Pointnya harusnya Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia serius sekali dalam
menyelesaikan masalah Sipadan dan Ligitan tsb. Itu dulu yg harus
ditunjukkan. Kalau tidak Malaysia akan makin membandel. Masalah apa bentuk
yg pas untuk menunjukkan keseriusan kita, itu bisa dipikirkan.

Contohnya, bikin statement yg sudah dibuat Shihab kemarin. Bila pernyataan
seorang Menlu diabaikan oleh Malaysia, berarti itu adalah suatu ancaman
serius yg harus ditanggapi dengan lebih serius lagi. Bisa saja kirim pasukan
ke Kaltim dengan alasan latihan militer. Entar kan Malaysia baru merasa
bahwa kita serius. Jangan terus menterjemahkan statement saya secara literal
terus dong. Iya nggak?

Hubungan antar negara ASEAN kan didasari oleh sikap saling menghargai. Kalau
Malaysia bertahun memberaki muka kita dalam masalah Sipadan dan Ligitan,
maka kita harusnya tidak tinggal diam. Coba tunjukkan bagaimana usaha
Malaysia dalam menyelesaikan masalah tsb dalam konteks keakraban ASEAN yg
anda sebut tadi? Nggak bisa mas... Kalau caranya gitu kita sih bagai terus
terusan diberaki.

Mau contoh lain? Pembuangan sampah/limbah Singapura ke pulau-pulau di Riau.
Mau akrab-akraban kalau diberaki gini terus? Wah, itu sih artinya kita ini
punya negara tidak bermartabat.

Posisi kita ini mirip dengan posisi Iran dulu. Iran berpenduduk 10 kali
Irak. Karena martabat Iran yg tersungkur karena sudah kelelahan dengan
revolusinya, maka Irak menyerbu. Saya tidak akan bilang Malaysia akan
menyerbu kita, tetapi pemberakan terus terusan ini juga dapat disebut
penyerbuan terhadap harga diri bangsa.


Anjasmara

--------------
>From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [Sipadan]
>Date: Mon, 1 May 2000 08:17:39 EDT
>
>Mas jeff..mas jeff,
>
>Belajar Politik dulu lah, sebelum memberi perintah
>kepada militer, kalau anda jadi presiden, sudah dikudeta
>sebelum dilantik. Ngga sembarangan ngirim satu batalion
>ke pulau yang sedang disengketakan di pengadilan
>international, sanksi nya bisa sekeras Irak,
>Amerika atau Inggris mungkin bisa mendarat dan berjalan-
>jalan kurang lebih 25 Mil dari Monas seperti di Baghdad
>9 tahun lalu.
>
>Dan jikalau kita keras kepala dan mengirimkan pasukan,
>Keakraban ASEAN bisa dijamin akan RENGGANG dan South
>East Asian Brotherhood akan retak.
>
>Masalah Pulau Sipandan dan Linggitan harus diselesaikan
>dalam konteks keakraban dan persahabatan ASEAN.
>
>Digampar sama Krisis Moneter saja hampir semua negara
>ASEAN linglung (Indonesia sudah terkapar), apalagi
>ditambah Konfrontasi seperti jaman Soekarno dulu,
>wah....Gus Dur mau jadi Fidel kali? Ngga kuat lah kita,
>ngga ada dana dan persenjataan TNI kita juga masih kalah
>dibanding persenjataan pasukan Dipertuan Agong Raja Malaysia.
>
>Jangan kita sebodoh dan sehijau seperti jaman Soekarno.
>Hanya karena Pride atau Harga diri, ekonomi hancur-hancuran,
>politik amburadul, dan harga yang harus dibayar = Soekarno
>terdepak karena keluguannya terhadap Nasionalisme yang baku dan kaku.
>
>Belajar dari sejarah Mas...
>
>
>Mardhika Wisesa
>
>Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Setelah bertahun kita melupakan P Sipadan, akhirnya kita dikejutkan oleh
>berita penculikan wisatawan di P Sipadan. Yang mengherankan Malaysia masih
>saja menganggap enteng masalah status quo pulau itu.
>
>Kira-kira lima tahun lalu saya membaca sengketa kita dengan Malaysia
>masalah
>Pulau Sipadan ini. Dulupun Malaysia dengan cueknya membangun pusat wisata
>di
>situ dengan alasan sebagai penterjemahan usulan pengelolaan bersama dengan
>Indonesia di bidang pariwisata.
>
>Kita adalah negara besar, bagaimana mungkin mempertahankan pulau dari
>ancaman Malaysia saja kita melempem? Kirim saja satu batalion ke sana.
>Pengiriman pasukan dengan pengiriman pengusaha pariwisata sama saja
>artinya.
>Artinya ya menganggap milik sendiri tanah itu. Kalau Malaysia berkeberatan,
>ya kita minta mereka cabut juga dari sana. Kita ini dari dulu dikibulin
>dengan akal-akalan beginian. Setelah ada impression dunia internasional
>bahwa Sipadan milik Malaysia baru kita sadar.
>
>Seharusnya kita tegas. Malaysia saja sangat tegas dalam menangkapi para
>pekerja Indonesia di sana. Sudah saja, kirim satu batalion dong. Dulu yg
>mengangkat masalah ini kalau tidak salah cuman wartawan Kompas. Memang
>dasarnya kita penakut. Sama Singapura kita takut, sama Malaysia kita takut,
>sama Australia kita melempem. Beraninya cuman sama mahasiswa doang. Nah,
>ini
>sebetulnya kesempatan buat Tyasno untuk menunjukkan fungsi TNI-AD untuk
>bela
>negara. Bukan jadi bayangkari pemegang kekuasaan. Tyasno...tyasno.... udah
>pakai saja celana monyet saja. Pakai baju hijau tidak pantas....:)
>
>
>Anjasmara
>________________________________________________________________________
>Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
>
>
>____________________________________________________________________
>Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com

Kirim email ke