Refleksi : Otsus-otsusan ini  bukan hanya tidak menguntungkan Papua, tetapi 
juga daerah-daerah lain yang diotsuskan, terkecuali Jakarta dan daerah 
sekitarnya.

http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=795

29 Juni 2010 10:20:49





Pengembalian Otsus Tidak Untungkan Papua


--------------------------------------------------------------------------------




JAYAPURA-Aksi pengembalian otsus oleh masyarakat Papua ke Pemerintah Pusat 
melalui DPRP dan adanya pernyataan Mantan Pejuang OPM, Nicholas Jouwe bahwa 
pengembalian Otsus dan referendum bukan solusi (Cepos, 28/6), turut menjadi 
perhatian Direktur Institute for Civil Strengthening (ICS), Budi Setyanto, SH.


 

"Benar apa yang dipikirkan oleh Nicholas Jouwe, karena ia melihat dari berbagai 
perspektif (pandangan), dan pemikirannya itu tidak melihat sebatas jangka 
pendek, tapi ke depannya," ungkapnya saat menghubungi Cenderawasih Pos, via 
ponselnya, Senin (28/6).
Menurutnya, seandaiannya Otsus itu dikembalikan, itu akan memberikan beberapa 
konsekwensi bagi Provinsi Papua sendiri yang tidak ditawar-tawar lagi. Pertama, 
yang pasti kalau otsus dikembalikan, maka Provinsi Papua akan kembali ke 
Undang-Undang (UU) umum lainnya, salah satunya tentang UU 32 tentang 
pemerintahan daerah itu sendiri. Artinya Papua tidak dapat kekhususan lagi, dan 
akibatnya dana Otsus tidak diberikan lagi.


 

"Dengan begitu akan berdampak pada proses pelaksanaan pemerintahan dan 
pembangunan yang makin lambat dan hasilnya segala persoalan masyarakat akan 
semakin sulit diatasi, karena tidak tersedianya anggaran yang cukup, apabila 
Otsus itu dikembalikan. Salah satunya jelas program Respek akan hilang," 
tuturnya.


 

Hal lain adalah tidak ada lagi lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) yang 
merupakan lembaga representatif kultur masyarakat asli Papua yang selama ini 
berupaya memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan masyarakat asli Papua demi 
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat asli Papua itu sendiri. Berikutnya, 
Pemilukada baik gubernur/wakil gubernur/bupati/wakil bupati/walikota/wakil 
walikota bukan lagi orang asli Papua namun itu bisa diperebutkan oleh siapapun 
juga.


Kemudian yang paling dikhawatirkan adalah ketika muncul gejolak-gejolak lagi 
maka ini bisa terjadi kebijakan represif oleh pemerintah sebagaimana hal itu 
terjadi pada masa orde baru lalu. "Ini jelas tidak menguntungkan bagi orang 
asli Papua," tandasnya. Dikatakan, isi pesan yang disampaikan dari keinginan 
pengembalian Otsus itu sebenarnya lebih ditujukan kepada Pemerintah Provinsi 
Papua dan DPRP, karena ternyata Pemerintah Provinsi Papua dan DPRP itu dinilai 
tidak bisa mengelola dan melaksanakan Otsus maupun anggaran lainnya secara baik.


"Kedua institusi inilah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Otsus. Jangan 
selalu menyalahkan pusat, karena sebenarnya kewenangan itu sudah diserahkan 
melalui Otsus itu," tandasnya.
"Sekali lagi, tanggapan Nicholas Jouwe itu sangat arif dan bijaksana, karena 
ketika meminta referendum dari Pemerintah Pusat, maka itu tidak akan 
dikabulkan. Dan kalau dipaksakan, itu tidak menguntungkan orang asli Papua pada 
posisi sekarang ini," pungkasnya.(nls/fud)
(scorpions)

    

Kirim email ke