http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/3/o4.htm
Dari BBM untuk Anak Cucu SETELAH berpolemik sejak dua bulan sebelum pergantian tahun 2005, pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tepat di awal bulan Maret ini. Seperti biasa, kritik pun berhamburan ke arah pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebelumnya, Presiden sudah mengatakan jika dirinya telah siap menjadi tidak populer jika kelak harga BBM naik. Sebagai presiden yang memegang kekuasaan di zaman reformasi, risiko seperti ini memang harus diterima Susilo Bambang Yudhoyono. Menerima kritik secara terbuka dari masyarakat itu saja, bisa dikatakan SBY telah mendapat kredit positif. Kenaikan harga BBM merupakan satu keputusan yang amat kritis dan penuh risiko di Indonesia . Jatuhnya pemerintahan Orde Baru (di samping disebabkan oleh faktor-faktor politis makro, grand strategy aktor-aktor tertentu dan sebagainya) dipicu oleh keputusan pemerintah Orde Baru untuk menaikkan harga minyak pada akhir tahun 1997. Namun saat ini, ketika pemerintah SBY menaikkan harga minyak rasanya kurang proporsional juga jika pemerintah dipojokkan terus. Ada beberapa hal yang harus kita ''bela'' dari cara pemerintah dalam menaikkan harga BBM ini. Dari sudut pentahapan, sebenarnya pemerintah telah melakukan kebijakan yang layak. Isu tentang kenaikan BBM ini telah diembuskan dua bulan sebelum Januari 2005. Pada saat itu, berbagai tanggapan sudah mulai kelihatan. Berbagai diskusi di masyarakat juga telah bermunculan. Tetapi sama sekali pemerintah tidak berupaya menghentikan berbagai polemik yang bermunculan tersebut. Pengembusan isu jauh hari sebelumnya, menandakan bahwa pemerintah sadar bagaimana kritisnya isu kenaikan BBM tersebut. Pada waktu isu itu muncul, telah pula disebutkan bahwa kenaikan harga BBM ini merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. Artinya pasti akan terjadi. Sebenarnya, pemunculan isu ini mempunyai makna yang besar bagi masyarakat. Artinya dengan isu yang kemudian ditegaskan dengan ungkapan bahwa harga pasti akan naik itu, masyarakat diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri sejak awal untuk mengantisipasi kenaikan harga. Ada waktu untuk menerapkan strategi, mengubah prioritas hidup lebih dulu sebelum harga BBM benar-benar naik. Misalnya memprioritaskan membeli barang tertentu terlebih dulu, membangun rumah terlebih dulu dan sebagainya sebelum harga-harga akan naik akibat peningkatan harga BBM. Waktu empat bulan sangatlah cukup untuk mengubah prioritas tersebut. Masyarakat yang kristis dan melakukan perencanaan dengan matang akan masa depannya, pasti melakukan hal seperti ini. Mereka akan mampu mengendalikan dirinya di saat harga BBM benar-benar naik. Selanjutnya, pemerintah terlihat juga tanggap dengan berbagai reaksi masyarakat akibat rencana kenaikan harga BBM ini. Pada awalnya, kenaikan harga itu direncanakan akan dilakukan pada awal Januari 2005. Pemerintah akhirnya menunda kenaikan sampai dua bulan lamanya. Mungkin penundaan ini juga disebabkan oleh bencana tsunami yang melanda Aceh akhir Desember lalu. Tetapi bisa jadi juga didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan banyaknya muncul tanggapan keberatan dari masyarakat. Dalam hal ini, penundaan itu merupakan kebijakan populis demi memberikan kesempatan lebih banyak kepada masyarakat untuk mengubah prioritas-prioritas yang telah dilakukan. Mengatakan kebijakan kenaikan harga ini terlalu memberatkan penduduk miskin, rasanya tidak benar juga. Dilihat ke belakang, harga komoditi yang lebih dulu dinaikkan oleh pemerintah adalah komoditi ''pilihan''. Artinya, produk-produk yang dipakai oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Jauh hari sebelum tanggal 1 Maret 2005, pemerintah sudah menaikkan terlebih dulu BBM ''pilihan'' itu seperti bahan bakar pesawat terbang, premium super yang khusus untuk kendaraan masyarakat golongan menengah ke atas. Kenaikan harga elpiji juga bisa digolongkan produk yang lebih banyak dipakai oleh golongan menengah ke atas. Di desa-desa bahkan masih banyak yang memasak memakai kayu bakar. Yang perlu dipertimbangkan, bahwa kenaikan BBM ini mempunyai peran ''menyelamatkan'' anak cucu kita dari beban yang lebih besar. Sederhananya, jika tidak dinaikkan sekarang, maka frekuensi kenaikan BBM akan lebih banyak lagi di masa mendatang. Sepuluh tahun lagi, hal itu akan berdampak kepada anak cucu kita yang sudah tentu menghadapi tantangan lain yang lebih besar dari sekarang. Tidak bisa dihindari, harga ini pasti naik siapa pun yang menjadi presiden. Setidak-tidaknya jika masalah kenaikan harga BBM itu dibereskan sekarang, hal ini tidak akan mengganggu anak cucu kita mendatang, sehingga mereka bisa lebih berkonsentrasi untuk menghadapi masalah lainnya. Namun, tantangan terbesar bagi pemerintah sekarang adalah merealisasikan kompensasi kelebihan pendapatan pemerintah atas kenaikan harga tersebut. Pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi tersebut kepada masyarakat miskin di Indonesia.Ini yang harus kita perhatikan. * GPB Suka Arjawa ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/