Hehehehe...
emang paling susah mengakui kelemahan seseorang. :)

Kalo boleh saya kasih analisa tentang rupiah sedikit.
Menurut saya pribadi fluktuasi rupiah di Indonesia memang benar2 tidak tahu diri.
kenapa begitu. karena bila dilihat dari semua teori ekonomi tidak mungkin rupiah 
seperti sekarang ini.

Bahkan soros sendiri yang ngancurin asia mengakui bahwa saat dia mencoba berspekulasi 
dengan mata uang asia, dia sendiri tidak pernah memiliki analisa rupiah akan free fall 
seperti ini.

Beberapa proffesor saya di American Uni. sendiri paling males kalo udah bahas masalah 
Indonesia beserta currencynya.
alasannya: apapun teori yang dipake pasti salah. terlalu aneh.. bukan sulit ... 
terlalu aneh untuk diprediksi. terlalu banyak faktor x yang berperan.

Politik memang ikut berperan tapi tidak banyak. paling 10 % .. sisanya banyak banget..

itulah makanya waktu saya baca tulisan mr. irwan ini senyum2 sendiri. kok bisa begitu 
dengan mega jadi presiden rupiah jadi 5000.

menurut saya sendiri dengan rupiah 5000 tidak akan membuat ekonomi indonesia membaik.
yang kita butuhkan adalah rupiah yang stabil.
yang bisa dipakai/dipatok para pelaku bisnis kita untuk berdagang.

so buat rekan2 yang memang lagi belajar disini seperti saya.. kita masih perlu banyak 
belajar dari orang amerika. bukan bermaksud sombong. tapi orang indonesia ini emang 
typicallnya kalo punya lebih sedikit merasa lebih segunung.

Wassalam,

Faran

--

On Fri, 8 Oct 1999 17:51:50    Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 10/8/99 12:01:46 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Untuk Irwan...
>>    Yaaahhh segitu aja kemampuannya... di challange tuh sama KKG...
>>  kalau saya sih... udah bisa tulisan saya masuk koran, saya langsung
>>  bikin analisa baru deh yang menyokong pendapat saya. Hancurin KKG
>>  sekalian, liat sampai dimana dia bisa ber"argue"
>
>
>Irwan:
>KKG mengatakan "TIDAK MENJAMIN".
>Siapapun akan maklum dalam floating system, apalagi free floating
>system yg kita anut sekarang, pergerakan rupiah itu ditentukan
>oleh kekuatan pasar. Sekali2 bisa saja digerakan dengan intervensi,
>tapi buntut2nya ya kekuatan pasar lagi nanti yg akan lebih berperan.
>Jadi jelas tidak ada yg bisa menjamin, kalau justru ada yg
>berani bilang bisa menjamin, itu yg perlu dipertanyakan.
>Bank sentral Jepang saja sering kewalahan menghadapi kekuatan
>pasar seperti sempat 1-3 minggu terakhir ini menghadapi
>penguatan Yen terlalu cepat buat mereka.
>
>Saya pribadi juga tidak pernah mengeluarkan kata2 menjamin
>karena memang kata2 "MENJAMIN" itu sangat diharamkan
>dilingkungan trader. Yang saya berikan hanyalah sebuah prediksi
>berdasarkan analisa2 yg saya lakukan. Silahkan mau
>dipercayai atau tidak, tidak ada paksaan alias bebas karena
>memang untung dan rugi ditanggung sendiri2....:)
>Di milis [EMAIL PROTECTED] pun saya belum memberikan
>rekomendasi borong rupiah seperti yg sudah2 saya lakukan bila
>melihat sinyal kuat karena memang saya belum melihat sinyal
>kuat tersebut baik secara situasi atau pun grafik. Dari secara grafik
>saat ini sedang tahap konsolidasi untuk gerakan kencang berikutnya.
>Tunggu tanggal mainnya, pada saatnya nanti saya akan lepaskan
>rekomendasi (jual atau beli), bila sinyal itu sudah datang.
>
>Sudah beberapa kali saya memberikan rekomendasi
>borong rupiah di milis tersebut ketika rupiah beberapa kali
>mencoba menyentuh 10 ribu beberapa waktu yg lalu dan
>saat itu sudah beredar rumors kuat rupiah akan menembus
>10 ribu bahkan bisa lebih parah lagi. Saya lemparkan rekomendasi
>berikut analisa baik secara situasi dan juga grafik yg ada (para
>trader/spekulan sering menggunakan grafik sebagai salah satu
>pedoman gerakan). Faktanya? Beberapa kali rupiah gagal
>dipaksa tembus 10 ribu dan malah menguat menembus 8000
>dan bahkan pernah menembus 7000. Selain rekomendasi
>borong rupiah, saya pun beberapa kali kasih rekomendasi
>profit taking dan saat itu rupiah memang akhirnya melemah.
>Apakah saya yg menggerakan rupiah? Jelas tidak, saya hanya
>mencoba mengantisipasi gerakan rupiah ke depan berdasarkan
>data2 yg saya miliki dan juga para trader lainnya miliki.
>Saya sebagai trader memang terbiasa dalam analisa2
>memberikan angka2 target. Ini yg tampaknya belum terbiasa
>dikonsumsi oleh sebagian masyarakat.
>
>Apakah di artikel tersebut KKG memberi jaminan bahwa rupiah
>tidak akan ke Rp5000 bila kondisi yg saya sebutkan terpenuhi?
>Tidak juga toh...:)
>Di akhir paragraf KKG menambahkan komentarnya bahwa
>rupiah saat ini undervalued. Dengan bahasa lain, KKG
>mengatakan rupiah akan menguat di waktu mendatang hanya
>saja dia tidak tahu bisa sampai berapa. Saya bisa menerima
>pendapatnya sebagai suatu pendapat. Pendapat saya tidak
>ditentukan atau pun dibatasi oleh pendapat orang lain.
>
>Dari mana angka Rp5000 itu saya peroleh?
>Perhatikan perhitungan dengan menggunakan asumsi situasi
>dibawah ini. Saya kutipkan saja cuplikan dari tulisan susulan saya
>ke detik.com untuk melengkapi yg kemarin itu, belum dimuat
>sampai saat ini dan kemungkinan besar tampaknya tidak akan
>dimuat seperti tanggapan saya atas komentar pembaca, Rizal,
>di detik.com yg saya kirim pada hari yg sama ketika komentar
>itu dimuat.
>
>------cuplikan dari tulisan susulan------
>Walau demikian, angka Rp5000 itu bukan lahir begitu saja.
>Saya menggunakan ukuran perbandingan situasi dengan
>negara Thailand dan Philipina.
>Sebelum krisis Juli 1997 lalu per dolar AS, nilai kurs rupiah
>adalah Rp2400, Baht Thailand 24 dan Peso Philipina 26.
>Pagi tadi jam 9:43 AM waktu Jakarta, kurs Rupiah 7825,
>Baht Thailand 40.05, Peso Philipina 40.5.
>
>Dari angka2 di atas kita ketahui nilai Baht Thailand merosot 40%
>dan Peso Philipina 35.8% sejak sebelum krisis terjadi.
>Bila kita ambil penurunan yang terburuk saja, maka penurunan
>40% dari Rp2400 itu adalah Rp4000. Karenanya angka Rp5000
>yang saya berikan itu adalah angka konservatif yang sebenarnya
>sudah pernah diberikan oleh Stanley Fischer pada bulan Juni lalu.
>
>Saat ini rupiah berada di sekitar Rp7800 menurut saya karena
>pasar masih mendiskon negatif unsur kepercayaan yang memang
>saat ini sangat rendah. Seperti kita ketahui, krisis yang terjadi
>di Indonesia selama ini sumbernya karena krisis kepercayaan.
>Karenanya bagi saya, untuk bisa memulihkan segera krisis
>yang bekepanjangan ini mau tidak mau unsur kepercayaan tersebut
>baik dari investor lokal, luar negeri atau pun masyarakat luas harus
>segera dikembalikan.
>
>Indonesia jelas tidak bisa dibandingkan dengan Thailand dan Philipina.
>Tidak bisa dibandingkan disini bukan dalam artian lebih buruk tapi
>malah lebih baik karena memang potensi ekonomi Indonesia jauh
>di atas Thailand dan Philipina. Karenanya jangan heran nanti bila
>dalam 2-4 tahun mendatang rupiah kembali ke Rp2500. Saya pun
>kini sedang mempersiapkan tulisan yang bisa membantu mempercepat
>pulihnya perekonomian kita. Mudah-mudahan bisa kelar dalam
>beberapa hari mendatang.
>-----akhir cuplikan------
>
>Walau demikian harus kita ingat, seberapa besar pun potensi
>yg dimiliki oleh suatu negara, tapi kalau tidak dikelola dengan
>baik oleh pemerintahan yg bersih (tidak korup), potensi tersebut
>tidak akan terlalu banyak berarti dan jangan terlalu diharapkan.
>
>Kalau anda punya copy The Wall Street Journal tanggal 30
>Desember 1997, disana anda akan melihat apa yg dilakukan
>oleh para fund manager asing pada pertengahan
>tahun 1997 atas portfolio yg mereka miliki atas saham2 di BEJ.
>Saya pernah tulis ini dalam analisa panjang saya bulan
>Februari 1998.
>
>Nilai suatu kepercayaan itu tidak bisa dibeli dengan janji2.
>Kepercayaan akan tumbuh dan hilang sejalan dengan
>berjalannya waktu. Di milis rupiah dan saham, saya memerlukan
>waktu yg tidak sebentar sebelum sampai tahap analisa2
>saya bisa cukup mendapat tempat di para anggota,
>bahkan terkadang dijadikan salah satu pertimbangan
>untuk menentukan posisi. Bahkan ada beberapa yg
>menghubungi via japri saya meminta masukan atas
>dana 100 ribu USD yg dia miliki atau pun ratusan juta
>rupiah portfolio dalam saham yg dia miliki. Tapi karena
>saya melakukan semua ini bukan atas pekerjaan profesional,
>karenanya saya lebih sering cenderung untuk meminta mengikuti
>analisa2 lewat kedua milis tersebut.
>
>Demikian juga dengan Megawati. Saya yakini, kepercayaan
>rakyat yg diberikan padanya tidak datang begitu saja tapi
>melalui proses yg tidak sebentar waktunya.
>
>Mari kita renungkan, AR yg partainya hanya mendapat
>kepercayaan rakyat 7% saja menduduki posisi ketua MPR.
>AT yg partainya mendapat sekitar 20% kepercayaan rakyat
>saja menduduki posisi ketua DPR. Bagaimana
>mempertanggung-jawabkan hasil pemilu lalu kepada rakyat
>bila capres pemenang pemilu yg notabene paling
>dipercayai oleh rakyat yg mendapat 35% suara itu tidak
>dapat menduduki jabatan presiden hanya karena dampak
>dari demokrasi arisan?
>
>Amerika bisa maju seperti sekarang karena mereka menempatkan
>suara rakyat pada posisi yg tertinggi.
>Bila kita lihat kasus Clinton-Monica, dari sudut manapun
>jelas Clinton salah secara hukum dan cukup untuk membuatnya
>mundur dari jabatan presiden. Tapi rakyat AS telah bersuara
>bahwa mereka akui Clinton bersalah, tapi mereka meminta
>para wakilnya untuk mempertahankan Clinton di White House
>karena mereka masih butuh tenaganya untuk memimpin AS.
>Memang ada sebagian masyarakat yg menginkan Clinton mundur
>atau didepak dari WH, tapi karena di AS berlaku demokrasi
>rakyat dimana suara terbanyaklah yg dijadikan keputusan.
>
>Inilah yg saya impikan bisa ada di bumi Indonesia dimana
>suara rakyat (bukan suara wakil yg duduk di MPR) mendapat
>tempat paling atas.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com

Kirim email ke