Dari Notes Belajar Seorang Awam:

BERNARD HENRI LEVY -- SALAH SEORANG FIGUR REBUPLIK BERDAULAT SASTRA-SENI PERANCIS 
KEKINIAN [5 -SELESAI]



Terilham oleh filem Bugsy dengan tokoh utamanya  Warren Beatty, BHL melanjutkan 
renungannya tentang arti hidup dan waktu.  BHL melihat bahwa hidup adalah berisikan 
rupa-rupa kemungkinan.BHL mengambil contoh intelektual tipe Kojeve yang mengisi  waktu 
ini sekaligus dengan berbagai kegiatan secara simultan. Sedangkan intelektual tipe 
Romain Gary atau Pessoa, didorong oleh keadaan, mengisinya dengan kehidupan berwajah 
rangkap: terbuka dan tertutup tapi tetapi berada di sebuah naungan atap "pavilion" 
yang sama. "Saya sendiri sering melihat hidup diri saya pun demikian. Saya pun merasa 
bahwa selayaknya mengisi patronim saya secara demikian pula", tulis HBL dalam "Mes 
Vérities"nya. 

Berangkat dari pandangan demikian tentang hidup dan waktu, maka BHL mengencimpungi 
bidang-bidang jurnalistik, perfileman, teater, musik dan kegiatan-kegiatan solidaritas 
kemanusiaan. 

Dalam kegiatan jurnalistik, BHL menjadikan George Orwell sebagai teladan yang 
dinilainya ketika berkarya melakukan "pembenaman diri secara mutlak"  [immersion 
absolue]. Kecuali itu BHL juga ketika menulis reportase berpegang pada patokan yang 
dikemukakan oleh Foucault bahwa reportase merupakan sebuah pengalaman metafisik utama 
di mana kita bekerja untuk "memproduksi diri kita sendiri yang lain" [produire un 
autre soi-même]. Sebagai contoh HBL mengambil karyanya "Daniel Pearl" , pengalaman 
sangat aneh tentang pergulatan melawan kematian. Setelah menyusupi kulit kematian, 
Daniel  membangun kehidupan di atas kematian itu lalu mendiskritalisasikannya untuk 
kembali muncul ke permukaan.   

Di bidang setiakawan untuk kemanusiaan, BHL banyak mencurahkan waktunya di Bosnia dan 
juga Afganistan di mana BHL sempat beberapa kali bertemu dengan Jenderal Massoud. Dari 
pengenalan lapangan dan percakapannya terutama dengan alm. Presiden François 
Mitterrand, BHL berkesimpulan bahwa kasus Bosnia dan Afganistan , juga Rwanda, 
merupakan tiga petaka diplomasi Perancis. Terhadap petaka ini BHL menyebut 
tanggungjawab PM Balladur dan PM Alain Juppé sebagai penanggungjawabnya. Di mana letak 
malapetaka diplomatik ini? Ia terletak pada tidak dimainkan kartu perdamaian dan 
kemanusiaan yang sebenarnya berada di tangan Perancis.  Perancis tidak memainkan 
kartu-kartu "Islam Moderat" baik di Bosnia ataupun di Afganistan melalui Jenderal 
Massoud yang kemudiana dibunuh oleh Taliban."Ketiadaantanggungjawab dan kemampuan" ini 
dibayar dengan kematian 200.000 nyawa dan mengalirnya pelarian dari Bosnia dan 
Afganistan. Dalam percakapan terakhirnya dengan Jenderal Massoud,  sang jenderal telah 
memberikan alamat Ben Laden dan wakilnya Jenderal Fahim yang pada waktu itu menurut 
BHL masih mungkin diajak berunding. Dari Jenderal Massoud pulalah BHL mengetahui  
rencana Al Qaida membuat  bom nuklir pertama dengan bantuan Pakistan dan tempat 
laboratorium pembuatannnya di dekat Kandahar. Pesan ini disampaikan Massoud melalui 
BHL kepada Presiden Chirac dan PM Jospin. Tapi pesan Massoud ini "tidak mendapat 
tanggapan  semestinya dari Perancis sehingga terjadilah malapetaka baru". 

Di sini BHL bicara tentang masalah kesempatan atau peluang dan perlunya kesadaran dan 
pilihan politik. Karena politik, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau tidak bisa 
tidak diacuhkan karena ia menyangkut nyawa dan kehidupan sehari-hari semua orang di 
suatu negeri dan bangsa. Mengatakan "politik itu kotor"  tidak lain dari cara agar 
para warganegara jangan menggubris politik sehingga mereka tidak lain dari "docile 
tool" [alat jinak] semata dari pemegang kekuasaan politik. Kontaknya BHL dengan elite 
tertinggi berbagai negeri memperlihatkan betapa BHL memandang penting arti lobbie dan 
jaringan guna memenangkan pemikiran-pemikirannya. Lobbie dan jaringan menambah "daya 
paksa" dan "daya tawar" seorang sastrawan.

Ketika melakukan kegiatan di Bosnia, BHL mendengar Tragedi Rwanda. Tapi BHL tidak bisa 
meninggalkan pekerjaannya di Bosnia. Saat inilah BHL menyadari bahwa "kita tidak bisa 
bermain di arena teater seluruh dunia sekaligus dengan semangat dan enerji yang sama". 
BHL merasakan keterbatasannya. BHL juga menyadari bahwa ia pertama-tama bekerja di 
bidang sipritualitas atau pemikiran dan "Pekerjaan spiritualitas  adalah pekerjaan 
pembidasan bukan pekerjaan amalgam"."Logika yang benar adalah yang menyadari bahwa 
jalan pembidasan itu penuh lika-liku, dan jalan ini tidak bisa ditempuh dengan 
kegugupan sehingga kita lari ke sana ke mari tidak menentu", tulis BHL.  "Seorang 
cendekiawan bukanlah sebuah partai politik. Intelektual tidak bisa menangani segalanya 
sekaligus", tambahnya. 

Kata-kata BHL menunjukkan di arena mana sastrawan dan cendekiawan bekerja dan 
bagaimana semestinya mereka bekerja. Yaitu di dunia pemikiran dan spiritualitas dan 
untuk itu mereka dituntut paling tidak untuk berada selangkah di depan agar bisa 
melakukan pembidasan. Kerja membidas tentu saja bukanlah jalan bertabur bunga tapi 
jalan penuh onak dan duri. "Penuh lobang" dan "lika-liku".  Dalam pekerjaan sebagai 
sastrawan, BHL juga menyinggung arti penting ingatan.  Dalam konteks ingat dan lupa 
ini, BHL menghubungkannya dengan "penyesalan" [ressentiment] yang dirumuskan oleh  
Nietzsche sebagai "pembendungan arus lupa". 

Melihat negeri dan bangsa kita dari segi masalah ingat dan lupa, lebih-lebih hari ini 
, agaknya  kita bukan termasuk bangsa yang sadar arti ingatan bahkan nampak 
kecenderungan untuk menggandrungi jalan lupa, bukan hanya terbatas pada beringatan 
pendek [la mémoire courte]. Dampak negatif  bahkan berdarah dari kecenderungan ini 
diperlihatkan dalam kehidupan kita sehari-hari, lebih-lebih di bidang politik, 
termasuk kesusasteraan. Lupa dan la mémoire courte membuat kita tidak perduli sejarah, 
tidak bisa melihat masalah sebagaimana adanya dari saat ke saat. Tidakkah sejarah 
sastra Indonesia masih diwarnai oleh warna hitam lupa ini? Barangkali perujudan lain 
dari "la mémoire courte" dan "lupa" ini diperlihatkan oleh sikap acuh-tidak-acuh,  
kesukaan pada jalan pintas, kehilangan perspektif dan menyelubunginya dengan "lagak" 
dan "gertak" . Saya pun mempertanyakan apakah kekerasan [baik fisik atau pun verbal] 
bukannya cerminan   dari lupa dan la mémoire courte juga?! 

Yang menarik juga dicatat adalah pandangan BHL tentang "kelahiran sastrawan". Menurut 
BHL, sastrawan itu punya dua kelahiran, atau lahir dua kali. Pertama kali ketika ia 
sebagaimana siapapun keluar dari rahim ibu tercinta, dan kelahiran kedua adalah saat 
"saat ia memiliki pandangan cerdik terhadap dunia" [où il porte un regard intelligent 
sur le monde].  Pendapat BHL ini barangkali bisa dijadikan kaca bandingan [bukan kaca 
raksasa Nanking Road di Shanghai!] untuk melihat diri sastrawan, penyair dan yang 
memilih dunia sastra sebagai daerah kecimpung. Syarat "memiliki pandangan cerdik 
terhadap dunia", kiranya juga syarat untuk menjadi warga Republik Berdaulat 
Sastra-seni. Barangkali! Tapi inilah yang diejawantahkan oleh BHL sebagai sastrawan 
dan pemikir yang dilahirkan pertama kali di nomor 1, rue Karl Marx di  Beni Saf, 
Aljazair dan dilahirkan keduanya di  Bangladesh sekitar Mei 1968. Riwayat, pandangan 
dan kegiatan BHL memperlihatkan juga bahwa sebagai warga Republik Berdaulat Sastra 
Seni, BHL dalam kenyataannya seakan mengatakan  betapa etnik dan bangsa hanyalah 
perbatasan semu bagi kemanusiaan, tapi patut diperhitungkan dan dihormati karena ia 
dilahirkan oleh sejarah. Sejarah mempunyai tuntutannya sendiri.  



Paris, Juli 2004.
---------------
JJ. KUSNI



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.arsip.da.ru
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke