SURAT KEMBANG KEMUNING: "HARI SASTRA INDONESIA" PERTAMA DI PARIS [11].
Hal lain menarik dan pantas direnungkan adalah apa yang dikemukakan oleh Reinier Salverda dalam makalahnya yaitu bagaimana menafsirkan hubungan tradisional triangluaire dari segi "sastra dan penerbit engagé" [berpihak] dan "pertemuan budaya" yang dijadikan tema sentral oleh "Hari Sastra Indonesia" Pertama di Paris. Kongkretnya Reinier mengusulkan penafsiran yang disebutnya juga penafsiran triangulaire. Berdasarkan penafsiran ini maka Reinier mendapatkan tradisi lain lagi pada sastra Perancis yaitu tradisi kritik anti kolonial. Dikatakan sebagai tradisi karena ia bermula pada Abad Pencerahan [la Siècle des Lumières], mulai dari Voltaire, Diderot dan hingga ke "Sejarah Dua Hindia" raya, "la grande Histoire des Deux Indes", [1780] karya Abbé Raynal, di mana sang rohaniwan secara deskriptif dan kritis menggambarkan jasa dan kejahatan ekspansi kolonial Eropa, termasuk kolonialisme Belanda. Sebagai contoh kongkret, Reinier Salverda roman Max Havelaar [1860] karya Multatuli. Dalam roman ini Multatuli telah menelanjangi eksploatasi kolonial dan harga yang tak berperikemanusiaan guna memproduksi kopi di Jawa. Kritik multatulien [la critique multatulienne] menurut Reinier Salverda persis serupa dengan kritik Voltaire dalam karyanya yang berjudul Candide [sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Lihat juga: Paul Gaillard,"Candide Voltaire", Hatier, Paris, 1972, 80 hlm.]. Ketika Candide berada di Suriname dan bertemu dengan seorang budak hitam yang kaki dan tangannya dipotong oleh pemilik budak Belanda, Candide lalu berpaling ke para pembacanya di Eropa sambil berkata: "Dengan harga demikianlah maka kalian di Eropa bisa mengenyam gula". Semangat kritis Candide menurut Paul Gaillard sampai sekarang masih merupakan aktualitas karena apa yang dilukiskan Voltaire melalui Candide sampai hari ini masih saja berlangsung. Dengan semangat Candide, maka Paul Gaillard menulis tentang Tragedi Nasional September 1965 di Indonesia: "Pada tahun 1965, untuk mengambil contoh sederhana dan brutal, di Indonesia, ratusan ribu nyawa telah melayang tanpa menggerakkan sedikit pun opini dunia" [Paul Gaillard,1972:6]. Masakre di Indonesia diangkat oleh Paul Gaillard sebagai contoh dari aktualitas Candide. Dari segi hubungan tradisional triangulaire, maka adanya Paul Gaillard dan karya-karyanya merupakan salah satu bukti lain lagi. Dilihat dari segi Indonesia, hubungan tradisional triangulaire dan semangat kritis ini, juga bisa dilihat dari apa yang dikatakan oleh Pramoedya A.Toer tentang roman Multatuli dalam sebuah wawancaranya dengan Harian International Herald Tribune pada tahun 1999: "Max Havelaar adalah sebuah roman yang mengatakan tidak pada kolonialisme". Ditambahkan oleh Reinier Salverda, bahwa Multatuli adalah "salah seorang pertama yang mengangkat Saijah dan Adinda, petani-petani sederhana Jawa ke dalam sastra". Lebih jauh bahkan Reinier Salverda mendapatkan dalam Tetralogi Pulau Buru Pramoedya terdapat banyak unsur-unsur Perancis. "Kenyataan demikian sangat mengejutkan saya", ujar Reinier. Dalam Tetralogi Pulau Buru Pramoedya, Reinier melihat adanya periode yang ia sebut "periode Candide" yaitu ketika Minke, tokoh sentral Pramoedya menjadi tercengang ketika menyaksikan orang-orang Eropa yang ia kenal, nampak kehilangan rasa keadilan saat mereka berada di benua-benuya lain. Sedangkan Nyai Ontosoroh, seorang perempuan Jawa yang independen dan mandiri, yang akhirnya kembali ke Perancis, dilihat oleh Reinier Salverda sebagai semacam "Marianne Indonesia" . Pengamatan Reinier kukira memang memukau dan inspiratif. Barangkali dari segi Indonesia, hubungan tradisional triangulaire ini bisa didapatkan juga dalam dunia musik seperti pernah populernya lagu-lagu yang menggambarkan tokoh Mariana [dalam bahasa Perancis disebut Marianne], tokoh perempuan lambang Revolusi Perancis dan Komune Paris. Roman "Pacar Merah" berlatarbelakangkan kedua peristiwa besar tersebut juga sempat beredar di perpustakaan-perpustakaan dalam bahasa Indonesia. Periode revolusioner Perancis ini terutama menampakkan pengaruhnya di kalangan barisan PKI. Lagu Internasionale [1871] karya Eugene Pottier [lirik] dan musik oleh Pierre Degeyter [lihat: Robert2,1980:907], yang diterjemahkan oleh Ki Hajar Dewantara, mempunyai tempat tersendiri di kalangan barisan PKI. Kecuali itu bahkan karya Pram, "Keluarga Gerilya", kukira tidak luput dari pengaruh hubungan tradisional triangulaire ini.Masalahnya, apa yang dilakukan oleh Reinier Salverda agaknya belum dilakukan di Indonesia oleh para peneliti kita sehingga hubungan tradisional ini masih ruang buram di pandangan. Jika ruang buram ini menjadi terang, kita barangkali bisa melihat saling hubungan antar bangsa dan negeri, sehingga di ruang terang itu kelak kita makin menyaksikan keragaman budaya merupakan kekayaan dan satu dalam kemanusiaan di samping menampilkan beberapa hal hakiki lainnya. Kehadiran Perancis di Indonesia sebagai penjajah sehubungan dengan perobahan situasi politik di Eropa pada masa itu, tentunya meninggalkan tanda di dunia sastra.Jangankan itu, di tahun-tahun pertama Koperasi Restoran Indonesia, 12 rue de Vaugirard 75006 Paris didirikan, aku pernah melayani langganan dari keluarga Perancis yang lahir di Indonesia pada masa penjajahan Perancis. Nama Indonesia yang terdapat pada Koperasi Restoran Indonesia serta-merta seperti kekuatan gaib mendorong langkahnya datang. Jean Marais, salah seorang pelukis terkenal Perancis, dalam salah sebuah lukisannya juga menampilkan tokoh yang membuat sastrawan dan Indonesianis Perancis, L.Ch. Damais pada Indonesia. Siapakah tokoh itu? Dalam sejarahnya, Raden Saleh memang pernah mampir di Perancis. Artinya hubungan tradisional triangulaire ini memang cukup kuat. Sehingga apa yang dilakukan oleh Asosiasi Pasar Malam sesungguhnya lebih bersifat mengangkat dan menggarisbawahi kembali hubungan mentradisi ini. Di sinilah kukira perlu disebut jasa Reinier Salverda yang mengungkapkan hubungan ini melalui makalahnya dan penelitian-penelitiannya. Hubungan tradisional ini pun dari surat-surat Kartini bisa didapat, misalnya melalui tokoh jahat Pangemanann lulusan Sorbonne. Reinier menutup makalahnya dengan tesis bahwa hubungan literer dan triangulaire di atas, telah memberikan sumbangan vital dan sentral dalam perjumpaan budaya Perancis, Indonesia dan Belanda -- tapi sangat sedikit dikenal dan sering dipinggirkan . Dalam perjumpaan budaya triangulaire ini, penulis-penulis engagé seperti Diderot, Multatuli atau Pramoedya, telah memberikan sumbangan kritis berharga tingkat pertama setara dengan sumbangan-sumbangan para Orientalis dan penulis-penulis lain. Paris, Oktober 2004. ------------------- JJ.KUSNI [Bersambung...] Catatan: Foto terlampir:Henri-Chambert Loir bersama John McGlynn di "Hari Sastra Indonesia" Pertama di Paris, 9 Oktober 2004 yang berlangsung di l'Institut Néerlandais. Henri-Chambert Loir termasuk seorang Indonesianis Perancis terkemuka angkatan sekarang yang meneruskan hubungan tradisional triangulaire seperti yang disebutkan oleh Reinier Salverda. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/