Iya deh Pak Kambing. Terserah....

Anjasmara


>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)
>Date: Fri, 7 Apr 2000 17:11:50 EDT
>
>In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>Jaya:
> > Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan
> >  hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan
> >  mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati,
>dll.
>
>Irwan:
>Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara,
>maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum.
>Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan
>yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan
>adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan
>tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai
>dengan keyakinan yang dianut.
>
>Jaya:
> >  Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg
>serba
> >  produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik
>dari
> >  setiap negara atau wilayah.
>
>Irwan:
>Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari
>Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik.
>Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang
>"produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik.
>Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk"
>tersebut adalah baik.
>
>Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk"
>Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal
>"produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe
>orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena
>takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah
>baik untuk saya.
>
>"Minds are like parachutes. They only function when they open."
>
>Jaya:
> >  Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak
>dan
> >  melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH
>NEGARA
>YG
> >  BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama
>tidak
> >  akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS,
> >  Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa.
>
>
>Irwan:
>Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar
>anda tidak lagi jalan.
>Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu
>tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan
>baik dan tahan dulu emosi anda....:)
>
>Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan
>seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini.
>
>Anggap saja di atas adalah kalimat pertama.
>Mari kita lihat kalimat kedua.
>
>Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan
>Yang Maha Esa.
>
>Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang
>salah dari 2 kalimat di atas?
>
>Semuanya adalah benar.
>Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka
>akan terlihat adanya pertentangan.
>Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan
>Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan
>orang untuk mengimani apa yang dia yakini
>
>Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya
>sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata
>orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa
>yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila
>diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa
>walau itu bukan yang dia yakini.
>
>Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah
>bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas?
>
>Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya
>adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan
>Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM.
>Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah
>bicara masalah lain.
>
>Jaya:
> >  Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali
>buku
> >  pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum
> >  tertinggi.
>
>Irwan:
>Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan
>awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai
>pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM.
>
>Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita
>tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya.
>
>Jaya:
> >  Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg
> >  Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya
> >  terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh
>bin
> >  ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan
> >  hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada
>yg
>mau
> >  nambahin biar saya tambah bingung?
>
>
>Irwan:
>Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya
>sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu
>yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang
>yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi
>saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan
>sehingga tidak boleh dirubah. Bila dirasa ada sila yang tidak
>sesuai atau sejalan, maka boleh diperbaiki.
>
>Kita mengakui HAM. Kita menghormati HAM. Kita ingin
>menjunjung tinggi HAM. Tapi dilain sisi Pancasila kita malah
>membatasi HAM khususnya mengenai keimanan seseorang.
>Bahkan kalau anda baca di UUD 1945, maka akan anda lihat
>bahwa selain agama, aliran kepercayaan yang ada di Indonesia
>juga dilindungi keberadaannya. Nah, bukankah sekarang
>terlihat terjadi kontradiksi antara Pancasila dengan UUD 1945?
>Maaf, kalau topik jadi meluas. Padahal fokus saya hanya
>ingin menunjukkan bahwa Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM.
>Itu saja awalnya.
>
>Jaya:
> >  Sebelum anda mencela Pancasila yg nggak salah apa-apa, nih, karena
>Kristen
> >  telah membunuh jutaan manusia, menekan Islam di seluruh penjuru dunia,
> >  menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, maka Kristen harus dihapus
>dari
> >  keberadaannya. Apa anda setuju dengan REASONING seperti ini? Bila
>setuju,
> >  maka ada sesuatu yg salah dengan cara pencapaian kesimpulan anda.
>Silakan
> >  direnungkan sendiri.
>
>Irwan:
>Ada dua hal yg ingin saya luruskan disini.
>Pertama, saya membahas tentang Pancasila dalam rangka
>   mencoba menunjukkan dimana ketidaksejalanan Pancasila
>   dengan HAM.
>Kedua, saya mengambil contoh peranan Pancasila dalam
>   upaya menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi atau
>   pun paham bukanlah hal yang tepat dan efektif untuk dijadikan
>   andalan untuk meredam terjadinya hal2 buruk dengan mengambil
>   contoh kasus ORBA. Ini untuk melengkapi bukti bahwa pemikiran
>   Pak Jaya bahwa TAP MPRS XXV 1966 perlu dipertahankan mengingat
>   kejadian masa lalu dan juga mencegah terjadinya hal yang sama
>   dikemudian hari, adalah suatu dasar pemikiran yang tidak kuat.
>    Hal ini saya buktikan bahwa walaupun di jaman ORBA, ideologi
>    kita adalah Pancasila, tapi ternyata kejadian buruk (atau bahkan
>    lebih buruk dari komunis?) tetap terjadi. Intimidasi, penculikan,
>    pembunuhan umat beragama, adu domba, KKN, ketidak-tentraman
>    dalam kehidupan umat beragama, dll terjadi pula di jaman ORBA.
>    Dan pada posting tersebut, jelas2 saya katakan bahwa saya
>    mendukung pemikiran bahwa bukan Pancasilanya yang salah
>    sebagai ideologi, tapi lebih kepada oknum yang menjalankan saja
>    yang tidak benar. Dengan demikian, disini bisa dilihat dan disadari
>    bahwa adalah jauh lebih penting membuat aturan atau hukum yang
>    bisa mengurangi terjadi hal2 buruk tersebu.
>    Saya kutipkan saja lagi tulisan saya terdahulu:
>-----------------------------------awal kutipan----------------------
>Mungkin rekan2 ada yang menjawab bahwa yang salah
>bukan Pancasilanya tapi oknum2 yang menjalankannya saja
>yang ngga benar.
>
>Saya dukung pernyataan ini. Itulah bukti bahwa jauh lebih
>penting kita memperhatikan aturan2 dan hukum2 yang
>bisa menciptakan situasi yg lebih baik ketimbang
>terlalu fokus pada hal yg sifatnya abstrak yaitu ideologi.
>------------------------------akhir kutipan-------------
>
>Komentar Pak Jaya selebihnya saya hapus karena
>terkesan ada nada kebingungan didalamnya.
>Mudah2an ini adalah proses transformasi untuk
>menerima kebenaran logika yang saya sampaikan.
>
>Silahkan logika saya disanggah sebagaimana juga
>logika Jaya sudah saya sanggah kekonsistenannya.
>Tapi tolong sebisa mungkin fokus pada apa yg
>dibicarakan [melenceng2 dikit, ngga apa2 juga sih]
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke