Syariat Islam Belum Laku Tapi Wajib (Tanggapan Untuk J Geovanie) Oleh: Farid Wadjdi
Tulisan J Geovanie (Republika, Rabu 25/08/2004) tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan hubungannya dengan umat Islam, menarik untuk dikomentari. Khususnya tentang dua anggapan (asumsi) yang ingin dibangun sdr. J Geovanie, tentang perjuangan syariat Islam; Pertama, isu negara Islam atau syariat Islam tidak laku; kedua, kemenangan partai Islam yang justru bukan mengusung ide syariat Islam , tapi ide-ide substansial yang implementatif seperti anti Korupsi, bersih dan anti KKN. Asumsi ini dibangun berdasarkan realita hasil pemilu 2004 kemarin. Menurut J. Geovanie, partai-partai Islam yang mengusung ide negara Islam justru terjungkal. Hal ini menunjukkan telah terjadinya sekulerisasi politik yang signifikan. Tampaknya, kesimpulan besar yang ingin ditarik oleh J Geovanie adalah bahwa umat Islam tidak berharap lagi akan berdirinya negara Islam. Sdr J Geovanie benar, saat mengatakan bahwa isu-isu negara Islam atau syariat Islam tidak laku dalam pemilu kemarin. Namun saya ingin memberikan beberapa catatan tentang hal ini. Pertama, tidak ada satupun partai Islam dalam pemilu kemarin yang mengusung negara Islam. Pernyataan partai atau politisi yang mengusung tema “negara Islam” ternyata tidak mendapatkan suara signifikan adalah kurang tepat, karena memang tidak ada partai Islam yang menyerukan itu dalam kampanyenya. Lantai bagaimana kemudian bisa ditarik kesimpulan ide negara Islam tidak lagi laku, padahal memang tidak ada yang menjualnya? Catatan kedua, kalaupun seandainya, ini seandainya, ada partai politik Islam yang menyerukan negara Islam dan syariat Islam dalam pemilu kemarin, dan kemudian kalah, bukanlah berarti negara Islam dan syariat Islam itu tidak perlu atau tidak wajib bagi kaum muslimin. Dukungan mayoritas masyarakat pada sebuah ide atau pemimpin tertentu bukanlah menunjukkan ide tersebut benar atau pemimpin itu baik. Baik dan buruk, pemimpin atau ide tidak tergantung pada pilihan mayoritas masyarakat. Kalau sdr J Geovanie sebagai pengurus The Amien Rais Center for Indonesia Reform ditanya mana yang paling baik diantara keempat calon kemarin, pastilah jawabannya Amin Rais. Tapi toh ternyata rakyat tidak memilihnya. Bisakah kemudian sdr J Geovanie menyimpulkan Amin Rais tidak baik, karena tidak dipilih oleh mayoritas masyarakat. Saya ingin memberikan gambaran yang mungkin sederhana. Coba kita bayangkan kalau di masa Rasulullah di Makkah pada priode awal kenabian, saat Islam masih asing dan banyak ditolak oleh masyarakat, diadakan pemilu milih Islam atau tidak. Pastilah yang menang adalah yang tidak milih Islam. Tapi bisakah kemudian kita simpulkan bahwa ide Islam itu keliru, karena tidak dipilih oleh mayoritas masyarakat Makkah pada waktu itu? Sebuah ide yang benar seperti syariat Islam, bukan berarti menjadi salah karena tidak didukung oleh masyarakat. Yang menyebabkan ide itu didukung adalah adanya kesadaran masyarakat tentang ide tersebut. Jadi selama masyarakat belum sadar tentang ide tersebut, sebaik apapun ide itu, tidak akan menjadi pilihan masyarakat. Inilah yang menjadi faktor kenapa masyarakat saat ini belum mendukung ide syariat Islam atau negara Islam. Sebab, memang kesadaran masyarakat tentang ide tersebut belum muncul. Karena itu, bagi pejuang penegakan syariat Islam seperti Hizbut Tahrir atau Majelis Mujahidin dan kelompok-kelompok Islam lain, sangat menyadari perlunya usaha yang ekstra keras untuk membangun kesadaran masyarakat tentang ini. Perjuangan ini tidak pernah akan berhenti. Meskipun sekarang mayoritas rakyat belum mendukungnya. Catatan ketiga, J Geovanie dan banyak penulis lain sering berargumentasi bahwa sekarang yang penting bukanlah isu syariat Islam, tapi ide-ide substansial. Dan yang biasanya menjadi rujukan adalah hasil yang signifikan dari Partai Keadilan Sejahtera. Artinya, ide-ide substansialis seperti KKN dan anti korupsi-lah yang membuat sebuah partai menang. Untuk kasus PKS, mungkin ini tepat walaupun tidak sepenuhnya. Sebab, masih perlu diteliti, apakah kemenangan PKS karena berhasil menarik konstuante diluar partai Islam, atau sebenarnya hanya peralihan pemilih dari partai Islam yang lain ke PKS. Kalau pemilihnya ternyata adalah pemilih pindahan dari partai Islam lain, belum tentu karena ide-ide substansialis itu PKS dipilih. Tapi bisa jadi karena kekecewaan terhadap partai-partai Islam yang ada. Termasuk bisa jadi peralihan pemilih muslim yang kecewa terhadap PAN. Sebab kalau total jumlah pemilih partai Islam digabung, ternyata tetap tidak melebihi partai-partai non Islam. Argumentasi J Geovanie juga menjadi lemah kalau kemudian digeneralisasikan. Sebab, ternyata partai yang tidak getol menyerukan ide-ide Korupsi atau KKN, justru melebihi suara PKS. Bahkan partai yang dulu dan hingga sekarang masih diragukan kesungguhannya untuk memerangi KKN dan Korupsi justru meraih suara mayoritas seperti Golkar dan PDIP. Seperti fenomena kemenangan partai Demokrat Lihat saja karena tertarik dengan sosok individu SBY, rakyat memilihnya dalam pemilu capres putaran dua kemarin. Partai Demokrat, yang bukan partai kader dan memiliki mesin politik yang baik seperti PKS, juga mendapat suara yang signifikan. Jadi terlampau dini untuk menyimpulkan bahwa ide-ide substansialis tadi sebagai faktor tunggal yang rakyat memilih. Memang harus diakui ada pekerjaan rumah (PR) yang besar dari gerakan Islam atau partai politik Islam yang ingin memperjuangkan syariat Islam sekarang ini. Yakni bagaimana memberikan gambaran yang rinci dan detail bahwa syariat Islam itu memang menjadi solusi bagi persoalan-persoalan masyrakat. Meskipun ini sudah dilakukan, namun sosialisisasi persoalan ini ketengah masyarakat menjadi penting. Sekaligus menghilangkan anggapan keliru bahwa syariat Islam itu seakan-akan hanya identik dengan potong tangan dan rajam. Padahal, pemberantasan korupsi, pendidikan murah, kesehatan murah, dan kewajiban negara untuk menjamin kebutuhan pokok tiap individu masyarakat, juga diatur oleh syariat Islam. Termasuk menjelaskan kepada non muslim, bagaimana syariat Islam melindungi seluruh warga negara bukan hanya Islam tapi juga non Islam. --------------------------------- Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/