08 Nov 04 06:33 WIB
Kunjungan Ke Thailand Dan India(II/2)
WASPADA Online
http://www.waspada.co.id/opini/artikel/artikel.php?article_id=54579&PHPSESSID=621b18f3e49a306c0d5289011190f54c
 
Oleh H. M. Ridwan Lubis 
Pada Sabtu malam sekitar pukul 22.30 waktu setempat
pesawat SQ yang kami tumpangi mendarat di Bandara
Indira Gandhi International Airport di New Delhi
setelah menempuh penerbangan Bangkok-Singapura-New
Delhi. Penerbangan yang cukup jauh itu membuat seluruh
anggota delegasi begitu sampai di Hotel
Intercontinental langsung istirahat karena besok
paginya pihak KBRI bekerjasama dengan pihak perwakilan
agen perjalanan telah mempersiapkan acara kunjungan.
Dalam kesan penulis, kunjungan ke India menjadi
semakin penting disebabkan karena latar belakang
aktivitas penulis sebagai dosen yang bertugas memegang
mata kuliah Sejarah dan Peradaban Islam pada Program
Pascasarjana IAIN Sumatera Utara. Di antara materi
yang harus dikuliahkan adalah berkenaan dengan gerakan
baru setelah kemunduran Islam yang berlangsung dari
abad 13 sampai abad 15. Pada abad 16 masehi kemunduran
fase pertama itu seakan ditebus dengan munculnya
gerakan baru yaitu dengan munculnya tiga pusat
kekuatan Islam yaitu Dinasti Mughal di India, Dinasti
Syafawi di Persia dan Dinasti Turki Usmani di
Istambul. 

Berkunjung Ke Masjid Jamia Di Delhi 
Kunjungan pertama adalah ke masjid terbesar di New
Delhi Masjid Jamia yaitu warisan sejarah dari Dinasti
Mughal yang pernah berkuasa di anak benua India selama
lebih kurang tiga abad. Masjid Jamia itu berada pada
jarak yang tidak terlalu jauh dengan istana dari pusat
kekuasaan Mughal itu. Kesan yang muncul dari bangunan
masjid tua itu adalah kehebatan teknologi yang mereka
kembangkan di samping dukungan sumber daya alam serta
sumber daya manusia untuk membangun masjid yang begitu
megah pada zamannya. Namun sayangnya, warisan
peninggalan sejarah itu lebih banyak dilihat sebagai
sekadar kenangan masa lalu Islam karena kurangnya
perawatan serta kurangnya optimalisasi pemanfaatannya
untuk kepentingan umat. 

Setelah selesai mengunjungi masjid, kemudian rombongan
dibawa berjumpa dengan badan takmir masjid tersebut
yang kantornya berada di bagian bawah masjid. Terjadi
dialog yang cukup segar dengan pengurus masjid
tersebut. Beliau menjelaskan latar belakang
kesejarahan berdirinya masjid Jamia itu dari mulai
sampai kepada perkembangan masa kini. 

Pertanyaan yang diajukan rombongan kepada mereka
adalah berkisar tentang upaya pemanfaatan dan
pemeliharaan masjid itu sebagai salah satu khazanah
peradaban Islam di India dan bagaimana memfungsikan
masjid tersebut sebagai pusat pembinaan kegiatan umat
Islam khususnya di ibukota negara. Selain dari itu,
oleh karena beliau adalah tokoh Islam, penulis
mengajukan pertanyaan tentang keberadaan gagasan yang
pernah dilaksanakan oleh Sultan Akbar tentang upaya
membangun kerukunan sosial di India pada abad 17 yang
dikenal dengan gerakan Din-e Ilahi. Gerakan ini
sebagai manifestasi keresahan sultan terhadap kondisi
masyarakat yang berkelompok-kelompok dalam berbagai
agama maupun aliran keagamaan. Oleh karena itu
dirumuskanlah sebuah "agama" baru yaitu Din-e Ilahi.
Gerakan ini memang tidak berkembang jauh, namun hal
ini menjadi catatan sejarah yaitu adanya upaya
mempertemukan agama-agama yang berada dalam suatu
wadah, sekalipun hal ini tentunya tidak realistis
karena setiap agama datang dengan latar belakang
sejarah yang berbeda. 

Sinkretisme Persoalan Utama Keberagamaan 
Sewaktu membaca buku Prof. C.J. Bleker Agama-agama
Besar di Dunia beliau menyatakan betapa kayanya India
dengan ragam agama. Hampir pada setiap daerah memiliki
"agama" tersendiri. Begitu sampai di India dan yang
dilihat baru New Delhi dan Agra, memang kemajemukan
itu kelihatan dengan sangat jelas. Berbagai sintesa
baru muncul dalam kepercayaan masyarakat. Sesuai
dengan dasar negaranya yang sekuler, maka urusan
keberagamaan adalah persoalan pribadi dan negara tidak
ingin mencampuri hal tersebut. Oleh karena itu, sama
seperti di Thailand, maka urusan agama adalah menjadi
bagian Kementerian Kebudayaan. 

Kesulitan perkembangan agama di anak benua India
tampaknya tidak terlepas dari struktur masyarakatnya
yang terbentuk dalam hierarkhi sosial yang disebut
kasta. Sekalipun pada awalnya kemungkinan sistem kasta
ini dimaksudkan untuk merekat solidaritas sosial pada
kelompok-kelompok kecil sesuai dengan tingkat kastanya
akan tetapi perkembangan agama menghadapi benturan
terhadap adanya kierarkhi ini. Hal itu disebabkan
karena agama berbeda dengan ras maupun etnis. Agama
adalah hasil perolehan pribadi setelah menggunakan
hasil pengamatan, pengalaman dan penghayatan
pribadinya yang kemudian mengantarkannya untuk
menerima sebuah kebenaran normatif yang diajarkan oleh
agama tertentu. Hasil perolehan kebenaran itu belum
tentu sejalan dengan yang diperoleh oleh saudaranya
yang lain. Dengan perkataan lain, agama mengajarkan
sikap demokratis dalam memandang kehidupan. Untuk
mencapai sebuah prestasi kehidupan tidak tergantung
pada latar belakang etnis maupun ras seseorang karena
ajaran agama berpijak pada prinsip kesetaraan umat
manusia. Disinilah terjadi perbenturan itu yang
membuat agama sulit mengalami perkembangan menurut
jati dirinya sendiri. 

Sebagai akibat dari sulitnya terbuka ruang gerak
pengembangan jati diri agama-agama maka jalan terakhir
yang dipilih adalah perkembangan agama secara
horizontal yaitu interaksi antara ajaran satu agama
dengan agama yang lain. Akibatnya tentu terjadi
berbagai percampuran ajaran satu agama dengan agama
yang lain yang lazim disebut dalam studi perbandingan
agama dengan sinkretisme agama. Inti dari berbagai
gerakan sinkretisme ini adalah menggerakkan manusia
menuju kepada sistem humanisme universal yaitu jiwa
besar (the great soul). 

Kebetulan pada hari terakhir di India, setelah kembali
dari kunjungan ke Agra tempat Taj Mahal berlokasi,
delegasi dibawa berkunjung ke sebuah desa di Mathura
yang jaraknya masih berdekatan dengan Agra. Desa
tersebut adalah merupakan pusat dari Perhimpunan
Krisna Internasional. Subhod Dalal sebagai juru bicara
dari perhimpunan tersebut menjelaskan kepada delegasi
tentang makna dari perjalanan hidup yang mereka alami
dalam perhimpunan persaudaraan kerohanian tersebut.
Sekalipun ia terletak di sebuah desa akan tetapi
tempat tersebut berfungsi sebagai wadah perjumpaan
persaudaraan kerohanian internasional karena
anggotanya datang dari berbagai negara. 

Dalam pertemuan dengan kelompok tersebut diperkenalkan
seorang yang berasal dari Amerika Serikat yang telah
menjadi anggota sekaligus menjadi ketua bidang
hubungan internasional The International Society for
Krishna Consciousnmess yang dilukis dalam batu
prasastinya bahwa pendiri institusi itu adalah Founder
Acharya His Devine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami
Prabhupada. 

Berbagai gerakan kerohanian yang tumbuh dan berkembang
di anak benua ini sesungguhnya tidak lagi dapat
dipandang sebagai agama akan tetapi lebih dekat kepada
kebudayaan yang bersifat ketuhanan (divine culture).
Sementara induk agama-agama adalah Hindu, Islam,
Buddha, Kristen, Jaina dan sebagainya. Inti dari
gerakan-gerakan kerohanian tersebut adalah untuk
mewujudkan kebaikan umum yang menjadi dambaan umat
manusia. Hal inilah kemungkinan yang menjadi dasar
dari filosofi yang dikemukakan Mahatma Gandhi my
nationalism is humanity, paham kebangsaan saya adalah
kemanusiaan. 

Ketokohan Mahatma Gandhi masih sangat dihormati oleh
masyarakat India. Kebetulan juga rombongan delegasi
pada sore hari Minggu dibawa oleh pemandu wisata untuk
berkunjung kepada sebuah taman yang luas yang di
dalamnya terdapat tempat perabuan mayat Mahatma Gandhi
yang dipasangi lampu yang terus menyala sepanjang hari
bertempat di pelataran tempat mayat diperabukan. Dari
orang-orang yang berkunjung di sore hari itu kelihatan
selain dari masyarakat umum tetapi juga banyak
anak-anak pelajar yang dilihat dari segi usianya
adalah rata-rata dari anak SD sampai SMU. Kehadiran
mereka dibimbing oleh guru-gurunya untuk
memperkenalkan tokoh besar India dalam sejarah yaitu
Mahatma Gandhi pendiri Partai Kongres yang memimpin
bangsanya untuk memperoleh kemerdekaan. 

Kegemaran Membaca 
Satu hal yang cukup membanggakan terhadap masyarakat
India adalah kegemaran mereka terhadap membaca.
Sekalipun harus diakui bahwa jarak yang membedakan
antara orang kaya dan miskin sangat ketara sekali
dalam struktur sosial di India, akan tetapi kegemaran
mereka untuk membaca luar biasa. Di berbagai emperan
pertokoan yang kumuh terhampar ribuan buku bekas yang
isinya beraneka macam mulai dari yang ilmiah seperti
filsafat, fisika, matematika, sosiologi sampai kepada
hal-hal yang ringan-ringan. Pemandu wisata menjelaskan
bahwa sekalipun rakyatnya banyak yang berada di bawah
garis kemiskinan akan tetapi kegemaran membaca menjadi
hal yang membuat bangsa tersebut menjadi istimewa.
Oleh karena itu tidak mengherankan manakala
perkembangan ilmu pengetahuan di anak benua ini cukup
menojol terutama di bidang teknologi informasi. Oleh
karena itu, tidak juga mengherankan mengapa banyak
pakar di dunia sekarang ini memiliki latar belakang
etnis dan budaya dari anak benua India. Pengertian
anak benua India di sini dimaksudkan juga mencakup
perkembangan keilmuan di Pakistan. 

Taj Mahal Monumen Yang Membanggakan 
Setiap orang yang berkunjung ke anak benua India tidak
lengkap rasanya apabila tidak menyempatkan diri
berziarah ke monumen Taj Mahal yang terletak di kota
Agra. Dari Delhi ke Agra sesungguhnya dapat ditempuh
melalui pesawat terbang dengan lama penerbangan yang
hanya sekejap saja karena jaraknya hanya sekitar 200
km dari Delhi. Namun delegasi berangkat ke sana
melalui jalan darat yaitu naik bus yang jarak
tempuhnya sekitar 5 jam. Hal ini disebabkan karena
seringnya harus berhenti di tengah perjalanan oleh
karena alasan-alasan teknis transportasi termasuk juga
karena masih sangat sederhananya sistem administrasi
pajak pengaturan jalan demikian juga dalam sistem
pembayaran jalan tol. Begitu sampai di Agra sekitar
pukul 15.00, delegasi dibawa menginap di Hotel Holiday
Inn sebagai hotel yang termasuk kelas atas di kota
tersebut. Begitu selesai urusan check-in hotel maka
rombongan segera dibawa berkunjung ke monumen Taj
Mahal yang jaraknya dari hotel sekitar 5 km. 

Sekalipun monumen tersebut sudah berusia lebih kurang
4 abad akan tetapi keinginan masyarakat untuk
mengunjunginya hampir tidak ada surutnya. Hal ini
terlihat dari antrian panjang yang harus dilakukan
oleh setiap pengunjung yang akan memasuki pintu
gerbang monumen itu. Dari wajah-wajah yang terbaca
sore hari itu para pengunjung umumnya adalah dari
wisatawan domestik sementara yang berasal dari
mancanegara tidak terlalu banyak. Hal ini menunjukkan
betapa bangsa India itu hampir tidak ada puas-puasanya
untuk berkunjung ke tempat bersejarah itu sebagai
bentuk kekayaan arsitektur negerinya yang dibangun
antara tahun 1631 sampai 1643 yang konon menurut
riwayatnya mempergunakan tenaga manusia sekitar 20.000
orang. Sementara penyelesaian bangunan di sekitar
monumen berlangsung empat tahun sesudah tahun 1643
itu. Dari luar bangunan monumen itu seperti masjid
dengan adanya kubah besar di tengah dan beberapa kubah
mendampinginya yang terbuat dari marmer batu pualam
dan terletak persis di pinggir Sungai Yamuna.
Sementara di kejauhan tampak bangunan benteng yang
melindungi wilayah kekuasaan Dinasi Mughal itu.
Bangunan induk monumen itu dikelilingi oleh empat buah
menara yang kelihatan agak dibuat miring. Seorang
teman dari umat Hindu mengatakan bahwa kemiringan
menara sengaja dimaksudkan untuk menjaga agar menara
tidak menimpa bangunan utama kalau terjadi gempa. 

Yang menjadikan kita berdecak kagum dengan melihat
bangunan itu adalah kecanggihan teknologi yang
digunakan, sumber material bahan baku, serta tenaga
manusia yang bahu-membahu membuat monumen itu. Akan
tetapi, terlepas dari hal itu semua, hal yang patut
menjadi perhatian adalah monumen dirancang dan dibuat
berpangkal dari kedalaman penghayatan iman kepada
Allah SWT serta kecintaan terhadap orang yang berjasa
yaitu istri berpadu dalam sebuah monumen yang
melambangkan keimanan dan cinta. Di dalam buku Taj
Mahal and Mughal Agra yaitu sebuah buku ringkasan
sebagai panduan bagi wisatawan yang berkunjung ke
tempat tersebut dikatakan Taj Mahal is not just
beautiful art and fine architecture, but a memorial to
love and faith. Taj Mahal tidak hanya sekadar sebagai
pantulan dari seni yang indah dan arsitektur yang
halus akan tetapi adalah kenang-kenangan cinta dan
iman. Memang pernyataan ini ada benarnya mengingat
bangunan ini didirikan sebagai wujud dari obsesi Syah
Jehan yang melukiskan kemegahan Dinasti Mughal di
samping juga kenangan-kenangan terhadap sang istri
yang amat dicintai yaitu Mumtaz Mahal yang menurut
riwayatnya meninggal sewaktu melahirkan anaknya yang
keempat belas. Rasanya bagi rumah tangga yang sedang
digoyang oleh krisis keluarga perlulah berkaca kepada
ikatan batin yang sangat emosional antara Syeh Jehan
dengan Mumtaz Mahal itu. 

Dalam sejarahnya, monumen Taj Mahal dirancang oleh
seorang arsitektur Parsia yang bernama Ustadz Isa yang
menghabiskan waktu 12 tahun dengan mempekerjakan
20.000 pekerja. Bagian luar dari monumen dihiasi
dengan kaligrafi ayat-ayat Al Quran dan dari sebagian
ayat yang sempat terbaca penulis, maka ayat-ayat
dikutip adalah berasal dari Surat Yasin. Hal ini
berkaitan antara lain dengan adanya fadilah membaca
Surat Yasin manakala berziarah kepada orang yang sudah
meninggal. Menurut buku panduan wisata tersebut,
memandang keindahan dari bangun monumen itu sekaligus
menghantarkan asosiasi pengunjung kepada keindahan
wanita yang dilambangkan oleh monumen itu yaitu Taj
Mahal. Keseluruhan bagian dari monumen itu dapat
ditafsirkan sebagai simbol dari kecantikan wanita
termasuk pintu gerbangnya yang melambangkan kerudung
wanita dan kerudung adalah merupakan bagian dari
perlengkapan busana yang tidak dapat ditinggalkan oleh
wanita India. 

Akan tetapi, betapa pun hebat dan majunya Dinasti
Mughal ini yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang
teknologi arsitekturnya, namun pada akhirnya dinasi
yang megah ini mengalami kemunduran yang disebabkan
karena konflik internal yang terjadi di dalam istana
di samping kekuatan eksternal yaitu kolonialisme mulai
berkembang dari barat. Selain itu juga adalah adanya
persaingan internal antara umat Islam dan Hindu yang
selanjutnya membelah anak benua India menjadi dua
negara yang terdiri dari satu ras dan dua agama dan
itulah India dan Pakistan. Kenangan kemudian
menerawang tentang prestasi kesejarahan yang telah
berhasil diukir oleh tokoh-tokoh pemikir anak benua
India seperti; Syed Ahmad Syirhindi yang diberi
julukan Mujaddid Alfi Tsani, Mahatma Gandhi, Syah
Waliyullah Al Dihlawi, Ahmad Khan, Abul Kalam Azad dan
lain sebagainya. Akhir dari perjalanan adalah dua hari
menjelang Ramadhan rombongan bertolak dari New Delhi
setelah lebih dahulu dijamu makan malam oleh Kuasa
Usaha Ad Interim KBRI di New Delhi bersama masyarakat
Indonesia terutama mahasiswa-mahasiswa yang sedang
menuntut ilmu di sana. Rabu pagi (13/10) pesawat SQ
mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta
menandai berakhirnya rangkaian perjalanan ke Thailand
dan India. 

* Penulis adalah Ketua Forum Komunikasi Pemuka
Antar-Agama Sumut (am) 
 


=====
Mario Gagho
Political Science,
Agra University, India


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Check out the new Yahoo! Front Page. 
www.yahoo.com 
 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke