Saat ini SMH menurunkan berita yaitu "Blood on their hands" oleh David
Jenkins, Mark Dodd, Bernard Lagan and Simon Mann. Saat ini media barat
hendak menggunakan politik 'media warfare' untuk memecah belah Tavares dan
Guterres dari Indonesia. Harapannya tentunya agar mereka berbalik dengan
ketakutan dan meminta perlindungan kepada pasukan Aussie. Setelah sampai di
tangan Aussie mereka jelas akan diserahkan kepada kelompok Falintil untuk
disate.

Mass media oleh Aussie menyatakan seolah-olah para jenderal TNI demikian
ketakutan dengan pengadilan internasional, sehingga perlu menghilangkan
semua bukti-bukti, termasuk bukti hidup seperti Tavares dan Guterres.

Saat ini pihak TNI harus sesegera mungkin untuk ikut menjaga Tavares dan
Guterres dari bahaya kemungkinan pembunuhan oleh agen-agen Aussie atau
mungkin CIA. Bahaya ini dimungkinkan untuk makin mendiskreditkan posisi
Indonesia dan TNI, seolah-olah RI hendak menghilangkan jejak 'kejahatan
perang' versi AS dan Aussie.

Kondisi politik dalam negeri saat ini sangat berbahaya karena akan membuat
kegamangan pengambilan keputusan pengamanan di wilayah yang berbatasan
dengan Timtim, termasuk Irian Jaya dan Maluku Tenggara. Sekali presiden
sudah terpilih, seyogyakan segera mengadakan konsolidasi dengan institusi
pengamanan untuk segera mengambil tindakan yg diperlukan. Bila perlu segera
dikirim patroli udara, dan langsung mengambil tindakan terhadap helikopter
Aussie dan NZ yang berani melintas batas.

Bila kondisi memburuk, dan tentara Aussie membuat provokasi, hendaknya
disusun pasukan sukarela sipil, sebagai unjuk kekuatan alternatif dari TNI
yang telanjur hancur.

Di bawah ini propaganda terselubung SMH:
http://www.smh.com.au/news/review/9910/02/review1.html

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke