terjawab sudah pertanyaan anda kenapa tiba-tiba Laskar Jihad menghilang begitu 
saja.

Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
http://www.gatra.com/artikel.php?id=49386

NASIONAL

Syariat Tak Pernah Padam

KETIKA pemilihan presiden putaran kedua digelar pada 20 September lalu, 
Ustad Ja'far Umar Thalib, 43 tahun, sedang mengajar santri-santrinya di 
Pondok Pesantren Ihya 'as Sunnah. Tak seorang pun penghuni pesantren yang 
berlokasi di Desa Degolan, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu 
keluar untuk memberikan suara pada calonnya.

Menurut Ketua Kelompok Pemungutan Pemilihan Suara Degolan, Suwarno, 70 
tahun, Ja'far tak pernah datang ke TPS, meski semua administrasi sudah 
beres. "Ini terjadi sejak pemilu tahun sebelumnya," tutur Suwarno. Pesantren 
Ihya 'as Sunnah memiliki lima ustad dengan 54 santri. Total warganya 70 
orang. Dari jumlah itu, sebanyak 40 orang yang sudah punya hak suara.

Di TPS 5 Degolan, tempat Ja'far mencoblos pada pemilu presiden putaran 
kedua, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono(SBY)-Muhammad Jusuf Kalla meraih 
119 suara. Megawati-Hasyim Muzadi mendapat 104 suara. Sebanyak 133 orang tak 
menggunakan hak suaranya, termasuk komunitas pondok pesantren tempat Ja'far 
menjadi pengasuhnya. Pada pemilu presiden putaran pertama, 5 Juli lalu, 
pasangan Mega-Hasyim menduduki urutan pertama, diikuti SBY-Kalla, 
Wiranto-Salahudin Wahid, Amien Rais-Siswono, dan paling bontot diduduki 
Hamzah-Agum.

Ja'far memilih tak ikut mencoblos karena merasa tak bisa berharap banyak 
dari kandidat presiden yang ada. "Saya pesimistis dan tak bisa berharap 
banyak dari presiden terpilih untuk memberlakukan syariat Islam," ujarnya 
memberi alasan. Kartu pemilihnya digeletakkan saja di atas almari pakaian. 
"Untuk apa nyoblos kalau ideologinya saja sudah haram," kata Ja'far tegas. 
Baginya, pemilihan umum adalah bagian dari demokrasi buatan manusia. 
Padahal, masih kata Ja'far, ideologi selain Islam adalah haram.

Dalam pandangan Ja'far, ideologi dan paham demokrasi yang sengaja diusung 
oleh Barat itu bertujuan melawan dan menghancurkan Islam. Demokrasi sendiri, 
menurut Ja'far, akan segera hancur dan digantikan dengan Islam. "Tunggu saja 
saat-saat kehancurannya. Tanda-tandanya sudah mulai kelihatan. Tak ada 
negara di dunia yang abadi dengan demokrasi," katanya mencoba menganalisis. 
Baginya, hanya Islam yang akan melanggengkan dunia dan negara dari 
kehancuran. Ia mencontohkan Arab Saudi, meski tak menerapkan Islam 
sepenuhnya, negaranya aman dan sejahtera, serta bisa menjamin keadilan 
rakyatnya.

Bagi mantan Panglima Laskar Jihad ini, paham selain Islam tak bisa diterima. 
Ia yakin dan masih mempunyai obsesi suatu saat penerapan syariat Islam 
secara kaffah di Indonesia tercapai. "Saya akan tetap berjuang selama hayat 
masih dikandung badan dan tidak akan pernah menyerah," katanya. Bagi Ja'far, 
dan orang-orang yang sepaham dengannya, penerapan syariat Islam di Indonesia 
adalah sebuah keharusan.

Pasalnya, mayoritas penduduk Indonesia adalah Islam. Syariat Islam, lanjut 
Ja'far, memilih dan menempatkan keadilan secara sempurna. Meski tidak ada 
pemilihan presiden laiknya pemilihan umum, suara dan perwakilan umat Islam 
dan warga lainnya sudah diwakilkan pada ahlul halli wal aqdi, yang terdiri 
dari kalangan ulama, orang-orang saleh, dan mereka yang ikhlas.

Para ahlul halli wal aqdi yang terpilih jelas bukan orang sembarangan. 
Mereka tak hanya teruji secara kemampuan, melainkan juga secara moral dan 
agama. "Jika konsep ini digunakan, dapat menghindari salah pilih wakil dan 
pejabat yang bukan ahli dan kemampuannya," katanya. Adapun umat di luar 
Islam, tambah Ja'far, tetap terlindungi karena hukumnya jelas.

Mereka juga punya wakil di ahlul halli wal aqdi. Baginya, tak ada istilah 
darurat untuk menunda penerapan syariat Islam. Pasalnya, darurat hanya 
diperbolehkan kalau situasi dan kondisinya yang alamiah bukan buatan 
manusia. "Sementara ajakan berdemokrasi di Indonesia sengaja ada dan 
diadakan," katanya.

Lalu, bagaimana sikapnya terhadap sesama muslim yang berjuang di jalur 
demokrasi dan berpolitik dengan mendirikan partai? "Saya tetap menjalin 
hubungan baik dan silaturahmi dengan mereka. Namun saya juga selalu 
memberikan tausiyah (pesan) bahwa demokrasi adalah akal-akalan manusia Barat 
saja," katanya seraya menyunggingkan senyum. Sejauh ini, Ja'far pesimistis 
bahwa muslim yang berlaga di medan demokrasi bisa menegakkan syrariat Islam 
dengan kaffah. "Sulit menegakkan syariah kalau negaranya masih berdemokrasi. 
Meski tidak harus negara Islam, aturan negaranya harus syariah dulu atau, 
paling tidak, ada arah untuk menerapkan syariat Islam," paparnya.

Ustad yang selalu berserban dan berbaju gamis ini mengaku, partai politik 
sebagai alat demokrasi hanya akan menjadi alat untuk melakukan politik 
praktis. Partai politik dan tokoh Islam yang sudah masuk partai dan terjun 
ke kancah demokrasi pasti akan terkontaminasi paham. "Akhirnya tidak akan 
pernah murni berjuang lagi menegakkan syariat Islam," tuturnya.

Kalau sudah demikian, sikap parpol dan orang Islam pasti akan oportunis. 
"Kalau toh kini belum oportunis, karena belum dapat jatah," kata Ja'far. 
Kepada anak dan ketiga istrinya, ia melarang menggunakan hak pilihnya. 
Sedangkan para santri diberi kebebasan. Dalam prakteknya, tak satu pun 
santrinya yang keluar pondok untuk menyalurkan suara ke TPS terdekat.

Meski tak bersetuju dengan demokrasi dan berjuang lewat politik praktis, 
silaturahmi dengan mereka yang memilih jalur ini tetap dilakukan. Ja'far 
menerapkan prinsip dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW bahwa 
addinu-n-nasihah (agama itu nasihat). Ya, untuk beriman dan ikhlas 
untuk-Nya. Dengan prinsip dakwah seperti itu, pendekatan kepada tokoh-tokoh 
yang dipandang dapat membikin perubahan yang signifikan bagi kehidupan 
bangsa dan negara ini terus dilakukan. Adapun inti nasihatnya yang selalu 
ditekankan adalah untuk kembali kepada Islam dan membangkitkan semangat 
komitmen terhadap Islam.

Ja'far berpandangan bahwa kaum muslimin harus menaati penguasa, siapa pun 
penguasa itu. Dan menaati itu dalam perkara yang makruf, yang baik. Kepada 
para pemimpin negeri, ia memberi nasihat agar jangan berlarut-larut dalam 
berbagai kejahatan dan kezaliman. "Itu yang terus-menerus kami dakwahkan," 
kata ayah 10 putra-putri ini.

Orang-orang yang berpaham seperti Ja'far Umar Thalib itu tidak sedikit. Di 
Indonesia, ada puluhan ribu umat Islam yang punya paham seperti Ja'far. 
Mantan pejuang di Afghanistan ini menyebut komunitas itu sebagai salafi. 
Aktivitas mereka berdakwah dengan pola-pola yang pernah diajarkan oleh 
Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Karena menolak demokrasi dengan segala perangkatnya, mereka jarang terdengar 
kiprahnya di masyarakat. Mereka bekerja seperti warga negara lainnya. Namun 
aktivitas dakwahnya lebih menonjol. Di mana pun berada, mereka membuat 
aktivitas dakwah di lingkungannya, baik itu berupa pesantren maupun 
lembaga-lembaga pendidikan yang memberantas buta huruf Al-Quran.

Tapi, ketika pada April 2000 Ja'far Umar Thalib memimpin Laskar Jihad ke 
Ambon, republik ini geger. Dengan memakai serban, baju gamis, celana di atas 
mata kaki, jenggot dipanjangkan, bersenjatakan pedang dan bedil seadanya, 
sekitar 2.000 anngota Laskar Jihad diterjunkan ke Ambon yang waktu itu 
sedang dilanda konflik horizontal. Tidak hanya itu, sedikitnya 700 personel 
Laskar Jihad juga diterjunkan ke Poso. Mereka terdiri dari beragam profesi 
dan latar belakang, dari ustad, mahasiswa, sampai pekerja kasar.

Kehadiran mereka di medan laga itu memicu kontroversi berkepanjangan. Tapi 
Laskar Jihad yang merupakan sayap militer Forum Komunikasi Ahlu-Sunnah 
Wal-Jamaah (FKSWJ) itu punya argumen lain. "Sepanjang pemerintah tidak mampu 
melindungi umat Islam di wilayah konflik, kami terpanggil untuk membelanya," 
begitu Ja'far Umar Thalib memberi pembenaran. Lalu mereka pun hadir di medan 
konflik, tidak hanya untuk berperang, juga membangun masyarakat dengan 
cara-cara Islami.

Komunitas Laskar Jihad di Ambon dan Poso mendirikan lembaga-lembaga 
pendidikan dan pelayanan kesehatan. Juga memberi pelajaran dan teladan 
bagaimana hidup secara Islam itu. Hal ini tampak, antara lain, tak lagi 
dibenarkannya membunuh musuh dengan cara-cara di luar kemanusiaan, 
melindungi anak-anak, perempuan, dan para manula, serta tidak menganggu 
rumah ibadah umat lain.

Syariat Islam pun diterapkan di Ambon. Di wilayah muslim Ambon, tak ada lagi 
peredaran minuman berakohol, pelacuran diberantas, perjudian ditutup. Hukum 
rajam juga diberlakukan ketika anggota laskar memerkosa seorang warga. 
Kecaman pun bertubi-tubi dialamatkan kepada kelompok ini. Ja'far sempat 
diperiksa dan ditahan polisi dengan berbagai macam tuduhan, dari 
memberlakukan hukum di luar hukum positif nasional sampai tuduhan 
mencemarkan nama baik presiden ketika berpidato di Ambon. Setelah diproses 
di pengadilan, Ja'far lolos dari jeratan hukum.

Munculnya Laskar Jihad yang tiba-tiba itu sempat membuat orang terkejut. 
Tapi, ketika pada 7 Oktober 2000 Ja'far mengumumkan dibubarkannya Laskar 
Jihad, masyarakat tak kalah terkejutnya. Ada apa gerangan? Kepada Gatra, 
Ja'far mengungkapkan bahwa mereka mendapat teguran keras dari Syekh Robi' 
bin Hadi al-Makdkhali, guru besar ilmu hadis di Universitas Islam Madinah, 
Arab Saudi. Menurut Ja'far, Syekh Robi' marah karena Laskar Jihad sudah 
dimanfaatkan oleh para tokoh politik Islam.

Syekh Robi' menunjuk, misalnya, ketika FKSWJ mengadakan mukernas di Pondok 
Gede, Jakarta, 13 Mei 2000, tokoh-tokoh politik seperti Hamzah Haz (PPP), 
Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Ahmad Sumargono (PBB) datang diundang dan 
berceramah. Juga tabloid Laskar Jihad yang menghadirkan orang-orang yang tak 
mengerti tentang manhaj salafi ikut mengisi dan menulis di sini. Upaya 
klarifikasi sudah dilakukan, tapi tidak berhasil. Akhirnya, Laskar Jihad 
dibubarkan. Para aktivisnya kembali ke kehidupan normal, dan bekerja seperti 
sediakala.

Tapi perjuangan dan keteguhan Ja'far memberlakukan syariat Islam memang tak 
pernah padam. Bahkan setelah Laskar Jihad dibubarkan, keyakinannya makin 
menjadi-jadi. "Islam sangat komplet mengatur dan mengontrol kehidupan 
manusia. Hukum buatan manusia tak akan pernah menyelamatkan manusia," kata 
Ja'far, seakan mengajak untuk berpikir ulang tentang sistem kenegaraan yang 
kita pilih.

Herry Mohammad dan Sujoko
[Kontra-Demokrasi, Gatra Edisi Khusus Beredar 27 November 2004] 




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links









                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Read only the mail you want - Yahoo! Mail SpamGuard.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke