleh stasiun televisi TPI, angka tertinggi yang
> pernah diraih suatu partai. Berbagai program PK memang langsung menyentuh
> kepentingan masyarakat yang tengah dicekik krisis seperti pos-pos
> penyaluran sembako, penyediaan pengobatan serta advokasi dan pembentukan
> jaringan bisnis yang islami. DR. Deliar Noer sering "bergaul" dengan
> orang-orang PK di Forum Silaturahmi Partai-partai, 'Mereka memang memegang
> teguh prinsip-prinsip Islam., tetapi itu mereka sampaikan kepada
> masyarakat dengan cara yang lemah lembut. Tidak dengan cara-cara keras'.
> PK tidak ngotot memperjuangkan kemenangan dalam pemilu, karena kekuasaan,
> menurut mereka,  adalah sarana, bukan tujuan.
>
>       Surat kabar harian KEDAULATAN RAKYAT, 19 Desember 1998
>       Inilah konvoi partai politik (parpol) yang benar-benar simpatik. Tak
> ada suara knalpot dibleyer yang memekakkan telinga dan sangat sedikit
> peraturan lalulintas yang dilanggar. Padahal mayoritas peserta konvoi
> adalah kalangan muda, yang konon emosional dan sulit mengendalikan diri.
> Konvoi simpatik inilah yang ditunjukkan warga Partai Keadilan (PK) DI
> Yogyakarta usai mengikuti tablig akbar di Alun-alun Selatan. Jum'at
> (19/12) sore, seolah menjawab kekhawatiran warga Yogya atas konvoi parpol
> yang kerap
>       mendatangkan ketakutan. Tak kurang 3.000 warga berasas Islam itu
> memenuhi alun-alun. Kegiatan PK kemarin justru lebih mirip kegiatan
> pengajian massal. Tak ada hujatan, cemoohan dan janji-janji muluk.
> Nyanyian-nyanyian dan slogan pun diteriakkan dengan santun. Bahkan sesaat
> sebelum konvoi diberangkatkan usai sholat Ashar berjama'ah di Alun-alun,
> doa yang dibacakan sesepuh PK sampai menghabiskan waktu tak kurang 10
> menit.
>
>       Kapolda DI Yogyakarta, Kolonel (Pol) Drs. Bani Siswono
>       Surat No. B/459/XII/1998/DitlPP 26 Desember 1998
>       kepada Ketua DPW Partai Keadilan DI Yogyakarta bahwa pelaksanaannya
> cukup baik, diantaranya :
>       - dalam perjalanan tidak memenuhi jalan dan berjalan dengan tertib
>       - knalpot kendaraan tidak dilepas saringannya
>       - satuan tugas dapat mengendalikan massanya
>       - tidak mengganggu para pemakai jalan yang lain dan tidak melakukan
> pengrusakan sehingga tujuan pawai tercapai tetapi tidak melanggar hak
> orang lain dan ketertiban umum tidak terganggu.
>       Sehubungan dengan perihal tersebut saya selaku pimpinan Polri Polda
> DIY mengucapkan penghargaan dan terima kasih atas pelaksanaan yang tertib
> dan lancar."
>
>       Surat kabar harian KOMPAS, 26 Januari 1999
>       Nur Mahmudi Ismail tentang Kerukunan. Nama pria ramah yang
> berperawakan agak gemuk ini, sebelumnya hampir tak terdengar di panggung
> politik. Namun sejak ia berkiprah di Partai Keadilan, sosoknya mulai
> menjadi sorotan. Banyak yang terkesan oleh pernyataan maupun
> pikiran-pikirannya yang dinilai inklusif, khususnya mengenai bagaimana
> Partai Keadilan yang berasaskan
>       Islam ini menempatkan diri dalam percaturan politik di Indonesia.
>       Berbeda dengan sejumlah partai yang memasang tokoh-tokoh "lama dan
> punya nama" dalam susunan DPP-nya, hampir seluruh pengurus Partai Keadilan
> adalah muka-muka baru. Mereka sebagian besar anak muda, dan rata-rata
> belum pernah
>       berkecimpung di dunia politik. Yang juga mencolok, hampir seluruh
> pengurus DPP-Nya bertitel sarjana sampai doktor. Setelah melakukan
> interaksi dengan anggota-anggota Partai Keadilan ataupun setelah membaca
> ulasan-ulasannya di berbagai  media, umumnya pihak-pihak yang awalnya
> "mencurigai" Partai
>       Keadilan, kemudian menjadi paham. Dan itu sudah terbukti, "Ada
> anggota baru kami yang non muslim, yaitu dari Kristen dan Budha. Ini
> membuktikan bahwa iktikad kami adalah berpartisipasi membangun bangsa yang
> sudah porak-poranda".
>
>       Majalah Mingguan TEMPO, 18 januari 1999
>       Jaringan pendatang baru ini sungguh mencengangkan. Mereka tumbuh
> pesat, tampil dengan semangat puritan sekaligus terbuka.
>       Bangunan rumah toko di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, itu
> dulunya adalah sebuah show room mobil. Kini gedung berlantai tiga itu
> telah menjelma menjadi markas sebuah partai. Bersahaja tapi rapi. Para
> pengurus partai hilir mudik dengan gerak yang santun. Perjumpaan atau
> perpisahan diantara mereka selalu disertai ucapan salam. Juga jabat tangan
> yang karib, dengan senyuman. Itulah kehidupan sehari-hari kantor Dewan
> Pimpinan Pusat Partai Keadilan. Tak mustahil jika dengan sikap moderat
> bahkan modern itu, partai ini bisa menjadi besar kelak. Apalagi mereka
> dengan serius mengorganisasi partai.
>
>       Majalah mingguan internasional terbitan Hongkong FAR ESTERN ECONOMIC
> REVIEW 28 January 1999.
>       Six months after its spirited launch at the Al-Ahzar mosque in South
> Jakarta, the Justice Party is emerging as a force to watch. Across the
> country, it has attracted hundreds of thousands of devout Muslims in their
> 20s and 30s who are well educated, articulate and eager to promote a fresh
> political culture. While many other new parties are appearing to old
> loyalities among the nation's 86% Muslim majority -reviewing
> constituencies and recruiting ageing leaders from major Muslim groups such
> as the Nahdatul
>       Ulama and Muhammadiyah- the Justice Party is striving to overcome
> such boundaries. That means reversing decades of dependency on well-worn
> public figures.
>
>       Majalah mingguan FORUM, 8  Pebruari 1999
>       Nur Mahmudi Isma'il, seorang alim yang menjaga moral dan akhlak.
> Akhlak atau moral menjadi dasar partai yang baru dibangunnya : Partai
> Keadilan. Ia berniat mengubah wacana, paradigma dan kebiasaan dalam dunia
> perpolitikan negeri ini. Tak ada angin tak ada hujan, kala memaklumkan
> diri, partai baru itu mampu membuat sesak Senayan. Ratusan bus yang
> mengangkut ribuan
>       manusia memadati kawasan olah raga itu. Konon, hanya dalam tempo
> tiga bulan partai itu telah memiliki 23 pengurus daerah di tingkat
> propinsi. Sementara, di tingkat kabupaten telah terbentuk 200 pengurus
> cabang dan seribu lebih pengurus ranting di tingkat kecamatan. Sebuah
> kemampuan konsolidasi diri yang tidak bisa dianggap enteng. Fenomena ?
> Sebutan itu cukup masuk akal.
>
>       Surat kabar harian MEDIA INDONESIA, 13 Pebruari 1999
>       Partai Keadilan menegakkan amar ma'ruf nahi munkar di bidang
> politik. Partai Keadilan merupakan kuncup reformasi yang mekar menjadi
> bunga. Ia lahir di atas puing-puing sebuah rezim yang baru saja runtuh.
> Mayoritas anggota dan pendukung partai yang didirikan oleh sejumlah
> aktivis muslim ini adalah kalangan muda dan ulama, seperti mahasiswa,
> pelajar , santri, organisasi pemuda, cendikiawan. Pengurus DPP banyak
> diisi oleh kaum muda, sedangkan orang tua, sesepuh, para kiai dan senior
> partai berperan
>       sebagai guru., penasehat dan pembimbing. Partai yang didirikan di
> jakarta 20 Juli 1998 ini memiliki akar historis dan ideologi yang panjang.
> Para eksponen pendukungnya merupakan generasi aktif dalam perjuangan
> merebut kemerdekaan. Sedangkan kaum mudanya menjadi unsur yang sangat
> menentukan dalam dinamika gerakan mahasiswa dan pemuda reformis. Mereka
> adalah bagian
>       dari angkatan 1998 yang mewarisi amanah sejarah gerakan generasi
> terdahulu.
>
>       Surat kabar harian SINAR PAGI, 16 Pebruari 1999
>       Sederhana. Melalui kesederhanaan, ingin mewujudkan simpati rakyat.
> Ini tampaknya motto yang diemban Presiden Partai Keadilan DR. Ir. H. Nur
> Mahmudi Ismail, M.Sc. Sinar Pagi yang bertandang ke kantor DPP partai
> Keadilan di kawasan Mampang Prapatan, mendapatkan presiden Partai Keadilan
> tengah berboncengan sepeda motor. Namun, kesederhanaan Presiden Partai
> Keadilan ini tidak sesederhana visi dan misi mereka. Bahkan partai ini
> adalah satu-satunya partai di luar kelompok lima besar (PKB, PAN, PDI
> Perjuangan, PPP dan Golkar) yang diperkirakan menjadi kuda hitam untuk
> menampung suara pada pemilu mendatang. Salah satu koran terbitan Surabaya
> yang bernama Pewarta Siang pernah melakukan jajak pendapat soal  parpol.
>       Tanpa diduga, Partai Keadilan menduduki peringkat pertama.
>
>       Tabloid mingguan TEKAD, No. 19 Th. I, 8-14 maret 1999
>       Di kalangan parpol, Partai Keadilan (PK) yang tampaknya cepat
> melibatkan diri di Ambon. Menurut Anis Matta, sekjen PK, keberadaan jejak
> pendapat partai idola santri ini di Ambon dimulai pada bulan Nopember 1998
> -beberapa bulan sebelum Idul Fitri Berdarah di sana-. Sejak itu posko PK
> didirikan.
>
>       Tabloid Mingguan ADIL, No. 23 Th. Ke-67 10-16 Maret 1999
>       Hanya DPW Partai Keadilan Maluku mungkin yang paling gencar
> merespons. Partai inilah yang telah membentuk Tim Pencari Fakta Keadilan
> yang bertugas mencari informasi tentang berbagai peristiwa kerusuhan Ambon
> dan menyebarkan hasilnya ke berbagai media massa.
>
>       Majalah mingguan GATRA No. 17 Th. V, 13 Maret 1999
>       Jajak pendapat GATRA.....di tengah maraknya partai berbasis
> nasionalisme dan pluralisme, Partai Keadilan menyodok ke posisi lima
> besar. Partai berbasis Islam yang terbilang muda ini meninggalkan dua
> partai Islam berpengalaman lainnya, PPP dan PBB. Wajarlah jika menjelang
> pemilu 7 Juni 1999, kiprah
>       politik si pendatang baru yang lincah ini makin diperhitungkan.
> Bahkan ia disebut-sebut bisa menjadi kuda hitam.
>
>       Laboratorium FISIP UI
>       Partai ini berpotensi menjadi partai yang harus diperhitungkan di
> masa depan. Terutama partai ini menghimpun tenaga-tenaga muda yang
> prospektif sebagai kader partai di masa depan.
>
>       Bagaimana dengan Anda ?
>       Marilah berbuat kebajikan bersama PARTAI KEADILAN.
>
>       Disadur dari brosure No. 24
>       DPC PARTAI KEADILAN CIPONDOH
>
>       DPRa Pinang Kec. Cipondoh Kodya Tangerang
>       Jl. Anggrek Cattleya C332
>       Komplek Pinang Griya Permai
>       Telp. 7309976
>
>       Wasalam.
>       -ryad-
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>

Kirim email ke