CATATAN MENYAMBUT MATAHARI PAGI:
SURAT TENTANG SASTRA KEPADA ANAS AGE [17] Pada 20 Juli 2004 lalu, Pangesti Wiedarti mengirimkan sebuah posting ke milis cfbe@ yahoogroups. com berita [undangan] sebagai berikut: "----- Original Message ----- From: Pangesti Wiedarti To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 20, 2004 5:01 AM Subject: [cfbe] Seminar Sehari 28 Sept 2004 EKSPRESI EROTIS DALAM PERSPEKTIF BAHASA, SASTRA DAN PSIKOLOGI Yth. Bapak dan Ibu, Saya mohon bantuannya untuk menyebarluaskan info di bawah kepada yang dianggap berminat terhadap topik tersebut. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya memuat info ini. Salam, Pangesti *** Seminar Sehari EKSPRESI EROTIS DALAM PERSPEKTIF BAHASA, SASTRA DAN PSIKOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN - Ruang Seminar FBS (Cine Club FBS) - UNY - Selasa, 28 September 2004 - Pukul 07.30 - 13.05 LATAR BELAKANG Pada masa Orde Baru, ekspresi erotis di Indonesia cenderung ditutup-tutupi. Setelah runtuhnya Orde Baru, semua sumbat yang pernah ada ikut runtuh dan menyuburkan perkembangannya. Tidak heran jika permasalahan ini menjadi sesuatu yang biasa dan secara otomatis dianggap tidak tabu lagi.Bahkan, pada beberapa keadaan, ekspresi erotis ini sudah dianggap sebagai bumbu yang tanpanya sesuatu menjadi tidak sedap. Banyak media digunakan untuk mengekspos hal-hal yang berbau erotis.Seiring dengan banyaknya media yang digunakan, terlebih lagi dengan kompleksnya permasalahan yang berkenaan dengan ekspresi erotis, banyak pula perspektif yang dapat digunakan untuk melihat dan meneliti kehadirannya.Masing-masing perspektif mempunyai kriteria tersendiri dalam memandang ekspresi erotis. Alternatif perspektif yang dapat digunakan adalah sosiolinguistik, sastra, dan psikologi. Terlepas dari kesengajaan atau ketidaksengajaan, bahasa merupakan media dalam pertumbuhan ekspresi erotis. Hal ini terbukti dengan pengeksposan hal-hal yang barbau erotis dengan menggunakan media ini.Sastra, dalam perspektif ini juga tidak jarang ikut mengupas maupun mengekspos hal-hal yang berbau erotis. Hal itu ditunjukkan dengan makin banyaknya pengarang kontemporer yang mengekspos hal-hal yang berbau erotis.Entah alasannya sebagai seni, sebagai sesuatu yang wajar dimunculkan,sesuatu yang tidak sengaja muncul berkenaan karena erotis memang bagian dari kehidupan manusia, ataupun kemunculannya disengaja sebagai alat untuk meraup pangsa pasar, yang jelas sastra telah ikut andil di dalamnya. Sudut pandang lain yang sering digunakan untuk menganalisa hal-hal yang berbau erotis, baik ekspresi erotis itu sendiri, produsen ataupun konsumennya, adalah psikologi. Melalui pandangan ini, diharapkan ada sebuah analisis yang netral dari ekspresi erotis yang merajalela dan cenderung tak terkendalikan selama ini. TUJUAN Meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat umum terhadap ekspresi erotis yang ditinjau dari sudut pandang bahasa, sastra, dan psikologi PEMBICARA - Pof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo (Sosiolinguis, Ahli Budaya Jawa, Universitas Sanata Dharma dan Pascasarjana UGM) - Kris Budiman (Kritikus Sastra dan Peneliti di Pusat Studi Budaya UGM) - Pratiwi, M.Si (Psikolog, Aktivis Kajian Wanita, UNY) MAKALAH TERCETAK Panitia membuka kesempatan bagi peserta seminar untuk mengirimkan makalah. Makalah tersebut akan dicetak bersama makalah pembicara. Makalah diketik komputer program MS Word sebanyak kurang lebih 10 halaman HVS ukuran kwarto ukuran 2 spasi. Makalah dapat diserahkan langsung atau dikirim lewat pos dengan disertai disketnya. Panitia akan menyeleksi makalah yang sesuai dengan tema dan kepentingan seminar. Batas akhir penerimaan makalah: 31 Agustus 2004. Catatan: Pemakalah yang diterima, bebas biaya pendaftaran. SEKRETARIAT PANITIA Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang, Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 550843 psw. 15 Hubungi: Ari (081579336048), Arni (08157927891), Erni (081328040305), Lusi (08174113788), Iin (08157009313) KONTRIBUSI PESERTA - Kontribusi Rp 20.000,00 - Khusus mahasiswa S1 UNY diskon 50% Catatan: - Batas akhir pendaftaran ditutup hingga peserta mencapai 300 orang. - Uang pendaftaran dibayarkan langsung di sekretariat panitia seminar, Ruang Jurusan PBSI-FBS-UNY. - Sudah termasuk makalah tercetak, blocknote, snack, sertifikat, dan ilmu. - Ada door price di akhir seminar SUSUNAN ACARA 07.30 -07.45 Presensi 07.45-08.00 Pembukaan 08.00-09.45 Presentasi dan Tanya Jawab Pembicara I Pembicara I: Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo Pemandu : Pangesti Wiedarti, M.Appl. Ling. (Ph.D candidate in Linguistics, the Univ. of Sydney) 09.45-10.00 Istirahat 10.00-13.00 Presentasi dan Tanya Jawab Pembicara II dan III Pembicara II : Kris Budiman Pembicara III: Pratiwi, M.Si Pemandu: Wiyatmi, M.Hum 13.00-13.05 Penutup" *** Posting di atas menarik perhatianku pertama-tama karena tema yang didiskusikan yaitu "ekspresi erotis". Kedua tema demikian dibicarakan dalam sebuah seminar bersifat akademis, yang berusaha membahas persoalan dengan menggunakan "sebuah analisis yang netral" . Untuk mencapai tujuan demikian, panitya seminar mengusulkan kepada calon pemakalah yang bersifat terbuka, "Alternatif perspektif yang dapat digunakan adalah sosiolinguistik, sastra, dan psikologi". Kesungguhan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan pun nampak dari komposisi para pembicara dan pemandu seperti Prof.Dr.Soepomo Poedjosoedarmo [Sosiolinguis, Ahli Budaya Jawa, Universitas Sanata Dharma dan Pascasarjana UGM], Kris Budiman (Kritikus Sastra dan Peneliti di Pusat Studi Budaya UGM), Pratiwi, M.Si (Psikolog, Aktivis Kajian Wanita, UNY), Pangesti Wiedarti dan Wiyatimi,M.Hum. Masalah "ekspresi erotis" diangkat jadi tema bahasan seminar dilakukan karena panitya seminar menilai bahwa "ekspresi erotis" sudah "merajalela dan cenderung tak terkendalikan selama ini". Penyelenggaraan seminar tentang masalah yang sudah "merajalela dan cenderung tak terkendalikan" dalam masyarakat memperlihatkan sikap acuh dan tanggungjawab para akademisi terhadap masyarakat. Adanya tanggungjawab akademisi terhadap masyarakat, kukira patut digarisbawahi. Adanya tanggungjawab begini merupakan suatu orientasi bahwa ilmu bukanlah hanya untuk ilmu belaka tapi penegasan bahwa ilmu itu berfungsi untuk memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat. Netralitas atau obyektivitas dalam melihat masalah , kukira tidak bertentangan. Obyektivitas atau netralitas adalah usaha untuk melihat masalah sebagaimana adanya masalah itu, sehingga kita mampu memahami masalah serta mencari jalan keluar nalar [yang bukan subyektif dan instingtif] dari permasalahan. Netralitas atau obyektivitas menuntut kejujuran pada diri sendiri, sanggup mengatakan hitam pada yang hitam, putih pada yang putih, dan juga memerlukan pendekatan dari berbagai segi, saling hubungan antar berbagai unsur dan perspektif atau perkembangannya. Bukan pendekatan simplistis hitam putih. Takaran terakhir terletak pada orientasi kegiatan yaitu bagaimana dicapai jalan keluar nalar demi memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat. Sebab di samping ini terdapat obyektivitas untuk tujuan destruktif: menghancurkan kemanusiaan.Contoh: penelitian Snouck Hurgronje di Aceh untuk menghancurkan perlawanan rakyat Aceh pada abad ke-19. Simplitisisme tidak pernah menyelesaikan masalah secara memuaskan, dan menentang simplistisisme, bukan pula karena suka berpikiran rumit.Seorang jendral yang bukan bukan "jendral-jendralan" akan tahu, apa arti ketelitian dalam menyiapkan suatu "rencana operasi" atau "rencana tempur". Adanya selokan,sekecil apapun, itik, anjing, pagar, cuaca, dan segala unsur yang ada di medan, semuanya dimasukkan ke dalam hitungan "rencana tempur". Rencana tempur tidak disusun dibalik meja kamar ber-AC tapi disiapkan dengan sangat teliti melalui penyelidikan untuk mengetahui keadaan obyektif seobyektif mungkin. Menipu diri hanya akan menimbulkan korban nyawa. Faktor-faktor demikian, ketika membaca posting di atas, kukira, sudah menjadi pertimbangan panitya seminar akademis ini. Sayangnya sejak bulan Juli sampai sekarang, masih belum nampak laporan lengkap atau pun ikhtisar dari seminar penting ini [paling tidak belum berhasil kudapatkan].Sekalipun sepi dari laporan tapi lukisan panitya seminar tentang "ekspresi erotis yang merajalela dan cenderung tak terkendalikan selama ini" masih menggelitik dengan pertanyaan: Mengapa terjadi demikian? Mengapa sastra kita menjadi demikian? Benarkah "ekpresi erotis" ini merupakan ekspresi anti kapitalisme? Ataukah ujud dari makin terkangkangnya negeri dan masyarakat kita oleh kapitalisme, kapitalisme tanggung-tanggung?! Perempuan yang tubuh mereka dieksplorasi oleh para penulis pedagang perempuan sendiri, makin merosot jadi barang dagangan. Penulis pedagang perempuan memang bermain dengan "ekspresi erotis". Di mana tautan emansipasi perempuan dengan memperdagangkan perempuan dan tubuh perempuan? Paris, Nopember 2004. -------------------- JJ.KUSNI [Bersambung...] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/