>Irwan:
>Terlalu cepat dan terlalu sederhana dalam melihat permasalahan
>yg ada. Pernahkah mereka mempertanyakan apa yg
>dilakukan oleh sebagian poros tengah yg sampai saat ini
>masih terus berusaha menjegal capres dari partai yg paling
>dipercayai oleh rakyat untuk memimpin pemerintahan mendatang?
>Coba anda pikirkan sendiri, apakah memang para anggota
>di poros tengah itu memang sudah sungguh2 tidak ingin
>anggota TNI yg memimpin DPRD tersebut? Saya meragukan
>hal tersebut karena mereka ternyata jelas2 tidak peduli
>apakah TNI atau tidak yg akan memimpin. Logika sederhananya
>saja, kalau mereka memang tidak ingin anggota TNI yg memimpin
>DPRD DKI, maka mereka akan berikan suara mereka semuanya
>kepada calon dari partai yg paling dipercayai oleh penduduk DKI
>karena memang itu konsekuensi logis dari berdemokrasi.
>Kenapa mereka tidak lakukan itu? Silahkan anda cari tahu
>sendiri jawabannya....:)
>
>Semoga poros tengah segera sadar dan insaf untuk segera
>bergabung kembali ke perjuangan rakyat, meneruskan gerakan
>reformasi yg masih jauh dari selesai ini. Berdirilah bersama rakyat.
>
>Saya kecewa DPRD DKI dipimpin oleh anggota TNI. Tapi
>setelah mempelajari dan memperhatikan lebih lanjut, jabatan
>tersebut, ketua DPRD, bukanlah jabatan yg cukup vital mengingat
>suara ketua dan anggota mempunyai kekuatan yg sama.
>Karenanya bagi saya, tidak terlalu bermasalah.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

Sebenarnya saya ingin mengharapkan jawaban bung Irwan yang mengena pada
substansi permasalahan.  Sebagaimana yang sering bung Irwan katakan, bahwa
Anda akan mendukung partai manapun asalkan mereka menjalankan demokrasi
secara konsisten.  Nah, sekarang kenapa bila ada sebagian besar anggota
fraksi PDI-P yang mbalelo (tidak membawa aspirasi masyarakat) Anda tidak
menanggapinya, akan tetapi Anda malah mempersoalkan poros tengah ?
Sekarang sudah ketahuan khan ?  Bagaimana poros tengah akan mendukung sebuah
partai pemenang pemilu, bila anggota fraksi yang akan didukungnya pun
sendiri tidak saling mendukung.
Dan saya sih tetap percaya bahwa kondisi suatu kehidupan demokrasi di
tingkat DPRD (apalagi DPRD DKI Jaya) akan merefleksikan kehidupan demokrasi
di tingkat nasional (DPR).
Kasihan rakyat yang sudah capek-capek datang ke TPS untuk memilih wakil
mereka.  Kebanyakan mereka itu orang yang tidak tahu apa-apa.

Salam,

YMT

Kirim email ke