07-01-2008 05:20 WIB Kelangkaan Mitan diduga ada Penimbunan MEGAMENDUNG - Kelangkaan minyak tanah (Mitan) yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Bogor, bukan karena terganggunya distribusi komoditi vital tersebut, melainkan karena adanya dugaan oknum dan pihak-pihak tertentu yang melakukan pengambilan kuota dan penimbunan. "Saya rasa Pertamina sudah mensuply sesuai dengan kuotanya, dugaan sementara ada kesengajaan pihak-pihak tertentu untuk mengambil sebagian kuota mitan yang disubsidi, apalagi motifnya, kalau bukan mencari keuntungan." ujar Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bogor Supono, kepada Radar Bogor kemarin di Cipayung.
Menurutnya, dalam persoalan seperti ini sering kali banyak pihak saling melempar tanggung jawab, sehingga sulit dijelaskan apa sebenarnya yang terjadi. Untuk masalah distribusi dan subsidi mitan merupakan kebijakan pemerintah pusat, bukan kewenangan pemerintah daerah. "Kita hanya bisa turut prihatin, tapi kita bisa ikut mendesak pemerintah pusat agar segera bertindak terkait kelangkaan ini, saya sudah lakukan itu dengan mengirim surat ke anggota DPR dari fraksi PAN, mereka cukup merespon dan akan segera disampaikan ke menteri yang bersangkutan," katanya. Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah tak boleh main-main. Sebab, minyak tanah termasuk komoditas vital dan strategis yang digunakan oleh masyarakat yang berpenghasilan kecil. "Ini bukan main-main, sebab sebagai komoditas vital dampak permasalahan seperti itu bisa meluas. Tidak hanya dampak ekonomi, tetapi juga sosial, politik, dan sebagainya," tuturnya. Yang jelas kata dia, sebenarnya tidak ada alasan untuk membiarkan hal itu terus terjadi dan tidak ada pula alasan bagi pemerintah atau dalam hal ini Pertamina tidak mampu mengatasinya. "Bagaimana pun hal itu tak boleh dibiarkan dan sesungguhnya tidak sulit pula melacaknya, sebab pola distribusi yang ada bukanlah sesuatu yang baru dan sudah berjalan sejak dahulu," pungkasnya. (sep) (Redaksi) http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MzY0MA==&click=Mg==