Melanjutkan Kata Perubahan Untuk …, Lebih Baik Atau Lebih Buruk?

Penulis: Giri Prakosa

Demonstrasi di mana-mana saat kenaikan harga BBM, itu sudah menjadi 
pemandangan rutin kita sepuluh tahun terakhir ini. Tapi seperti biasa 
pula, hal itu tidak menghasilkan perubahan apapun. Justru semakin 
mempersulit masyarakat yang mengambil langkah lain selain melakukan 
demonstrasi dalam menghadapi kenaikan harga BBM. Mau bekerja, para 
sopir angkot mogok. Pakai kendaraan pribadi, jalanan macet akibat ban-
ban bekas terbakar. Dan hendak mengisi bahan bakar, SPBU sudah 
disegel secara paksa, kalau tidak, keadaan kosong karena tangki yang 
hendak memasok sudah disandra.
Demonstrasi boleh-boleh saja, asal tidak salah sasaran sehingga 
mengganggu yang lain. Apapun yang terjadi, The show must go on, 
kehidupan sehari-hari harus dilanjutkan. Seharusnya demonstrasi 
dilakukan di tempat-tempat milik pemerintah. Kerena selain aspirasi 
terdengar langsung, juga tidak mengganggu masyarakat lain.
Harus diakui, semua itu dilakukan demi masyarakat juga. Tapi 
masyarakat tidak setuju terus-menerus merasakan ketegangan tanpa 
hasil apapun. Rakyat memang membutuhkan perubahan, dan banyak yang 
melakukan aksi demi perubahan itu. Tapi sayang kata perubahan itu 
kurang lengkap. Seharusnya dikatakan perubahan lebih baik, bukannya 
memberikan perubahan lebih buruk.
Dan seperti biasa pula, kenaikan harga BBM tidak hanya menaikan harga-
harga kebutuhan lainnya. Juga selalu menaikan egois manusia. Karena 
marah atau memanfaatkan moment, selalu saja ada yang berlaku curang 
dengan menaikan harga barang dagangannya atau jasanya.
Belum juga keluar keputusan harga BBM naik, kenaikan harga lainnya 
sudah terjadi di mana-mana. Belum ada keputusan kenaikan onkos 
angkutan umum, sudah banyak yang main memutuskan sendiri menaikan 
ongkos. Terlebih lagi, setelah ada keputusan harga BBM naik, selalu 
saja muncul pedagang BBM eceran. Dan itu semua hasil timbunan sebelum 
harga BBM naik.
Kenaikan harga BBM ini memang langkah berani yang diambil pemerintah. 
Dengan begitu pemerintah SBY- JK berani mempertaruhkan kepercayaan 
rakyat terhadap diri mereka. Tapi pasti langkah pemerintah menaikan 
harga BBM bukanlah keputusan tanpa pemikiran-pemikiran matang. Cuma 
sayangnya penjelasan yang diberikan pada rakyat kurang meyakinkan.
Saat ini harga BBM di Indonesia tercatat paling murah di dunia, 
bahkan saat sudah dinaikanpun juga masih yang termurah. Oleh 
karenanya hal itu dimanfaatkan pemerintah untuk memperbaiki 
perekonomian negara. Tentu saja kecurigaan-kecurigaan masih mewarnai 
rakyat terhadap pemerintah. Kalau tidak satupun pemerintah dipercaya 
dan diberi kesempatan, maka jangan kaget kalau pemerintahan terus 
terjadi pergantian tanpa ada satupun yang memberikan perubahan lebih 
baik.
Pemerintah sudah membuat langkah untuk mengurangi gejolak yang bakal 
terjadi di masyarakat dengan memberikan kompensasi terhadap subsidi 
BBM. Mengurangi subsidi BBM sekian triliun untuk dialokasikan untuk 
beasiswa pendidikan, pengobatan gratis, bantuan untuk desa-desa 
tertinggal dan pengadaan raskin. Tapi sayang, hal itu kurang diyakini 
masyarakat. Karena masyarakat sudah pernah mendengar janji itu, tapi 
kenyataannya hal itu tidak tepat sasaran dalam penyaluran.
Apa benar kompensasi yang diberikan pemerintah itu cukup membantu 
rakyat? Kalau dicermati, langkah itu justru menunjukan kelemahan dari 
pemerintah Indonesia selama ini. Masalah pendidikan misalnya, 
seharusnya itu sudah ada dana tersendiri yang mencukupi sejak dulu 
tanpa didatangkan dari kompensasi kenaikan BBM. Karena pendidikan 
adalah hal yang paling menentukan kemajuan negara. Dari situ akan 
menciptakan bibit-bibit berkualitas yang berguna bagi bangsa. Selain 
itu, rakyatpun akan semakin mengerti keadaan negara yang sebenarnya. 
Sehingga tidak hanya marah membabi buta tanpa mengerti apa yang 
dilakukan. Marahpun, pasti tidak menggunakan langkah-langkah yang 
anarkis. Survey membuktikan, dari 90% lebih sarjana, semua dari 
kalangan masyarakat mampu dari segi keuangan.
Di negara maju, pemerintahannya selalu menyeleksi siswa atau siswi 
yang berkualitas entah itu dari kalangan mampu atau tidak, untuk 
dibiayai pendidikannya secara khusus. Kemudian dijadikan aset SDM 
negara yang sangat berguna, entah itu untuk menjalankan pemerintahan 
atau untuk kemajuan teknologinya. Tidak dengan memaksakan orang yang 
mentang-mentang memiliki modal yang dapat berkecimpung di dunia 
politik dan menjalankan pemerintahan. Sudah tak terhitung lagi bahwa 
pejabat melanjutkan sekolahnya setelah dirinya menjabat atau akan 
menjabat karena untuk memenuhi persyaratan jadi. Bahkan pemalsuan 
ijazah pun terjadi di mana-mana. Asal punya modal, pasti jadi.
Begitu juga dengan pengobatan gratis. Di negara-negara maju, 
jangankan memberikan pengobatan gratis pada masyarakat tidak mampu, 
bahkan mereka memberikan dana sosial seperti jatah makan, 
perlindungan dan pembimbingan. Sehingga angka orang tidak mampu itu 
tidak semakin bertambah. Kita janganlah melihat mereka adalah negara 
maju atau bukan, tetapi lihatlah dengan sisi kita punya kemauan dan 
usaha atau tidak.
Pengadaan raskin atau yang pengartiannya terdengar menyedihkan, beras 
miskin. Apa perbedaan beras miskin dengan beras-beras yang lainnya? 
Warnanya? Bentuknya? Atau rasanya? Sudah tentu harganya. Kalau 
pengonsumsinya, itu belum tentu. Buktinya rakyat miskin justru 
kesulitan mendapatkan beras itu karena tidak menunjukan kartu 
keterangan miskin. Justru orang-orang mampu yang dengan mudah 
mendapatkan kartu itu dan membagi-bagikannyanya pada kerabat mereka. 
Kartu miskin ini membuat saya tertawa. Jangankan mengurus kartu 
miskin, mengurus KTP saja rakyat miskin itu belum tentu bersedia. Dan 
anehnya, orang-orang mampu itu malah bangga mendapatkan kartu miskin 
tersebut. Tentu saja ada yang aneh di sini.
Lalu apa benar pengadaan beras miskin ini membantu rakyat miskin agar 
lebih baik? Atau justru mereka semakin miskin karena dimanjakan 
dengan bantuan-bantuan kecil yang tidak mendidik mereka untuk merubah 
kehidupan lebih baik. Bahkan mereka akan terus berharap pada bantuan-
bantuan itu. Dan marah jika bantuan itu dikorupsi.
Dana kompensasi inipun juga diragukan pemerintah keefektifannya. 
Karena di situ sangat rawan sekali dengan korupsi dan melenceng dari 
sasaran. Apalagi momentnya yang terdengar hangat-hangat tahi ayam 
yang ingin mengurangi kemarahan rakyat atas kenaikan harga BBM. Lalu 
kenapa masih terus dijalankan langkah itu? Atau mungkin pemerintah 
sekarang tidak seberapa kuatir karena pengalaman-pegalaman pemerintah 
sebelumnya. Setiap kali ada kenaikan harga BBM, gejolak hanya terjadi 
untuk beberapa saat saja.
Seharusnya, pemerintah menyediakan lapangan kerja di daerah-daerah 
miskin tersebut. lalu membangun perumahan-perumahan murah yang mampu 
dicicil oleh mereka. Itu memang belum bisa diserentakan, namun 
setidaknya dilakukan secara bertahap. Sehingga rakyat melihat secara 
jelas bahwa mereka benar-benar diperhatikan, bukannya dijanjikan.






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke