(Evolusi vs Adam & Hawa) Antara ada dan tiada

SEKAPUR SIRIH

Kawans,
Rangkuman diskusi lintas milis bertajuk "Teori Evolusi vs Adam & Hawa"
mendapat tanggapan yang luar biasa. Begitu banyak masukan, gagasan baru,
kritik serta saran, juga muncul beragam pertanyaan. Ada yang serius, 
ada juga yang sekadar guyon. Syukur, hingga kini belum mencuat pro 
kontra yang menajam dalam diskusi ini.

Dari hasil diskusi lalu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada awalnya diskusi lintas milis ini hanya membahas tentang
   temuan Homo floresiensis, yang didukung bahasan tentang teori 
   evolusi dan segala pernak-perniknya. Namun karena ada klaim dari 
   isi beberapa kitab suci yang menyatakan bahwa Adam & Hawa adalah manusia 
   pertama di muka bumi, mau tidak mau alur diskusi harus 'bersenggolan'
   dengan agama, walau tak sampai mengarah pada issue 'science vs faith',
   yang buat sebagian dari kita merasa 'alergi' untuk dibincangkan.

2. Menurut 'agama-agama langit' yang 'turun' di Timur Tengah, Adam & 
   Hawa adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan, lalu 'dibuang'
   ke planet bumi. Di sisi lain, 'agama non langit' (Hindu, Budha, 
   Konfisius, Tao, Shinto dan lainnya) tidak mengenal siapa mereka itu 
   karena 'sumber penciptaan' yang berbeda, baik masa maupun lokasi 
   kejadian.

   Sebagaimana kita tahu, 'agama-agama langit' yang awalnya hanya 
   dipeluk oleh sebagian penduduk di kawasan Timur Tengah, akhirnya
   merasuk ke seluruh penjuru Eropa, sebagian Afrika dan sebagian Asia 
   (lalu menyebar ke benua Amerika dan Australia karena perpindahan
   orang-orang kulit putih dari Eropa). Sejarah telah mencatat, agama-
   agama tersebut merembes kemana-mana karena adanya jalinan perdagangan, 
   hubungan sosial budaya, peperangan, perbudakan, penjajahan, 
   perselingkuhan politik, tekanan politik, penyebaran wali-wali, 
   rayuan para misionaris dan cara-cara lainnya, baik yang etis maupun 
   tak etis. 
   
   Bagaimana dengan tanah air kita Indonesia? Negeri 'gemah ripah loh 
   jinawi' ini di masa lalu masing-masing suku punya kepercayaan 
   dan Tuhan masing-masing, namun pelan-pelan masuk pengaruh dari luar,
   diawali dengan agama Hindu, Budha, Islam, kemudian Kristen. Diluar 
   itu, mereka dianggap menganut kepercayaan dan atheis. Jadilah Indonesia 
   sebagai sebuah negeri campursari, dengan warna kental Islam yang 
   mendominasi. Ada yang bersyukur karenanya, ada pula yang selalu 
   bertanya-tanya dalam hati: "Kok bangsa kita mau-maunya ya selalu
   didikte asing? Mana harga diri dan martabat bangsa? Kemana larinya 
   bunga rampai khas bangsa Indonesia?" 

3. Bicara soal teori evolusi, mau tidak mau Adam & Hawa harus jadi 
   'tokoh sentral'. Ini terkait erat dengan isi Bible yang jelas-jelas 
   menyatakan bahwa Adam & Hawa adalah manusia pertama yang turun ke 
   bumi. Sedangkan Al-Quran 'merevisi' (mereduksi?) posisi Adam 'hanya' sebagai 
Nabi pertama, sedangkan  
   Hawa sekadar 'konco wingking' (pendamping hidup). Belum jelas makna 
   di balik 'ralat' dari 'wahyu Tuhan' itu. Apakah Tuhan telah salah 
   menurunkan wahyu seperti tersirat di Taurat, Perjanjian Lama dan 
   Injil? Ataukah sebelum Al-Quran 'terbit', muncul kejadian besar? 
   Misal munculnya gelombang pro dan kontra di masyarakat tentang 
   keberadaan Adam & Hawa, makanya dikoreksi? Misal di kala itu telah 
   ditemukan bukti-bukti nyata bahwa jauh sebelum Adam & Hawa turun ke 
   bumi, planet ini sudah dihuni oleh sosok bernama manusia. Mungkin 
   bukti-bukti itu sudah dihancurkan oleh 'tangan-tangan misterius' 
   yang tidak ingin masyarakat di masa lalu terus menggugat eksistensi 
   agama. Kini kita, manusia abad milenium, yang harus kerepotan untuk 
   mempertanyakan dan coba meluruskannya kembali. Sayangnya, di Al-Quran
   kisah penciptaan Adam hanya termuat di 10 ayat saja (Surat Al Baqarah
   ayat 30-39), setelah itu langsung meloncat ke kisah-kisah Nabi 
   lainnya. Setelah Adam dan jin 'dibuang' dari surga ke bumi, usai
   sudah. Sungguh tidak tuntas, dan bikin tanda tanya. Lalu disebut
   di Surat An Nisaa' ayat 1 tentang penciptaan manusia dan pasangannya
   (tidak disebut Adam dan Hawa). Sedangkan Injil lebih lengkap 
   bercerita tentang Adam & Eva, namun juga banyak digugat karena statement 
   'Adam adalah manusia pertama di planet bumi'.

   Pertanyaan: Karena sebagian isi kitab-kitab suci 'agama langit' 
   saling bertentangan, mana sebenarnya yang benar? Apakah Taurat, 
   Injil atau Al-Quran? Kalau Al-Quran adalah yang benar, kenapa 
   sebelumnya Tuhan bisa salah memberikan info kepada para Nabi, 
   padahal Ia Sang Maha Tahu? Mungkin 'salah bisik'? Yang jelas, temuan
   manusia bernama teori evolusi telah mementahkan sebagian dari 
   ayat-ayat Kitab Suci yang konon 'bikinan' Tuhan dan tidak bisa 
   diganggu gugat. Sebagian konflik di muka bumi muncul dengan alasan
   perbedaan agama.

4. Di mata Tuhan, Adam jelas-jelas telah melakukan kesalahan besar karena
   tak mematuhi perintahNya untuk tidak 'memakan buah apel' (Al-Quran
   menyebutnya buah kayu) di Taman Eden (Firdaus). Sebagai hukumannya, 
   ia pun dibuang ke planet bumi. Mungkin mirip dengan pemerintah 
   Inggris di masa lalu yang membuang para narapidana ke benua Australia, 
   penjajah Belanda yang membuang para politikus Indonesia ke Digul, 
   pemerintah Soeharto yang membuang PKI ke Pulau Buru, atau SBY yang 
   baru saja membuang para koruptor ke Nusakambangan. Nah, kalau Adam 
   itu 'orang buangan', kenapa ia dijadikan Nabi pertama? (versi Islam). 

5. Pada diskusi ini, muncul pro kontra, namun sebatas tentang teori 
   evolusi karya Charles Darwin, belum mengarah pada sains vs agama. 
   Yang menentang teori evolusi lebih banyak mengacu pada buku karya 
   Harun Yahya yang notabene pemeluk Islam. Sebagian dari mereka belum 
   membaca buku karya Charles Darwin. 

6. Ada beberapa rekan yang meminta agar diskusi lintas milis ini 
   disudahi saja, karena tak ada gunanya mengungkit-ungkit sejarah 
   masa lalu, jadi lebih baik bicara soal masa depan sahaja.

Nah, silakan simak dan kita bahas ramai-ramai topik-topik berikutnya.

Salam Evolusi!

Jakarta, 10 November 2004


Radityo Djadjoeri
email: <[EMAIL PROTECTED]>

------------------------------------------
MASUKAN

Seperti posting sebelumnya, tanggapan pertama datang dari
rekan Andika Fahmi Basya <[EMAIL PROTECTED]> di Jakarta. Tepat 10 menit
setelah saya posting. Dibuka dengan ucapan 'assalamualaikum', ia merasa
banyak belajar dalam diskusi lintas milis ini. Selanjutnya ia memberi 
nasihat: "Sebagai seorang muslim kita wajib mengimani Al-Quran sebagai 
pedoman dari segala disiplin ilmu. Ilmu apapun yang bapak-bapak miliki 
coba dirujuk kepada Kalamullah ini. Niscaya Anda akan menemukan bukti-
bukti otentik seperti para ilmuwan lainnya yang menemukan keajaiban Al-
Quran. Saya berharap Anda dapat merenung dan mempelajari Al-Quran bukan
hanya mempercayainya saja." Lalu emailnya ia tutup dengan ucapan 
'wassalamualaikum'.

Rekan Asuntana <[EMAIL PROTECTED]> juga amat tertarik dengan diskusi
ini. "Mungkin perlu diperkaya dengan tambahan sudut pandang. Beberapa
hal yang perlu diulas diantaranya adalah kehadiran Homo sapiens sendiri 
yang relatif 'lebih muda' dibanding umur bumi," ujarnya. Namun ia merasa
terganggu dengan kehadiran dinosaurus melawan Adam, walau ia tahu itu
cuma 'guyon' belaka. Alasannya, "Gap antara punahnya dinosaurus dengan 
hadirnya manusia di bumi ini rentang waktunya jauh sekali." Ia berharap
diskusi ini terus berlanjut. 

Rekan Danardono Hadinoto <[EMAIL PROTECTED]> menyarankan agar 
alur diskusi tak menjalar kemana-mana, bagaikan tanaman merambat yang 
hanya menganggu pandangan mata, harus ditetapkan dengan jelas soal 
parameter, tujuan dan jalur. "Mirip jalur kereta api. Kereta api express 
Moskow - Siberia takkan ketemu dengan kereta api express 
Bulgaria - Paris. Karena jalurnya berbeda, parameter berbeda, semua 
berbeda. Jadi kalau mau diskusi mengenai tema ilmiah, gunakanlah 
parameter-parameter ilmiah, ya tetaplah dalam jalur ini. Tetapkan 
dahulu: purely dari segi biologi dan lainnya, gunakanlah metoda-metoda 
mutakhir, juga analisa DNA, lihat penemuan-penemuan dan penggalian-
penggalian yang dilakukan. Diskusi yang menggabungkan jalur berbeda 
hanya menghabiskan waktu saja."

Menurutnya, dogma agama sampai kapan pun takkan bisa didiskusikan, karena 
semua yang dikisahkan atau katakanlah 'diwahyukan', harus diterima 
sebagai kebenaran. Hindari mencampurkannnya dengan akidah agama. Kalau
dikatakan, "Adam dan Hawa makan buah", ya percayalah itu buah. Tak 
perlu dibahas lagi dari ordo family apa, solanaceae, atau gramineae, 
dan sebagainya. Kalau dianggap, bahwa mendiskusikan ini berarti atheis, 
karena menggugat apa yang telah diwahyukan, ya terserah. Dahulu, 
menganggap bumi ini bulat juga dianggap menghujat Allah. Dahulu, ilmu 
kimia dianggap upacara memanggil iblis dan lain-lain.

Rekan Brotosumarto <[EMAIL PROTECTED]> mengiyakan pernyataan rekan Tular 
Sudarmadi,
dosen Arkeologi UGM, di posting sebelumnya bahwa agama berbasis 
keimanan dan dogma, sedangkan diluar agama, basisnya kesangsian. Ia
mengutip Webster: "Dogma is belief or doctrine held by a religion or 
any kind of organization to be authoritative and/or beyond question."
(Dogma adalah doktrin kepercayaan yang dipegang oleh agama atau sejenis
organisasi yang bersifat otoritas. Dan/atau itu tidak bisa/boleh 
dipertanyakan).

Menurutnya, kisah Adam & Hawa adalah dogma = beyond question = tidak bisa
dipertanyakan. Jika Anda percaya, just do it. End of the story. Sumber 
kisah Adam & Hawa adalah dari `text' yang tak mustahil bersifat 
metaforis, analogis, simbolitik, dll. Adam & Hawa hanyalah perlambang, 
bukan sesuatu yang konkrit. Artinya belum tentu yang tersurat = tersirat.
Contoh, seseorang dengan yakinnya percaya bahwa hanya satu agama yang
benar yaitu agamanya. Agama yang lain salah dan penganutnya bakal
dimasukkan keneraka. Maka yang atheis, komunis, yang menyembah berhala
(Hindu, dll), dan agama lain akan dimasukkan ke neraka. Tuhan Yang 
Pengasih & Penyayang akan menganiaya milyaran manusia secara biadab. 
Milyaran manusia akan dihajar, ditempilingi, dibakar dll karena Tuhan 
ngamuk-ngamuk. Ia harus percaya bahwa neraka adalah biang kebiadaban. 
End of the story.

Lalu seseorang lahir di India, yang miskin, kumuh, dan papa. Sepanjang
hidupnya ia sengsara. Dalam keputus asaannya ia menyembah berhala.
Ketika mati ia masuk neraka. Mengalami azab dan sengsara disiksa
secara lebih biadab. Ia tak mengecap kebahagiaan setitikpun. Baik
semasa hidup maupun sesudah mati. Ia adalah korban sebuah kebiadaban.
Tetapi yang bersangkutan harus percaya karena dogma adalah beyond 
question. Ia tidak dibenarkan menyangsikan apalagi bertanya. Bisa-bisa
ia nanti ditempilingi secara biadab di neraka.

Akan tetapi ada segelintir yang menyadari tersurat >< tersirat; bahwa
neraka bukanlah kata konkrit melainkan sebuah simbol, metafor, kias,
atau apalah, yang tidak konkrit. Itu hanya perlambang. Demikian juga
halnya Adam & Hawa, Ibrahim, Iblis, sorga, dosa, dll. Semuanya hanya
perlambang baik/buruk & salah/benar.

Namun, apa yang tidak bisa dibuktikan belum tentu salah. Contoh,
sebagian besar dari yang baca ini `percaya' (=beriman) bahwa Wiranto
korupsi. Tetapi tak seorangpun yang `beriman' tadi bisa membuktikan.
Apakah karena tidak bisa membuktikan lantas dipastikan bahwa Wiranto
tidak korupsi? Apakah karena tidak bisa membuktikan bahwa Tuhan itu
ada lantas dengan seenaknya kita memastikan Tuhan tidak ada? Sekarang 
adalah abad yang dinamakan abad Post Modern dimana kebenaran mutlak 
<nyaris> tak ada lagi. Yang ada hanyalah kebenaran relatip, subyektip, 
atau kebenaran konsensus. Dus, tiap individu atau tiap kelompok 
mempercayai kebenaran itu untuk kalangan sendiri.

Kebenaran bahwa Wiranto tidak korupsi adalah kebenaran legal/hukum.
Itu tidak menyiratkan realitas yang sebenarnya. Bisa jadi ia korupsi,
to? Kebenaran dalam dunia ilmiah hanya berlaku untuk kalangan itu
dan pendukungnya. Kebenaran dogmatis hanya berlaku untuk kaum itu dan
pendukungnya. Dan seterusnya. Kebenaran Teori Darwin hanya berlaku
bagi yang percaya, tidak harus diyakini bagi yang menyangsikan. Juga
yang mempercayai bahwa Adam konkrit atau kias, terpulang pada
masing-masing. Benarkah begitu ? Embøh, aku yo øra ngerti :-(.

Rekan Aldi <[EMAIL PROTECTED]> mengaku tertarik dengan
'scientific discussion'. Menurutnya, bumi ini dulu dihuni
berbagai species manusia yang tersebar di seluruh daratan. Sedangkan
nenek moyang kita ( manusia modern ) - si Homo sapien - menurut teori
berasal dari Afrika yang kemudian bermigrasi ke seluruh permukaan
bumi termasuk Indonesia. Tapi ada kemungkinan besar juga bahwa nenek
moyang kita itu juga melakukan perkawinan silang (cross breeding)
dengan 'manusia setempat. Ia lalu bertanya: "Apakah seluruh species-
species manusia yang beragam jenis ini berasal dari satu nenek moyang? 
And the answer is really out there...:)"
 
Sedangkan rekan Caligula <[EMAIL PROTECTED]> belum berkeinginan
untuk membantah apa yang tertulis di kitab suci, "walau isi kitab suci 
banyak yang aneh secara logika, namun kadang juga benar. Misal ayat 
yang berbunyi: 
"Wahai manusia, alam semesta ini dibuat dalam enam hari, yang satu hari
sama dengan seribu tahun menurut perhitunganmu." 

Menurutnya, mungkin belum dua ratus tahun, lalu rumusan satu hari itu 
adalah waktu yg diperlukan untuk berotasi terhadap matahari. Padahal
di angkasa raya ini banyak matahari di setiap galaksi. Dan masih banyak
galaksi di angkasa yang belum mampu terhitung oleh manusia. Jadi 
pertanyaannya: satu hari rotasi planet mana terhadap matahari yag mana? 

Kalau kita baca buku Eric von Daniken, terlepas itu ilmiah murni atau 
spekulatif, memang begitu banyak perhitungan hari, misalnya 1 hari di 
bulan hanya 14 jam, tak sama dengan di bumi yang 24 jam. Masih menurut 
Eric von Daniken, seorang manusia bumi yg diculik oleh E.T.
beberapa jam, waktu dikembalikan ke bumi jamnya sudah menunjukkan
perubahan waktu 4 hari kemudian. Menurutnya, hal itu terjadi
karena di kendaraan E.T. itu tadi dia melakukan rotasi tehadap suatu
matahari - entah di galaksi mana - selama 4 rotasi. Nah, contoh ini 
apakah bisa dikategorikan sebagai kebenaran yang masuk akal? Mungkin 
'ya' untuk manusia masa kini atau masa mendatang, tetapi 'tidak'
untuk manusia di abad 19, misalnya.

Demikian juga dengan manusia, bagaimana mungkin Adam dan Hawa yg
konon berkulit putih dan bertemu di Jabal Rahmah/Padang Arafah tidak
jauh dari kota Mekah (Mecca) menghasilkan beragam ras?  Menurut logika 
manusia masa kini, hal itu tak mungkin dihasilkan dari keturunan 
sepasang lelaki perempuan yang sama, berdasarkan hukum alam/biologi 
yang ada saat ini.

Tapi di sisi lain kita juga menyaksikan, seperti di Jawa Tengah
beberapa hari yang lalu tersiar berita seekor kambing yg melahirkan
bayi kambing yg berkepala/berwajah seperti manusia. Di Afrika yang 
dikenal sebagai sumber/asal usul penyakit AIDS yg mematikan itu
justru berasal dari monyet-monyet. Padahal penyakit itu hanya menular
melalui hubungan seksual. Mungkinkah antar monyet itu "menularkan" ke
manusia dengan cara 'sexual intercourse'? Tidak mungkin kan? Jadi, 
haruskah kesimpulan masalah itu kita putuskan sekarang? Konon, anekdot 
dari DepKeu RI, kalau bisa diselesaikan besok kenapa buru-buru 
diselesaikan sekarang? Bak kata orang Medan, soal urus sertifikat tanah, 
kalau dengan cara sulit ditempuh orang juga, mengapa harus dipermudah?

Rekan Wawan Darmawan <[EMAIL PROTECTED]> di Berlin yang pemeluk Kristen
merasa kerepotan kalau berdiskusi masalah sains dan agama secara 
simultan, karena sering bertentangan satu sama lain.  Agamanya memang 
mengakui Adam & Hawa sebagai manusia pertama di bumi. Namun dalam 
Alkitab tak dijelaskan secara rinci bagaimana wujud Adam & 
Hawa, kecuali disebutkan mereka berparas elok, namun standarnya amat
bias. Dari latar belakang budaya mana penilaiannya?

"Kisah-kisah awal munculnya peradaban manusia yang berawal dari Adam &
Hawa juga banyak kejanggalan, Adam dan Hawa adalah orang atau manusia 
pertama yang diciptakan dimuka bumi. Setelah Adam dan Hawa diusir dari 
Taman Eden, mereka berkembang biak, dan memiliki anak. Yang bikin saya 
heran, bagaimana proses silsilah mereka, sehingga tiba-tiba saja jumlah
mereka bisa menjadi banyak? Bagaimana dan darimana Kain dan Habil - 
anak-anak Adam & Hawa - bisa menemukan istri?" 

"Walau begitu, saya tak akan mempertanyakan keotentikan kitab yang saya 
imani. Akhirnya saya menggunakan kitab suci sebagai buku pedoman 
berohani, pedoman hidup berfilsafah atau orang atheis bilang 'the way of 
life'.  Menelaah kitab suci dengan pikiran kritis, alamiah dan menjadikannya 
sebagai karya ilmiah yang harus diuji kebenarannya,  tak akan pernah 
bisa. Karena menurut saya tidak pada tempatnya. Kitab suci dibuat
bukan sebagai karya ilmiah yang diteliti secara ilmiah - setidaknya 
untuk orang awam seperti saya dan mungkin juga Anda semua," ujar Wawan.

Rekan Bambang MR <[EMAIL PROTECTED] > bertanya kepada Andika Fahmi Basya 
<[EMAIL PROTECTED]> yang pernah menyebut bahwa Adam & Hawa sebagai 
manusia pertama ada di Al Quran - termuat di Surat Al-Baqarah ayat 30
dan Surat An-Nissa ayat 1, juga ada di Tafsir Ibnu Katsir: "Apa dalil 
yang digunakan  sehingga kita harus meyakini bahwa Adam adalah manusia 
pertama di muka bumi? Cari di Al-Quran, tak akan diketemukan satu
ayat pun yang menyatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Apa pula 
dasar yang digunakan sehingga kita meyakini bahwa kita semua ini
adalah keturunan Adam?"

Menurut Bambang, cerita Adam sebagai moyang manusia pertama memang ada 
di Injil, tetapi tidak ada di Al-Quran. Mungkin ada beberapa hadist 
yang menyatakan hal tersebut, tetapi perlu dikaji dulu kesahihan hadist
tersebut. "Banyak sekali hadist-hadist yang mengandung ajaran Israiliyat, 
yaitu ajaran yang merupakan tradisi-tradisi orang Yahudi di zaman 
dahulu," ujarnya.

"Palaentologis telah menemukan bukti-bukti bahwa telah ada manusia 
sebelum Adam. Dan beberapa jenis manusia tersebut tidak ada link satu 
sama lain. Secara analogi kasar, dapat dipertanyakan kenapa ada jutaan 
manusia yang amat berbeda kalau sumbernya satu? Mutasi genetik sebanyak
apa yang menyebabkan perbedaan itu? Saya ambil contoh sederhana. Ada 
satu keluarga Negro, tinggal di Eropa, berkembang biak, beranak pinak, 
dan kawin dengan sesama mereka hingga ratusan tahun. Apakah keturunan 
mereka lama kelamaan akan berubah menjadi kulit putih, hidung mancung, 
mata biru? Demikian pula sebaliknya kalau ada keluarga kulit putih 
tinggal di Afrika, berbiak dengan sesama, ratusan tahun, apakah kulit 
keturunan mereka akan menjadi hitam legam, rambut keriting, hidung 
membesar?"

"Ada beberapa tafsir yang menyatakan bahwa sudah ada manusia jauh 
sebelum Adam 'diturunkan'. Dari buku 'Asal Usul Manusia" karya Dr. 
Maurice asal Perancis, yang selain mengambil beberapa bukti palaetologis, 
mutasi genetik, yang menyatakan ada banyak cikal bakal manusia tersebar di
beberapa wilayah. Jadi nenek moyang manusia bukan hanya satu. Ada 
beberapa "Adam-Adam" lain yang muncul dipelbagai permukaan bumi. 
Bagaimana proses pemunculannya? Proses penciptaan Adam adalah merupakan contoh
pemunculan manusia pertama pada satu daerah tertentu. Beberapa ayat
Al-Quran dapat ditafsirkan bahwa memang ada beberapa manusia yang punah,
dan digantikan dengan kelompok manusia yang baru.

Menurut Bambang, beberapa palaentolog mengemukakan bahwa berdasarkan 
bukti-bukti peninggalan manusia purba, disimpulkan bahwa manusia purba 
pertama-tama tidak berbahasa oral. Mereka berbahasa isyarat. Sedangkan 
Adam, sebagai seorang Nabi yang memiliki pengetahuan obat-obatan, 
mengajarkan ilmu, dan sebagainya, sudah pasti berbudaya dan berbahasa. 
Sekali waktu bacalah bukunya Dr. Maurice. Selain meninjau dari sisi 
ilmiah, ia juga membahasnya dari sisi Bibel dan Al-Quran. Ada juga buku
"Mengapa Darwinisme bertentangan dengan Al-Qur'an" karangan Aaron Jhon 
versi Indonesia.

Adek <[EMAIL PROTECTED]> di milis UGM-Club juga menyatakan bahwa ia sempat 
buka Al-Qur'an, namun tak satu ayat pun menyebutkan bahwa Adam adalah 
manusia pertama, "Tapi soal adanya manusia sebelum Adam kok saya masih
ragu. Saya lebih percaya bahwa penemuan-penemuan (fosil) itu adalah 
milik hewan, karena hewan memang lebih dulu diciptakan setelah 
tumbuhan. Sedangkan makhluk hidup tertua di Bumi adalah ganggang."

Sedangkan rekan Akacom <[EMAIL PROTECTED]> masih bingung sama Adam 
& Hawa sebagai manusia pertama. "Kalau begitu, agama malah menganjurkan
hubungan dan perkawinan antar saudara kandung dong. Seperti kakak dan
adik boleh melakukan hubungan intim, sehingga keturuanan Adam lalu
bisa berkembang biak. Kok seperti binatang ya?" 

Pertanyaan lainnya soal golongan darah. Kalau manusia pertama adalah
Adam & Hawa, kenapa golongan darah bisa ada 4, yaitu A, B, AB, dan O.  
Bukankah seharusnya maksimum cuma ada tiga kemungkinan? Contoh: katakan 
Adam bergolongan darah M dan Hawa bergolongan darah N, berarti anaknya 
pasti bergolongan darah kalau tidak M, N, atau MN. Bagaimana mungkin 
bisa membentuk 4 kemungkinan? Tidak mungkin golongan darah Adam itu AB 
dan Hawa itu O, karena AB merupakan gabungan dari A dan B dari parental, 
tidak mungkin asalnya katakan bergolongan darah M menjadi X dan Y 
sehingga membentuk golongan darah M. Berarti sebelum Adam sudah ada 
manusia lain di bumi, sehingga membentuk golongan darah AB yang 
merupakan gabungan dari A dan B.

"Kalau hanya Adam & Hawa nenek moyang kita, kenapa manusia Asia berbeda
dengan manusia Eropa atau Amerika, baik dari rhesus darah dan sifat 
genetiknya juga berbeda.  Eksperimen pernah dilakukan, katakan orang 
Asia namun tinggal di Amerika dalam waktu yang lama. Selama tidak 
melakukan hubungan intim dengan orang Amerika tetapi sesama orang Asia 
saja sampai kapanpun dalam kurun waktu yang lama sekalipun tidak mungkin 
orang Asia berubah menjadi orang Amerika (bule) secara genetik.

"Lalu dikatakan karena Adam memakan buah apel sehingga lelaki memiliki
jakun. Bukankah sebagaimana para dokter tahu dan sering membedah bahwa 
jakun itu bukanlah buah apel, tentu jika buah apel dimakan dan 
tersangkut dikerongkongan akan membuat buah tersebut kelamaan membusuk.
Tidak bisa buah apel berubah menjadi organ tubuh seperti jakun.  

"Terakhir, saya masih bingung, Allah itu laki-laki atau perempuan atau 
bukan laki-laki dan bukan perempuan atau laki-laki dan perempuan? Di 
Perjanjian Lama maupun di Al-Quran saya tidak menemukan soal ini. 
Bukankah di Perjanjian Lama dikatakan bahwa manusia diciptakan 
menyerupai wujud Allah. Berarti wujud Allah tidak jauh berbeda dengan 
manusia. Tolong dibantu jawabannya."



---------------------------------------------------------
Topik-topik yang sudah diposting sebelumnya:
1. Heboh Homo floresiensis (Hf)
2. Mereka yang anti Teori Darwin bersuara
3. Evolusi adalah suatu kebohongan yang terbungkus rapi (Harun Yahya)
4. Meluruskan yang bengkok
5. Menjawab fosil semut
6. Hawa ternyata lebih perkasa dibandingkan Martina Navratilova
7. Homo floresiensis: Teuku Jacob gugat


---------------------------------------------------------- 


Our Services:
Media Center - Media Monitoring - News Clipping Service - Publishing

Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare



-- 
_______________________________________________
Find what you are looking for with the Lycos Yellow Pages
http://r.lycos.com/r/yp_emailfooter/http://yellowpages.lycos.com/default.asp?SRC=lycos10



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke