Umar ibn Khattab pernah diperingatkan oleh seorang rakyat biasa 
dengan pedang apabila dia menyimpang dalam menjalankan pemerintahan, 
Sang khalifah menyatakan rasa terima kasihnya atas peringatan tsb. 

Kaitan penggalan kisah diatas relevan dgn kejadian bom bunuh diri 
tsb dikarenakan perbuatan biadap dan dzalim itu menyebabkan kerugian 
moril maupun material bagi semua kalangan. Suatu bentuk kezaliamn 
dan penyimpangan yang tiap muslim wajib mengangkat pedangnya untuk 
menghentikannya.Walaupun pelakunya seorang khalifah atau pemimpin.

Dalam perang ( kalaupun dianggap perang) terdapat adab dalam 
peperangan. Seorang syuhada tidak pernah menginjak yang namanya 
wanita atau anak2 atau pun memotong pepohonan. Nilai Etika yang 
berlaku universal adalah juga nilai2 islami. Pelecehan terhadap 
nilai2 tsb adalah sekaligus melecehkan Islam.

Jadi jangan dikira orang terlihat mengagung2 kan islam--kalau ia 
menyatakan bahwa ia membenci pelaku teror tsb semata karena 
mengalihkan isyu2 tertentu spt BBM bukan karena tindakan tsb memang 
keji-- sebenarnya adalah orang yang paling melecehkan islam.  


Takutlah kamu kepada suatu sifat yang bernama kesombongan. Karena 
kesombongan sebesar dzarrah pun menyebabkan amalan kita tertolak.

Demi masa
Sesungguhnya setiap manusia itu selalu merugi
Kecuali orang orang yang beriman
Yang selalu mengerjakan amal amal sholeh
Yang selalu nasehat menasehati dalam kebenaran
Yang selalu nasehat menasehati dalam kesabaran

'salam


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MEDIA INDONESIA
> Jum'at, 07 Oktober 2005
> 
> 
> 
> Teologi Bunuh Diri
> Zuhairi Misrawi, penulis Buku 'Islam Melawan Terorisme'
> 
> 
> THOMAS Friedman, dalam sebuah kolomnya menulis, ''Agama apa lagi 
yang mengabsahkan bunuh diri ini?'' Pakar globalisasi ini sedang 
mengomentari bom bunuh diri di London. Ia hampir tidak percaya bila 
bom bunuh diri dikaitkan dengan agama tertentu. Tapi faktanya, bom 
bunuh diri kerap kali diakui oleh pelakunya sebagai tiket untuk 
menuju 'surga'. Karen Armstrong dalam The Holy War juga mencatat 
secara detail tentang genealogi perang suci dan teologi kemartiran 
dalam agama-agama.
> 
> Nah, identifikasi sementara bahwa pelaku bom Bali adalah bom bunuh 
diri perlu mendapatkan catatan tersendiri. Setidaknya diperlukan 
pelacakan genealogis dan teologis untuk melihat sejauh mana agama 
memberikan dorongan dan pengaruh bagi aksi bom bunuh diri.
> 
> Memang harus diakui, agama apa pun tidak mengajarkan bunuh diri, 
termasuk Islam. Grand Syaikh al-Azhar, Sayyed Thanthawi dalam salah 
satu fatwanya menyebut bom bunuh diri sebagai perbuatan dikutuk 
Tuhan dan di luar tradisi Islam. Sebab bom bunuh diri mengakibatkan 
kemudaratan daripada kemaslahatan. Menurut beliau, bom bunuh diri 
telah menyebabkan anak-anak, kalangan perempuan, dan orang tua 
kehilangan nyawa. Padahal dalam pandangan para ulama terdahulu, anak-
anak, ibu-ibu, dan orang tua renta tidak boleh dibunuh dalam situasi 
perang sekalipun. Bahkan, pendeta pun tidak boleh diperangi atau 
dibunuh.
> 
> Dalam Alquran disebutkan, perang atau pembunuhan yang 
direkomendasikan adalah perang defensif, yaitu memerangi mereka yang 
memerangi atau melanggar perdamaian (qathilu alladzina 
yuqathilunakum). Bukan hanya itu, dilarang untuk menantang perang 
dan melakukan kejahatan (QS Al-Baqarah: 190).
> 
> Dalam tafsirnya, al-Qurtuby menyebutkan bahwa ayat tersebut 
sebagai abrogasi atas surah al-Tawbah ayat 5 yang memerintahkan agar 
memerangi orang-orang musyrik. Artinya, setelah turunnya ayat 
tersebut tidak diperkenankan lagi memerangi orang-orang musyrik 
secara serampangan. Perang atas orang-orang musyrik harus dibatasi 
sejauh mereka memerangi umat Islam. Bila tidak memerangi umat Islam, 
hukum yang diberlakukan adalah perdamaian dan keharmonisan sesuai 
dengan konsensus dan konstitusi yang berlaku.
> 
> Itulah pesan-pesan suci yang diajarkan Islam kepada umatnya agar 
mengedepankan dan mengutamakan kemanusiaan. Sebisa mungkin 
menghindari perang terhadap kelompok lain. Karen Armstrong 
mengisahkan sebagai penjelasan dari ayat di atas, bahwa tatkala 
Rasulullah hendak memerangi Quraisy Mekah untuk membebaskan Kakbah 
dari patung-patung berhala, Rasulullah tidak melukai orang-orang 
Pagan dan mereka yang tidak seiman. Rasulullah datang hanya untuk 
menghancurkan patung-patung itu. Lalu beliau kembali ke Madinah 
setelah menyelesaikan tugas sucinya.
> 
> Nah, hakikatnya Islam adalah agama yang jauh dari penyerangan 
secara sewenang-wenang, apalagi serampangan sebagaimana bom bunuh 
diri di Bali. Islam secara doktrinal sesungguhnya melanjutkan dari 
agama-agama sebelumnya untuk menguatkan dan mengukuhkan nilai-nilai 
kedamaian. Dalam sebuah hadis disebutkan, agama-agama sesungguhnya 
ibarat sebuah rumah yang sudah jadi. Nabi Muhammad SAW hanya 
meletakkan satu batu-bata di bagian pojok rumah itu. Batu-bata 
tersebut adalah fondasi moral.
> 
> Lalu pertanyaannya, kenapa muncul bom bunuh diri? Harus diyakini, 
bom bunuh diri sebagai sebuah bentuk resistensi yang mengatasnamakan 
agama adalah fenomena modern. Artinya, pelbagai bentuk bom bunuh 
diri selalu terkait dengan dua hal:
> 
> Pertama, fenomena politik. Munculnya konsep negara-bangsa telah 
membentuk nasionalitas-nasionalitas yang berbasis budaya dan tradisi 
keagamaan. Beberapa wilayah sekarang sedang berjuang untuk membangun 
nasionalitas atau negara-bangsa yang merdeka. Contoh terhangat 
adalah Palestina. Rakyat Palestina dalam kurun waktu yang lama 
berjuang untuk kemerdekaan dan pembebasan dari Israel. Tapi akses 
dan kesempatan untuk mencapai cita-cita tersebut selalu kandas, 
bahkan hampir pada titik kemustahilan. Dalam situasi yang seperti 
itu, rakyat Palestina sering kali menggunakan bom bunuh diri sebagai 
sebuah bentuk perlawanan yang paling efektif terhadap Israel. 
Apalagi rakyat Palestina tidak mempunyai senjata secanggih tentara 
Israel.
> 
> Di sini, bom bunuh diri sebagai fenomena politik daripada sebagai 
fenomena keagamaan atau istilah yang paling tepat adalah perlawanan 
politik yang menggunakan legitimasi agama.
> 
> Kedua, bom bunuh diri sebagai bentuk perlawanan atas Barat, 
terutama dalam konteks ketidakadilan ekonomi maupun ketidakadilan 
politik. Di banyak tempat, bom bunuh diri selalu ditujukan bagi 
pusat-pusat turis asing. Bom bunuh diri di Mesir, Riyadh, dan 
Indonesia kerap menargetkan sentra-sentra orang Barat. Pilihannya 
selalu hotel, kedutaan besar, dan tempat pariwisata yang dipadati 
turis asing.
> 
> Secara konseptual, fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk 
benturan peradaban. Artinya, wajah peradaban yang cenderung 
mendiskriminasikan yang lain, tentu saja menimbulkan kebencian dari 
pihak yang didiskriminasikan. Akibatnya, bom bunuh diri dijadikan 
sebagai salah satu alternatif untuk melawan ketidakadilan Barat. 
Pada masa pra-modern sulit ditemukan adanya bom bunuh diri sesemarak 
fenomena mutakhir, hatta pada zaman Nabi sekalipun, karena perbuatan 
seperti bom bunuh diri tidak sesuai dengan etika kemanusiaan, lebih-
lebih etika keagamaan.
> 
> Oleh karena itu, sebagai sebuah teologi atau kesadaran keagamaan, 
bom bunuh diri adalah sebuah bentuk teologi pasca-modern. Artinya 
lebih dipengaruhi fenomena-fenomena yang muncul pasca-modern. 
Fenomena bom bunuh diri tersebut terkait dengan dua faktor 
determinan, yaitu internal dan eksternal. Ke dalam, masyarakat agama 
tatkala berpolitik cenderung dihadapkan pada minimnya pembelajaran 
dan artikulasi politik.
> 
> Artinya, pilihan untuk mengungkapkan aspirasi politik hanya 
menggunakan fasilitas yang tersedia dalam doktrin keagamaan yang 
sempit. Bahkan ada anggapan bahwa agama adalah politik, dan 
sebaliknya politik sebagai agama. Oleh karena itu, fenomena 
politisasi agama merupakan ancaman serius bagi komunitas agama-
agama, karena agama bisa dipersempit menjadi racikan bom bunuh diri.
> 
> Bukan hanya itu, belakangan muncul sikap apologetik, bahwa harus 
membedakan antara agama dan umatnya. Agama sangat mulia dan umatnya 
yang keliru. Sikap seperti ini terkesan lari dari tanggung jawab. 
Karena faktanya, antara agama dan umat tidak bisa dipisahkan. Agama 
telah memengaruhi umat, dan umat juga mengintervensi agama. Karena 
itu, sikap yang arif adalah langkah kritis atas pelbagai kemungkinan 
pemahaman yang sewenang-wenang atas agama dan politisasi agama.
> 
> Sejarah reformasi agama patut dijadikan teladan untuk mengatasi 
fenomena bom bunuh diri. Artinya, perlu pemahaman yang baru yang 
senantiasa diperbarui dalam rangka menangkap makna emansipatoris dan 
menyelesaikan masalah-masalah pascamodern. Di antaranya, perlu 
dakwah bahwa pengatasnamaan agama untuk tujuan kekerasan dan 
pembunuhan adalah perbuatan yang hina-dina dan dikutuk Tuhan.
> 
> Dengan demikian, meminjam istilah yang digunakan Thomas Friedman 
di atas, bahwa tidak pada tempatnya bila agama terlibat terlalu jauh 
dalam pelbagai aksi kekerasan, utamanya bom bunuh diri. Friedman 
mengimbau agar setiap agama berdakwah kepada umatnya untuk 
mengakhiri segala bentuk kekerasan. Sebab bila kalangan agamawan 
diam, maka norma keagamaan akan disalahtafsirkan sebagai norma 
kekerasan.***
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke