CATATAN MENYAMBUT MATAHARI PAGI:
SURAT TENTANG SASTRA KEPADA ANAS AGE [18] Karya-karya yang mengeksplorasi "tubuh perempuan" dan "ekspresi erotik" sehingga karya "ekspresi erotis" yang "mengeksplorasi tubuh perempuan" dan menjadikan perempuan secara sadar atau tidak sebagai barang dagangan, tidak memerlukan kesungguhan dan susah payah untuk menulisnya serta untuk memahaminya.Bahwa untuk melakukan hubungan seksual yang berhasil memerlukan pemusatan perhatian dan keluar dari rutinisme, ini pun juga benar.Tapi untuk melakukan hubungan seksual yang asal-asalan, juga tidak memerlukan penekunan luarbiasa. Karena hubungan seksual, mengeksplorasi hubungan seksual melalui tubuh perempuan, relatif bersifat instingktif apalagi jika hubungan seksual itu tidak perlu memperhitungkan orgasme patnernya [cq. perempuan] -- yang hakekatnya ujud dari menjadikan perempuan masih sebagai obyek. Berdasarkan pengamatanku selama bekerja di Indonesia, khususnya di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, terhadap penerbitan-penerbitan baik majalah, artikel yang diterbitkan di harian-harian atau pun novel-novel yang mengeksplorasi "tubuh perempuan" dan ekpresi erotik, nampak bahwa berbagai kalangan, mulai dari lapisan menengah ke bawah sampai ke lapisan elite kekuasaan, bahkan sampai ke kalangan siswa SMP-SMU, menyukainya, sehingga karya-karya begini memang mempunyai pasar. Masing-masing lapisan mempunyai dasar minat masing-masing yang berbeda-beda. Kalangan siswa SMP-SMU berminat terhadap penerbitan-penerbitan "ekspresi erotis", lebih didorong oleh periode usia pubertas mereka yang digoda oleh rasa ingin tahu. Sedangkan lapisan menengah ke atas, lebih didorong oleh keinginan memanfaatkan dan kebingungan menggunakan peluang kehidupan nyaman mereka. Sedangkan lapisan masyarakat menengah ke bawah, lebih merupakan bentuk pelarian dari tekanan hidup sehari-hari. Dengan membaca karya-karya atau menonton filem-filem "ekpresi erotis" yang mengeksplorasi "tubuh perempuan", bagi lapisan masyarakat menengah ke bawah, nampaknya lebih menjurus ke pelarian [eskapisme] dari tekanan hidup. Hal begini pun, aku gunakan sebagai penjelasan mengapa irama dangdut dengan lirik yang erotis mendapat peminat besar di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Apalagi jika melihat sejarah irama dangdut, tadinya memang ada di kampung-kampung kumuh. Ekpresi erotis tempat mereka bersantai dan melupakan segala tekanan kehidupan. Kecuali itu, espkapisme menyalurkan diri ke dalam bentuk "mo-limo" dan kekerasan. Keadaan begini gampang jadi kuda tunggangan rekayasa politik. Di zaman pemerintahan Soekarno yang disebut Orla [Orde Lama] itu, berkat kegiatan-kegiatan organisasi massa [ormas kiri] yang bergerak di lapisan masyarakat bawah, ekspresi erotis tidak terlalu berkembang, apalagi ada gerakan memberantas yang disebut "mo limo" [maling, madat, madon, main dan minum]. Pemberantasan mo-limo yang dilakukan oleh ormas-ormas kiri di lapisan masyarakat bawah dilancarkan dalam rangka peningkatan kebudayaan di kalangan rakyat. Mo-limo dipandang sebagai ulah tidak berbudaya atau anti kebudayaan. Pemberantasan mo-limo selain sebagai kegiatan kebudayaan, ia pun merupakan kegiatan politik dan dilakukan atas dasarpolitik kebudayaan tertentu yaitu revitalisasi kebudayaan kebudayaan rakyat melalui "pemaduan antara tradisi baik dan kekinian revolusioner". Mo-limo yang dicoba untuk diberantas dipandang oleh Lekra, organisasi kebudayaan kiri pada masa pemerintahan Soekarno, sebagai kebiasaan tidak baik. Pada masa Orba adakah organisasi kebudayaan sejenis Lekra -- organisasi yang mempunyai politik dan program kebudayaan yang jelas orientasi dan tersebar di berbagai pulau? Organisasi kebudayaan yang menterjemahkan secara nyata dalam kehidupan politik kebudayaan pemerintahan Soekarno "berkepribadian di bidang kebudayaan"? Dari sini aku melihat adanya politik kebudayaan dan sarana yang melaksanakan politik kebudayaan tersebut mempunyai peranan penting baik dalam pengembangan kebudayaan alternatif maupun dalam usaha menentang budaya kapitalistik. Di bawah bimbingan politik kebudayaan beginilah maka lahir filem-filem seperti "Turang" [karya Bachtiar Siagian], "Tangan-tangan Yang Kotor" [karya Jenderal Suharjo], Jayaprana, "Si Pincang", "Kalimantan Berjuang", balet "Tanduk Majeng", dan lain-lain.... Adalah omongkosong melakukan perlawanan terhadap kapitalisme dan imperialisme jika dilakukan dengan spontan tanpa wawasan dan organisasi pelaksanaan wawasan. Konsep alter-mondialisme sekarang pun, misalnya, bisa dilakukan karena ada motor organisasi. Perlawanan dan perlawanan ada macam-macam. Ada yang spontan dan ada yang sadar. Perlawanan spontan kurang bobotnya dibandingkan dengan perlawanan sadar. Karena sastra adalah bidang pemikiran maka sangatlah wajar jika dari sastrawan ditagih tingkat kejernihan pikiran dan wawasan. Tanpa kejelasan begini, bisa terjadi keadaan bahwa sastrawan menginginkan emansipasi tapi yang dilakukan anti emansipasi. Ingin kesetaraan perempuan tapi yang dilakukan menjadi pedagang tubuh perempuan. "Ekspresi erotis yang merajalela dan cenderung tak terkendalikan selama ini" tidakkah keadaan ini di satu segi merupakan pernyataan polos dari kekosongan wawasan dan bias dari kekosongan wawasan ini kalau bukan keterhanyutan, dalam arus kapitalisme yang mengambil ujud globalisasi kapitalisme dewasa ini? Teori meleiahnya "Negara Nasional" [l'Etat Nation], "the end of history", "benturan budaya", "poros baik dan buruk", kukira hanyalah bagian dari peperangan ide atau kopsep semata di era ini. Yang memandang bahwa dalam pembinaan kebudayaan tidak terdapat faktor politik, kukira merupakan peninggalan politik depolitisasi Orba selama tiga dasarwarsa lebih. Mengapa "ekspresi erotis yang merajalela dan cenderung tak terkendalikan selama ini", justru timbul setelah Jendral Soeharto dipaksa turun dari panggung kepresidenan? Paris, Nopember 2004. -------------------- JJ.KUSNI [Bersambung...] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/