SURAT KEMBANG KEMUNING:

CZESLAW MILOSZ  DAN INDONESIA [2].

Dengan ketajaman mata nuraninya , Milosz  melihat bahwa subyek-subyek yang ditawarkan 
oleh sastrawan bisa "memberi kebaikan kepada para pembaca yang lelah" oleh "serbuan 
rupa-rupa persepsi dan keadaan  membingungkan yang  dijumpai dalam kehidupan". Dengan 
tawaran subyek-subyek demikian, menurut Milosz, para sastrawan memberikan "cahaya bagi 
kehidupan yang berada dalam kegelapan". "Sastrawan patut berani menerjuni pusat 
kegelapan itu agar mengenal hakekatnya. Mereka tidak semestinya lari". [Bisakah sikap 
ini dijadikan salah satu takaran tentang integritas seorang sastrawsan?].  

Untuk bisa menawarkan subyek-subyek demikian, tentu saja dari para sastrawan dituntut 
suatu kualitas tertentu yang lain dari yang jamak baik dari segi kejelian pandang 
maupun dari segi keberanian. Kejelian dan keberanian berdasarkan wawasan tertentu yang 
manusiawi. Anjuran ini bagi Milosz bukan hanya berhenti di kata-kata, tapi  ia 
tunjukkan dalam praktek sampai ia terpaksa menempuh jalan eksil, meninggalkan 
Lithuania dan Polandia. Demi memberikan cahaya bagi kehidupan, memerangi kegelapan, 
Milosz mengharapkan para sastrawan supaya berani mengungkapkan  hakekat permasalahan 
masyarakat. Dalam mengungkapkan masalah, Milosz selalu menggunakan pendekatan 
filosofis dengan mendudukkan manusia pada tempat tertinggi, dan menginginkan agar 
manusia mampu menghindarkan diri kerontokan dari dalam dirinya [désintégration 
intérieur] dan sanggup menolak ketidakmanusiawian serta kekerasan. Dari apa yang 
dilakukan oleh Milosz nampak bahwa menjadi sastrawan serius bukan hanya mampu mencapai 
keindahan tapi juga melalui keindahan bentuk mengungkapkan kedalaman pikir dan rasa. 
Berindah-indah dan bermain-main dengan bentuk serta kata bukan menjadi takaran 
sastrawan yang utuh. Dalam hal ini barangkali pandangan Milosz bisa dijadikan acuan 
dalam melihat kehidupan sastra-seni kita dewasa ini.

Melihat Indonesia sekarang, termasuk dunia sastranya, dengan menggunakan sudut pandang 
Milosz di atas,  yang muncul pada diri saya terutama pertanyaan apakah kita tidak 
sedang dilandai oleh désintégration intérieur, tunduk pada nilai-nilai anti 
kemanusiawian dan menyerah pada bahkan menjadi pengikut kekerasaan [violence]? 
Ketidakmampuan melakukan debat ide, maki-maki, jalan pintas, menyederhanakan masalah, 
koboi-isme atau banditisme yang merajalela, sogok-menyogok, beli-membeli,  tidak 
menghormati sesama dengan keisengan,  celetukan  tak bertanggungjawab, kesukaan 
bergunjing dan berkomplot, dan lain-lain bentuk lagi yang bisa sangat panjang jika 
ingin menderetkannya,  tidakkah merupakan ujud nyata dari désintégration intérieur 
serta ketundukan pada kegelapan [ténčbres]? Jika pertanyaan ini mendekati kenyataan 
maka saya kira benar bangsa kita dewasa ini merupakan bangsa yang sakit. Untuk keluar 
dari penyakit ini, untuk menjadi manusia yang mempunyai integritas dalam dirinya 
[intégration intérieur], barangkali di sini kita sangat memerlukan pemikir daripada 
para tukang. Kalau menggunakan kata-kata Zdhanov bahwa sastrawan tidak lain dari 
"insinyur jiwa" maka intégration intérieur ini lebih-lebih dituntut pada para 
sastrawan dan seniman. Bertolak dari keinginan menyembuhkan bangsa Tionghoa dari 
désintégration intérieur atau penyakit jiwa inilah maka Lu Sin memutuskan untuk 
menjadi pengarang dan meninggalkan fakultas kedokteran. Sikap Milosz dan Lu Sin ini 
barangkali  ada manfaatnya untuk kita jadikan kaca  guna melihat diri kita sendiri 
dewasa ini kalau pada diri kita masih ada sisa tanggungjawab dan kemanusiaan. Hanya 
saja saya pun sangat sadar bahwa lebih gampang menjadi tidak manusiawi  daripada 
menjadi manusiawi di bidang apapun kita bekerja.  Lebih gampang mencacimaki dan 
mengambil jalan pintas daripada belajar membaca dan bertanggungjawab. Lebih gampang 
tunduk daripada berlawan membela nilai, lebih gampang menjadi budak daripada menjadi 
tuan atas diri sendiri, lebih gampang menjadi bandit daripada menjadi manusia. 
Pengarang Perancis Bernard-Henri Lévy mengatakan bahwa "dunia memang didominasi oleh 
kejahatan dan banditisme" [Lihat: Harian La Croix, Paris, 10 Juni 2004] . Contoh sikap 
mental dan pola pikir begini sangat gampang kita temukan dalam masyarakat dan juga 
dalam posting-posting di berbagai milis.Yang luar biasa bahwa ada yang bangga dengan 
banditisme dan désintégration intérieurnya. Membiarkan désintégration intérieur ini 
menguasai diri kita, saya kira, sama  dengan membiarkan masyarakat dibangun di atas 
dasar ketakutan, baik itu ketakutan terhadap kemiskinan maupun ketakutan terhadap 
polisi politik. Milosz berada di tengah-tengah suasana ini semua dan bersikap tegar 
sebagai warga Republik Berdaulat Sastra-seni yang sanggup dan tanpa ragu mengucapkan 
"Tidak!" di hadapan ketakutan. "Sanjak-sanjak protes saya tuliskan ketika saya melihat 
Eropa berpangkutangan terhadap masakre di Bosnia", tulisnya dengan segala 
tanggungjawab sebagai warga "republik berdaulat sastra-seni. [Lihat: Harian Le Monde, 
Paris, 11 Juni 2004]. "Protes moral  sastrawan bermula dari hasrat membela posisi 
manusia", ujar Milosz, karena seperti kata filosof Perancis Paul Ricoeur "kemanusiaan 
adalah tunggal". 

Pandangan dan sikap Milosz yang berpegang kokoh dan sanggup menanggung segala akibat 
dari pandangan dan sikap yang menempatkan manusia di atas segalanya dan menginginkan 
intégration intérieur manusia, seperti menyediakan kaca besar [tentu bukan seperti 
kaca besar yang ada di Nanjing Road Syanghai di mana wajah kita berobah dan 
menertawakan!]   untuk melihat Indonesia,  melihat pola pikir dan pola mental para 
cendekiawan dan sastrawannya termasuk yang  mempoklamirkan diri sebagai sastrawan. 
Kosakata sastrawan, saya kira  mempunyai makna tapi makna ini sering tidak terbaca dan 
dibatasi pada sebutan belaka. Milosz menunjukkan arti  kosakata ini melalui kehidupan 
dan karya-karyanya.***


Paris, Juni 2004.
----------------
JJ.KUSNI

[Selesai]



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.arsip.da.ru
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
     http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
     [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
     http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke