From: Harry Adinegara 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 09, 2004 11:42 PM

--Saya comot artikel ini dari milis lain dengan harapan klaripikasi dari para netter 
yth....dengan pertanyaan apakah essensi dari tulisan ini banyak diperbincangkan 
kebenarannya?

Banyak pelaku2 dari "drama" kilasan sejarah  masa lalu ini masih banyak yang hidup.

Disinilah perlunya penuntasan 100% dan jawaban yang adil dan penyelidikan yang 
transparant bagi masalah yang menyangkut tiran bengis yang bernama Suharto.

Tidak saja hasil penyelidikan dan di achiri dengan tuntutan melalui pengadilan sangat 
bernilai positip bagi publikum, rakyat Indonesia pada umumnya, tapi
juga penting sekali bagi individu2 yang telah jadi korban keganasan rezim militerist 
fascist yang dipimpin oleh Suharto.

Jangan sapu ke bawah karpet urusan pembantaian tahun 1965 ini!

Harry Adinegara.

 

---------------------------------
Sekalian menjawab pertanyaan Kang Jack, "Dan last but not least siapa yang 
men-"ciptakan" setan fasis Suharto?", dibawah ini ada artikel yang menarik:


SEPUTAR G30 S:SOEHARTO DALANG PEMBUNUHAN JENDERAL ACHMAD YANI?



Kesaksian bekas Menteri Pengairan Dasar zaman Orde Lama HARYA SUDIRJA bahwa Bung Karno 
menginginkan Menpangad Letjen Achmad Yani menjadi presiden kedua bila
kesehatan Proklamator itu menurun, ternyata sudah lebih dahulu diketahui isteri dan 
putra-putri pahlawan revolusi tersebut.

"BAPAK sendiri sudah cerita kepada kami (isteri dan putra-putri Yani - red) bahwa dia 
bakal menjadi presiden.Waktu itu Bapak berpesan, jangan dulu bilang sama orang lain", 
ujar putra-putri Achmad Yani : Rully Yani, Elina Yani,Yuni Yani dan Edi Yani - 
Sebelumnya iberitakan dalam acara diskusi "Jakarta - Forum Live, Peristiwa G-30S/PKI, 
Upaya Mencari Kebenaran" terungkap kesaksian baru, yaitu beberapa hari sebelum 
peristiwa kelam dalam sejarah republik ini meletus, Bung Karno pernah meminta 
Menpangad Letjen Achmad Yani menggantikan dirinya menjadi presiden bila kesehatan 
proklamator itu menurun.  

Kesaksian tersebut disampaikan salah satu peserta diskusi: Harya Sudirja. Menurut 
bekas Menteri Pengairan Dasar zaman Orde Lama ini, hal itu disampaikan oleh Achmad 
Yani secara pribadi pada dirinya dalam perjalanan menuju Istana Bogor tanggal 11 
September 1965.

Putra-putri Achmad Yani kemudian menjelaskan,informasi baik itu sudah diketahui pihak 
keluarga 2 (dua) bulan sebelum meletusnya peristiwa berdarah G-30S/PKI. "Waktu itu 
ketika pulang dari rapat dengan Bu
ng Karno beserta para petinggi negara, Bapak cerita sama ibu bahwa kelak bakal jadi 
presiden", kenang Yuni Yani, putri keenam Achmad Yani. "Setelah cerita sama ibu, esok 
harinya sepulang main golf, Bapak juga menceritakan itu kepada kami putra-putrinya. 
Sambil tertawa, kami bertanya, benar nih Pak. Jawab Bapak ketika itu, ya", ucapnya. 
Menurut Yuni, berita baik itu juga mereka dengar dari ajudan Bapak yang mengatakan 
Bapak bakal jadi presiden. Makanya ajudan menyarankan supaya siap-siap pindah ke 
Istana. Sedangkan menurut Elina Yani (putri keempat), saat kakaknya Amelia Yani 
menyusun buku tentang Bapak,mereka menemui Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai salah 
satu nara sumber. "Waktu itu, Pak Sarwo cerita bahwa Bapak dulu diminta Bung Karno 
menjadi presiden bila kesehatan Proklamator itu tidak juga membaik. Permintaan itu 
disampaikan Bung Karno dalam rapat petinggi negara. Di situ antara lain, ada 
Soebandrio, Chaerul Saleh dan AH Nasution", katanya.
"Bung Karno bilang, Yani kalau kesehatan saya belum membaik kamu yang jadi presiden", 
kata Sarwo Edhie seperti
ditirukan Elina.  

Pada prinsipnya, tambah Yuni pihak keluarga senang mendengar berita Bapak bakal jadi 
presiden. Namun ibunya (Alm.Nyonya Yayuk Ruliah A.Yani) usai makan malam membuat 
ramalan bahwa kalau Bapak tidak jadi presiden, bisa dibunuh. "Ternyata ramalan ibu 
benar. Belum sempat menjadi presiden menggantikan Bung Karno,Bapak dibunuh secara 
kejam dengan disaksikan adik-adik kami. Untung dan Eddy, kalau Bapakmu tidak jadi 
presiden, ya nangdi(kemana - red) bisa dibunuh", kata Nyonya Yani seperti ditirukan 
Yuni.  Lalu siapa pembunuhnya ?

Menurut Yuni, Ibu dulu mencurigai dalang pembunuhan ayahnya adalah petinggi militer 
yang membenci Achmad Yani. Dan yang dicurigai adalah SOEHARTO. Mengapa Soeharto 
membenci A.Yani ? Yuni mengatakan,sewaktu Soeharto menjual pentil dan ban yang 
menangkap adalah Bapaknya. "Bapak memang tidak suka militer berdagang.Tindakan Bapak 
ini tentunya menyinggung perasaan Soeharto.

Selain itu, usia Bapak juga lebih muda, sedangkan jabatannya lebih tinggi dari 
Soeharto", katanya.  Sedangkan Rully Yani (putri sulung) yakin pembunuh Bapaknya 
adalah prajurit yang disuruh oleh atasannya."Siapa orangnya, ini yang perlu dicari", 
katanya.Mungkin juga, lanjutnya, orang-orang yang tidak suka terhadap sikap Bapak yang 
menentang upaya mempersenjatai buruh, nelayan dan petani. "Bapak dulu kan tidak suka 
rakyat dipersenjatai. Yang bisa dipersenjatai adalah militer saja", katanya.  Menurut 
dia,penjelasan bekas tahanan politik G-30S/PKI Abdul Latief bahwa Soeharto dalang 
G-30S/PKI sudah bisa menjadi dasar untuk melakukan penelitian oleh pihak yang 
berwajib. "Ini penting demi lurusnya sejarah. Dan kamipun merasa puas kalau sudah tahu 
dalang pembunuhan ayah kami",katanya.

Dia berharap, kepada semua pelaku sejarah yang masih hidup bersaksilah supaya masalah 
itu bisa selesai dengan cepat dan
tidak menjadi tanda tanya besar bagi generasi muda bangsa ini.

DENDAM SOEHARTO

Kesaksian istri dan putra-putri A.Yani bahwa Bapaknyalah yang ditunjuk Bung Karno 
untuk jadi presiden kedua menggantikan dirinya,dibenarkan oleh bekas Assisten Bidang 
Operasi KOTI (Komando Operasi Tertinggi), Marsekal Madya (Purn) Sri Mulyono Herlambang 
dan ajudan A.Yani, Kolonel (Purn) Subardi.

Apa yang diucapkan putra-putri Jenderal A.Yani itu benar. Dikalangan petinggi militer 
informasi tersebut sudah santer dibicarakan. Apalagi hubungan Bung Karno dan A.Yani 
sangat dekat, ujar Herlambang.  Baik Herlambang maupun Subardi menyebutkan, walaupun 
tidak terdengar langsung pernyataan Bung Karno bahwa dia memilih A.Yani sebagai 
presiden kedua jika ia sakit, namun keduanya percaya akan berita itu.

"Hubungan Bung Karno dengan A.Yani akrab dan Yani memang terkenal cerdas, hingga wajar 
jika kemudian ditunjuk presiden",kata Herlambang.  "Hubungan saya dengan A.Yani sangat 
dekat,hingga saya tahu betapa dekatnya hubungan Bung Karno dengan A.Yani",ujar 
Herlambang yang saat ini sedang menyusun buku putih peristiwa G-30S/PKI.  

Menyinggung tentang kecurigaan Yayuk Ruliah A.Yani (istri A.Yani), bahwa dalang 
pembunuh suaminya adalah Soeharto,Herlambang mengatakan bisa jadi seperti itu. 
Pasalnya 2 (dua) bulan sebelum peristiwa berdarah PKI, Bung Karno sudah menunjuk 
A.Yani sebagai penggantinya.

Tentu saja hal ini membuat iri orang yang berambisi jadi presiden.Waktu itu peran CIA 
memang dicurigai ada, apalagi AS tidak menyukai Bung Karno karena terlalu vokal. 
Sedangkan Yani merupakan orang dekat Bung Karno. Ditambahkan Herlambang, hubungan 
A.Yani dengan Soeharto saat itu kurang harmonis. Soeharto memang benci pada A.Yani. 
Ini gara-gara Yani menangkap Soeharto dalam kasus penjualan pentil
dan ban. Selain itu Soeharto juga merasa iri karena usia Yani lebih muda, sementara 
jabatannya lebih tinggi.

Terlebih saat A.Yani menjabat Kasad, Bung Karno meningkatkan status kasad menjadi 
Panglima Angkatan Darat. "Dan waktu itu A.Yani bisa melakukan apa saja atas petunjuk 
Panglima Tertinggi Soekarno, tentu saja hal ini membuat Soeharto iri pada A.Yani. 
Dijelaskan juga, sebenarnya mantan presiden Orde Baru itu tidak hanya membenci 
A.Yani,tapi semua Jenderal Pahlawan Revolusi. D.I.Panjaitan dibenci Soeharto gara-gara 
persoalan pengadaan barang dan juga berkaitan dengan penjualan pentil dan ban.  
Sedangkan kebenciannya terhadap MT. Haryono berkaitan dengan hasil sekolah di SESKOAD. 
Disitu Soeharto ingin dijagokan tapi MT.Haryono tidak setuju. Terhadap Sutoyo, 
gara-gara ia sebagai oditur dipersiapkan untuk mengadili Soeharto dalam kasus 
penjualan pentil dan ban itu.

Menurut Subardi, ketahuan sekali dari raut wajah Soeharto kalau dia tidak menyukai 
A.Yani. Secara tidak langsung istri A.Yani mencurigai Soeharto. Dicontohkan, sebuah 
film Amerika yang ceritanya AD disuatu negara yang begitu dipercaya pemerintah, 
ternyata sebagai dalang kudeta terhadap pemerintahan itu.

Caranya dengan meminjam tangan orang lain dan akhirnya pimpinan AD itulah yang menjadi 
presiden. "Peristiwa G-30S/PKI
hampir sama dengan cerita film itu", kata nyonya Yani seperti ditirukan Subardi.***





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Yahoo! Domains - Claim yours for only $14.70
http://us.click.yahoo.com/Z1wmxD/DREIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.arsip.da.ru
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke