Wah kalau bisa kita jangan berfikir demikian, jujur saya katakan sebagai 
seorang muslim saya pun tidak begitu suka dengan budaya kekerasan gurun pasir 
yang sudah merupakan budaya bagi mereka.
Sejak Indonesia di landa Krismon beragam faham dan aktifitas agama bagai jamur 
yang tumbuh subur di musim penghujan. Radikalisme yang disuguhkan dalam 
bentukan kecintaan dan rela berkorban untuk perjuangan dijalan agama (Jihad 
dalam Islam) adalah sebuah alternatif lain yang katanya menuju surga.
Dikalangan Islam, sejak Krismon tumbuh subur faham-faham yang berbau kekerasan, 
terlebih dengan kembalinya para pejuang dan pelarian dari berbagai negara 
seperti Afganistan, Philipina, Malaysia dan beberapa negara konflik lainnya. 
Islam Indonesia sebagai Islam yang tumbuh dan berkembang dengan landasan budaya 
berangsur-angsur mulai menipis, idealisme dan budaya timur tengah mulai 
mewarnai laju dan langkah perkembangan Islam di Indonesia.
Pemaksaan sebuah faham ke agamaan dalam islam pun bukan rahasia umum lagi, 
dengan propaganda yang mengharamkan ritual berbau budaya adalah makanan 
sehari-hari di negeri ini. Pakaian putih atau gamis adalh budaya baru agar kita 
dibilanga Islam yang ta'at.
Padahal ketika sarung dan peci menjadi atribut Islam Indonesia, kekerasan 
sangat jauh dari hati umat beragama negeri ini.
Lalu kemana Islam yang bercirikan ke Indonesiaan itu sekarang.
Jadi dimanapun kita berada, menutut ilmu, berniaga maupun bergaul, semua itu 
kembali ke diri kita masing-masing.

krisnaji2002 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


lebih baik sekolah disingapur dari pada sekolah dimesir, arab dan 
afganistan. nanti dicekoki paham bunuh diri dan ngebom negeri 
sendiri. aneh sekali ya, negara sendiri kok dirusak demi negara lain


salam


--- In [EMAIL PROTECTED], Danardono HADINOTO 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Repot ya? Sebenarnya yang kaya dizaman orla, juga yang punya 
kapital, atau orang yang diberi kapita sebnagai hadiah, seperti Ibnu 
Sutowo. Dizaman orba, kapitalisme menjadi falsafah negara. Kita punya 
jalan2 tol, mall2 mewah, resto2 baru, komplex perkantoran Sudirman, 
Kuningan etc. 
>  
> Nah tinggal pak SBY melakukan perataan, jangan yang kaya ditambah 
kaya lagi, repoooott..tetapi yang miskin diberi perkerjaan agar 
keluar dari kemiskinan. Ini bukan hal yang luar biasa kok, di 
Tiongkok berhasil. India juga per-lahan2 melakukannya, Vietnam dll. 
Tapi, gak usah maki2 system, yang penting kitanya, si elit ini, mau 
gak memerangi kemiskinan?
>  
> Jangan sudah duduk di DPR lalu menikmati fasilitas, jalan2 ke LN, 
naik mobil mewah padahal rakyat kembang kempis?
>  
> Tenaga kerja kita dicambuki, ya itu tergantung diplomat2 kita 
dinegara bersangkutan, mau kerja lindungi sesama warga atau sekedar 
tidur2an dalam dollar?
>  
> Setuju gak mas?
>  
> salam
>  
> RMDH
> 
> RG Nur Rahmat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> dan kini setelah dicekoki ajaran kapitalisme, tak jauh berbeda 
hasilnya, rakyat masih miskin, tapi yang kaya makin kaya. Alam dan 
lingkungan sudah rusak berat karena itu tidak bisa lagi gizi dipenuhi 
dari tanam-menanam dan beternak. Terpaksalah merantau, ilegal, lalu 
pulang dicambuki.
> 
> Jadi bagaimana ini? Semua serba tak puas.
> 
> 
> RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> 
> >>>>>>Dikatakan, tidak masuk akal Singapura yang hanya berpenduduk 
> 3,8 juta orang mendirikan 6 universitas baru. Langkah itu semata-
> mata supaya putra putri Indonesia mau kuliah di Singapura, dan 
> kemudian di-brain wash (cuci otak) dengan berbagai cara sehingga 
> memiliki pemikiran kapitalis...<<<<<<<
> 
> Lucu ya? Dahulu generasi mahasiswa kita dicekoki ideolgi anti 
> kapitalis, lalu apa hasilnya? banyak yang menjadi mayat dan 
berenang 
> disungai Brantas atau bengawan Solo, yang lain latihan mencangkul 
> tanam sayur di pulau Buru...
> 
> Orde lama yang jelas2 anti kapitalis, di-maki2, digusur, lalu 
> diganti dengan orde pro AS dan pro kapitalis. Kok salah lagi?
> 
> Maunya kemana?
> 
> RMDH
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "Beny Irzanto" wrote:
> > Hidayatullah.com, Selasa, 02 November 2004
> > 
> > Mahasiswa Indonesia ''Dicekoki'' Pemikiran Kapitalis
> > 
> > Mahasiswa asal Indonesia yang tersebar di universitas Singapura, 
> dicuciotak
> > dengan pemikiran kapitalis. Jika mereka menduduki jabatan penting,
> > penyelenggaraan pemerintahan jauh dari semangat kebangsaan
> > 
> > Hidayatullah.com--Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 
Yogyakarta, 
> Prof Dr
> > Sofian Effendi mengemukakan hal tersebut pada dialog antara orang 
> tua
> > mahasiswa baru UGM dengan pimpinan UGM di Grha Sabha Pramana UGM, 
> Selasa
> > (24/8).
> > 
> > Dikatakan, tidak masuk akal Singapura yang hanya berpenduduk 3,8 
> juta orang
> > mendirikan 6 universitas baru. Langkah itu semata-mata supaya 
> putra putri
> > Indonesia mau kuliah di Singapura, dan kemudian di-brain wash 
> (cuci otak)
> > dengan berbagai cara sehingga memiliki pemikiran kapitalis.
> > 
> > "Bayangkan bagaimana amburadulnya penyelenggaraan pemerintahan 
dan 
> jalannya
> > perekonomian nasional kita, kalau lulusan-lulusan seperti ini 
yang 
> menduduki
> > jabatan-jabatan strategis. Yang ada bukan lagi negara kebangsaan 
> Republik
> > Indonesia, tetapi sebuah pasar besar bagi negara kecil yang 
> kebetulan mampu
> > menghasilkan lulusan-lulusan yang lebih baik," tegasnya.
> > 
> > Dia menilai, tidak ada lagi semangat kebangsaan dalam 
> penyelenggaraan
> > pemerintahan. Akibatnya privatisasi diterjemahkan sebagai menjual 
> BUMN
> > kepada siapapun, termasuk kepada negara lain. Padahal privatisasi 
> mestinya
> > diterjemahkan sebagai pengalihan BUMN dari negara kepada 
rakyatnya 
> sendiri.
> > 
> > Lebih lanjut dia menuturkan, globalisasi membuat lulusan 
> universitas dari
> > negara manapun leluasa bekerja di Indonesia. Keputusan pemerintah 
> mengikuti
> > AFTA menjadikan Indonesia sebagai pasar yang terbuka lebar bagi 
> siapapun.
> > Terlepas apakah keputusan itu bijak atau tidak, universitas-
> universitas di
> > Indonesia harus menyiapkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat 
> global.
> > 
> > Dialog dengan orang tua mahasiswa baru pertama kali ini diadakan 
> secara
> > resmi oleh rektorat UGM. Dari surat undangan yang diedarkan 
> melalui 6 ribu
> > mahasiswa baru S1 reguler UGM, hanya sekitar 2 ribu orang tua 
> mahasiswa yang
> > menyatakan akan hadir. Namun, ternyata lebih dari 3 ribu orang 
> datang ke
> > acara dialog, sehingga orang tua mahasiswa yang datang belakangan 
> tidak
> > kebagian snack dan buku profil UGM.
> > 
> > Dalam dialog, salah satu orang tua mahasiswa baru UGM asal Medan 
> meminta
> > agar demonstrasi mahasiswa dibatasi. Dia khawatir, kalau 
keasyikan 
> demo,
> > mahasiswa justru melupakan tugas utamanya, yaitu belajar.
> > 
> > "Demo-demo itu mbok dibatasi. Kalau demo terus, kapan 
> belajarnya ?" ucapnya
> > diiringi tepuk tangan sebagian orang tua mahasiswa baru.
> > 
> > Menanggapi pernyataan tersebut, Sofian menanggapi, pihaknya tidak 
> dapat
> > menghalang-halangi adanya unjuk rasa mahasiswa. Sebab demonstrasi 
> merupakan
> > bagian dari kehidupan demokrasi di tanah air.
> > 
> > Dia menambahkan, demonstrasi boleh-boleh saja, asal tidak sampai 
> mengganggu
> > belajar dan kuliah. Namun menurutnya, IP sebagian demonstran 
> memang di bawah
> > 2,00. (bernas)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>                   
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Check out the new Yahoo! Front Page. www.yahoo.com
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>   
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
>             
> ---------------------------------
> Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 100MB kostenlosem Speicher
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]








***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke