28/02/2008 13:22 Info Kriminal
Waspadai Tawaran Laptop Harga Miring 

Liputan6.com, Jakarta: Komputer jinjing atau yang lebih dikenal dengan sebutan 
laptop belakangan ini makin digandrungi berbagai kalangan. Tidak hanya para 
profesional, sebagian mahasiswa pun tidak ketinggalan memanfaatkan teknologi 
canggih yang semakin memanjakan para penggunanya itu. Maklum, komputer mini nan 
praktis ini punya kelebihan dapat digunakan kapan dan dimana saja.

Seiring membanjirnya produk komputer, terutama laptop dengan berbagai jenis dan 
ukuran, harganya sedikit demi sedikit mulai terjangkau. Tak heran jika saat ini 
cukup mudah mendapatkan komputer, apalagi yang bekas. Tawaran laptop dengan 
harga bersaing itulah yang membuat Yusie tertarik. Wajar saja, dia tergolong 
pekerja yang memiliki kesibukan cukup tinggi, sehingga kebutuhan akan laptop 
sangat terasa.

Apalagi, orang yang menawari adalah kenalan yang tak lain adalah pelanggan 
bengkel yang dikelola adiknya. Dalam benak Yusie, ia dapat memperoleh barang 
bagus dengan harga yang mungkin sedikit lebih murah dari harga di pasaran.

Yusie dan sang adik serta temannya kemudian sepakat untuk bertemu di bengkel. 
Tidak ada yang aneh dalam pertemuan itu. Yusie yang baru tiba melihat kenalan 
baru mereka membawa sebuah tas yang kerap digunakan untuk membawa laptop.

Belum sempat berkenalan atau berbasa-basi, pria itu meminjam telepon genggam 
adik Yusie untuk menghubungi seseorang. Tidak terlintas sedikit pun rasa curiga 
dan mereka menunggu sang kenalan baru itu untuk membicarakan soal laptop 
tersebut.

Rasa was-was mulai timbul setelah sang kenalan baru tidak kunjung muncul. Rasa 
penasaran terjawab setelah keduanya membuka tas milik kenalan baru yang sengaja 
ditinggalkan. Yusie dan sang adik kaget bukan main ketika mendapati isi tas tak 
lain serabut kelapa. Barulah mereka sadar telah menjadi korban penipuan.

Dari kejadian ini Yusie mengaku belajar banyak. Baginya bukan cuma soal 
kehilangan ponsel, namun yang paling utama adalah masalah kepercayaan. Semenjak 
kejadian itu pula Yusie tidak lagi tertarik memperoleh barang, apalagi 
elektronik, di luar agen penjualan atau toko resmi kendati ditawarkan dengan 
harga miring. Selain tidak memperoleh garansi atau jaminan kerusakan, ia enggan 
mengulang kesalahan yang sama.(ADO/Winny Arnold dan Kurnia Supriyatna) 

Kirim email ke