Hehehehehehehebatttttttt memang "mahasiswa  indonesia"

faran
--

On Tue, 19 Oct 1999 06:57:11   Suhendri wrote:
>Mereka memang bukan mahasiswa.
>Tapi preman.
>
>Persis seperti PDI - P yang selalu keluar kata - kata : Atas nama
>rakyat..bla..bla.
>Rakyat preman.
>
>Soe
>
>====================================================================
>
>
>Ribuan Mahasiswa Protes Forkot dan Famred Dinilai tak Berhak Atasnamakan
>'Mahasiswa Indonesia'
>
>
>JAKARTA -- Giliran Forkot dan Famred, kemarin, dikritik oleh kalangan
>mahasiswa sendiri. Kritik pedas, antara lain datang dari Forum Mahasiswa
>Surabaya (FMS). Bahkan, ribuan mahasiswa Ujungpandang mengadakan unjuk rasa
>khusus untuk memprotes klaim demo brutal di Jakarta yang mengatasnamakan
>'mahasiswa Indonesia'.
>
>Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam FMS menilai aksi mahasiswa yang
>tergabung dalam Forkot (Forum Kota) dan Famred (Fron Aksi Mahasiswa untuk
>Reformasi dan Demokrasi) di Jakarta bukan gerakan moral mahasiswa, melainkan
>aksi anarki karena menjurus kekerasan, pemaksaan kehendak, dan brutal.
>
>Aksi brutal yang mereka maksud terjadi di kawasan Semanggi dan Kampus
>Atmajaya. ''Sulit mengkategorikan aksi brutal itu sebagai gerakan
>mahasiswa,'' kata juru bicara FMS, T A Budi Utomo, dalam pertemuan dengan
>Fraksi Partai Golkar (FPG) MPR di Jakarta, kemarin. FMS menegaskan gerakan
>mahasiswa tersebut sudah tidak murni lagi karena sudah mengatasnamakan
>simpatisan atau pendukung salah satu kekuatan politik tertentu.
>
>Wakil Ketua FPG MPR Fahmi Idris yang menerima rombongan itu juga sependapat.
>''Tak mungkin demokrasi dilakukan dengan kekerasan. Yang kalah harus
>mengakui yang menang, yang menang juga harus legowo,'' kata Fahmi yang
>kemarin didampingi Freddy Latumahina.
>
>Rombongan FMS, kemarin, juga diterima Fraksi Bulan Bintang (FBB) di Gedung
>MPR/DPR. Usai diterima FBB, mereka menegaskan menolak segala upaya ekstra
>konstitusional/revolusi yang dilakukan oleh setiap kekuatan politik dalam
>mewujudkan keinginannya. ''Kami mengecam keras upaya yang dilakukan oleh
>salah satu parpol yang menghalalkan revolusi untuk mengganti kekuasaan,''
>ujar TA Budi Utomo.
>
>FMS merupakan forum yang terdiri terdiri dari sejumlah elemen mahasiswa asal
>Surabaya seperti Jaringan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Surabaya (JAMPS), Forum
>Perduli Surabaya (FORPES), Forum Indonesia Anti Kekerasan (FIAK), Team
>Pengendali Opini (TPO), Ikatan Keluarga Pati Surabaya (IKMPS), EsJasf,
>Kompi, Ar Camp UMS, Fokusmaker, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
>Muhammadiyah, MPM Univ Muhammadiyah, FKP3I, Badan Eksekutif Mahasiswa ITS,
>Forkisa dan LKPI.
>
>Kehadiran mereka di gedung MPR/DPR untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa
>asal Surabaya. ''Kami menyesalkan sikap arogan mahasiswa di Jakarta yang
>tergabung dalam kelompok Forkot dan Famred yang tidak demokratis dan radikal
>dalam memaksakan kehendaknya. Itu bukan merupakan sikap dari mahasiswa,''
>katanya.
>
>Di Ujungpandang, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan
>swasta di Ujungpandang, kemarin bahkan melakukan demo besar-besaran di
>jalanan untuk memprotes para mahasiswa Jakarta yang mengatasnamakan
>''mahasiswa Indonesia'' dalam tiap melakukan aksinya.
>
>Mereka keberatan, jika mahasiswa yang melakukan demo di Jakarta
>mengatasnamakan ''mahasiswa Indonesia''. Sebab, yang turun ke jalan dan ikut
>mendukung massa PDI-P hanyalah kelompok mahasiswa yang tergabung dalam
>Forkot dan Famred.
>
>Mereka juga memprotes pendukung calon presiden tertentu (pendukung Megawati)
>yang melakukan penekanan terhadap peserta SU MPR dengan cara menguasai dan
>melakukan demo di sekitar gedung rakyat itu.
>
>Demo ribuan mahasiswa Ujungpandang tersebut mengecam keras aksi mahasiswa di
>Jakarta yang dinilai ingin mengacaukan SU MPR yang sedang berlangsung.
>Mahasiswa yang turun ke jalan antara lain dari Universitas Hasanuddin,
>Universitas Negeri Makassar (UNM - dulu IKIP), IAIN Alauddin, Universitas
>Muslim Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah.
>
>Pernyataan sikap yang mereka bacakan, juga mengecam tindakan anarkis yang
>mengatasnamakan mahasiswa dan rakyat, menolak pengerahan massa demi kelompok
>tertentu, dan mengharapkan pemerintahan baru mendatang agar tetap komitmen
>pada agenda reformasi.
>
>Selain itu, para elite politik diimbau agar tidak mengerahkan massa. Mereka
>juga mengecam mahasiswa yang menerima bayaran untuk turun berdemo, termasuk
>mengecam aksi premanisme. Mereka juga mengecam Wakil Ketua MPR Matori Abdul
>Djalil yang melakukan tindakan provokasi mengajak masyarakat profesional
>Indonesia untuk melakukan mogok.
>
>Para mahasiswa yang mengenakan jaket almamater itu melakukan demo dengan
>cara berjalan kaki, berkendaraan bermotor roda dua dan roda empat, serta
>menggunakan truk terbuka. Mereka menyinggahi dan melakukan orasi serta
>membacakan pernyataan sikap pada beberapa tempat strategis seperti DPRD dan
>Stasiun TVRI.
>
>Dalam orasinya, mereka juga mengatakan bahwa yang dilakukan mahasiswa di
>Jakarta dengan melakukan demonstrasi di sekitar gedung DPR/MPR selama SU MPR
>sangat tidak rasional dan telah keluar dari koridor moralitas serta
>cenderung melakukan aksi dengan berlandaskan pada kerangka emosional yang
>hanya ingin menggolkan target tertentu.
>
>''Mereka mengatasnamakan mahasiswa Indonesia, padahal mahasiswa Ujungpandang
>tidak setuju dengan aksi mereka dan yang sangat perlu dipahami adalah bahwa
>Indonesia bukan hanya Jakarta, begitupun mahasiswanya,'' kata Wahyudi
>Hartawan, Ketua Dewan Kedaulatan Mahasiswa Perguruan Tinggi (DKPMT)
>Universitas Muhammadiyah Makassar.
>
>Pada bagian lain pernyataannya, FMS juga menyatakan menolak segala upaya
>ekstra revolusi yang dilakukan oleh setiap kekuatan politik dalam mewujudkan
>keinginannya. ''Kami mengutuk dan mengecam segala bentuk anarkisme,
>radilaisme, mobilisasi massa yang kontra produktif terhadap demokrasi dan
>jalannya agenda reformasi.''
>
>Mereka juga berharap represivitas aparat keamanan dapat diredam jika massa
>mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuannya dengan cara-cara yang damai dan
>simpatik. Tapi aparat pun diingatkan agar tidak terpancing oleh provokasi
>dengan memilih cara-cara persuasif dalam menghadapi aksi mahasiswa.
>
>Hal yang sama juga dilontarkan Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM)
>dalam keterangannya di pressroom DPR, kemarin. ''Kami mengimbau semua pihak
>untuk tidak melakukan tindakan provokatif dan anarkis dengan memberikan
>tekanan maupun ancaman atas hasil Sidang Umum MPR,'' kata Ir H Mustafa
>Abubakar, ketua umum PP TIM.
>
>Karenanya, forum mengingatkan pada rekan-rekannya di Jakarta untuk kembali
>ke jalan yang benar, yaitu sebagai gerakan moral yang bersih dari
>kepentingan politik, kritis, cerdas, dengan cara-cara yang elegan, rasional,
>dan bertanggung jawab.
>
>Hal senada dikemukakan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
>Indonesia (BEM UI), Bahtiar Firdaus. Ia mengimbau agar mahasiswa tidak
>terjebak dalam isu permainan politik. Sebab, katanya, esensi pokok gerakan
>mahasiswa adalah gerakan anti kekerasan yang menggunakan moral dan
>intelegensia.
>
>''Kami tidak mau terjebak ke dalam pola tolak-menolak dan
>dukung-mendukung,'' katanya. ''Yang penting, untuk masa ke depan adalah
>bagaimana tuntutan reformasi bisa terpenuhi. Siapa pun presidennya kami
>berjanji akan terus menagih tuntutan reformasi,'' katanya tadi malam.
>
>Idealnya, lanjut Bahtiar, gerakan mahasiswa tidak menunjukkan perilaku
>layaknya partai politik yang sibuk melakukan manuver politik praktis. Tapi,
>kalau ada yang tetap melakukan hal itu ia mengaku tak bisa melarangnya.
>
>Bahtiar sendiri melihat memang ada kelompok mahasiswa yang tampak terjebak
>menjadi alat kepentingan politik pihak tertentu. Ini terutama tampak ketika
>terjadi pembauran aksi mahasiswa dengan aksi massa. ''Namun, sekali lagi
>saya tegaskan kami tidak ingin melakukan tindak kekerasan. Kami akan
>melakukan aksi dengan cara sedamai mungkin. Tidak ada lemparan batu maupun
>bom molotov,'' katanya.
>
>Klaim atas nama rakyat yang banyak dilakukan para elit politik dan aksi-aksi
>massa, kemarin, juga mengundang keprihatinan kalangan mahasiswa.
>Keprihatinan, antara lain datang dari Forum Mahasiswa Muslim (Formasi) ITB.
>
>''Kami serukan kepada semua kelompok kepentingan agar tidak gegabah
>mengatasnamakan rakyat hanya demi kepentingan kelompok tertentu,'' kata
>Koordinator Formasi ITB, Dani Daud Setiawan, usai diterima FBB di Gedung
>DPR/MPR, kemarin. Cara-cara seperti itu, menurutnya, justru akan menimbulkan
>rasa tidak percaya dari rakyat sendiri.
>
>Para mahasiswa S2 Teknik Industri ITB itu juga meminta kalangan mahasiswa
>agar tetap menjadi alat kontrol sosial. Menurutnya, tidak pada tempatnya
>jika mahasiswa melakukan dukungan untuk seseorang dan penolakan untuk orang
>yang lain. Dani meminta pola-pola seperti itu dihentikan.
>
>Kepada kalangan partai politik, Dani juga menyerukan agar logika ekstra
>parlementer yang parsial juga dihentikan. Saat ini, logika seperti itu
>dinilainya mulai berjalan. Terbukti konsetrasi sekelompok massa penekan di
>sekeliling Gedung DPR yang cenderung mengabaikan representasi rakyat.
>Praktik seperti itu ditegaskannya justru akan memancing tindakan anarkis.
>
>Politik ancam-mengancam, tambah Dani, juga menjadi preseden buruk bagi
>perkembangan demokrasi Indonesia. Termasuk seruan yang disesalkannya itu
>adalah ancaman revolusi jika calon presidennya tidak terpilih. ''Saya pikir
>cara-cara seperti itu sangat tidak menyehatkan bagi proses pembelajaran
>demokrasi di negeri ini,'' tandasnya.
>
>Untuk menghindari 'gesekan' massa pihaknya berharap agar sebelum dipilih
>masing-masing capres bersumpah di depan MPR. Sumpah tersebut, katanya, harus
>berisi komitmen untuk tidak mengerahkan massa jika nanti tidak terpilih
>menjadi presiden.
>
>Lebih jauh, pihaknya juga menyayangkan munculnya seruan boikot dan mogok
>dari unsur pimpinan MPR. Tidak lain, unsur pimpinan yang dimaksud Dani itu
>adalah Matori Abdul Djalil. Menurutnya, seruan tersebut akan mendorong
>ketidakpatuhan publik, dan menjerumuskan negara pada kondisi instabilitas
>politik yang berkepanjangan.
>
>Lebih jauh Dani menjelaskan bahwa kedatangannya ke Fraksi Bulan Bintang itu
>tidaklah mengatasnamakan seluruh mahasiswa ITB. ''Formasi ini memang
>anggotanya lintas fakultas,'' tandasnya. Cuma, pihaknya tidak mau
>menyebutkan bahwa organisasi tersebut merupakan representasi dari seluruh
>mahasiswa ITB.
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com
  • Preman Suhendri
    • Faransyah Jaya

Kirim email ke