Konflik Belum Reda Di Freeport “ Puncak Jaya dan Wamena Kembali Ricuh” Perang saudara di Temabagapura belum juga reda. Kembali konflik horizontal terjadi di dua wilayah di Papua. Berbagai kalangan termasuk aparat birokrasi di Papua belum juga mampu mereda konflik saat ini. Justeru rekayasa konflik dilancarkan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab dengan maksud dan tujuan yang tidak sempurna. Puncak Jaya dan Wamena dikabarkan terjadi konflik horizontal disaat perang saudara di Tembagapura belum reda. Konflik di Papua tidak menjadi patokan sempit dalam menganalisa penyelesaiannya. Hubungan berbagai pihak yang berkepentingan di Tanah Papua menjadi pemicu dan sumber konflik selama ini. Freeport sebuah multinasional coorporat yang sejak awal mengupayakan kepentingan eksploitasinya secara langsung telah merekayasa situasi ketidakadilan rakyat Papua. Hubungan keterkaitan kekuasaan dan pemodal terutama pemodal tambang di Papua meningkatkan problem social rakyat yang tidak menentu kehidupan dan kedamaian rakyat. Coorporate Crime dan Dominasi Paramiliter Tanah Papua sebagian besar sekarang dihuni oleh kaum militer yang tersebar dalam berbagai struktur territorial. Penempatan dan pembukaan struktur militer baru dengan alas an demi territorial NKRI, keamanan Investasi selama ini tidak tepat sehingga mengakibatkan dominasi militer cenderung mereknstruksi konflik terus terjadi selama ini. Merebaknya konflik di Tembagapura adalah rekayasa elit militer Indonesia yang menjadi agen keamanan Freeport. Keterlibatan parameter dalam konflik di Papua patut dicurigai akibat peran militer di Papua dalam situasi sejak integrasi Papua dan sekarangpun Nampak hegemoni militer yang militeristik terus memuncak. Stigma-stigma separatis menjadi sumber utama legitimasi kepentingan militer baik kepentingan para jenderal di Jakarta maupun prajurit bawahan yang setia dan patuh terhadap perintah sang majikan. Tak heran jika sekarang konflik di Papua menjadi konflik rekayasa sistematik. Namun sayangnya Negara terus membiarkan proses tak berperikemanusiaan terus terjadi dan berlangsung terus-menerus di Papua. Dua daerah di pegunungan tengah Papua terindikasi konflik horizontal terjadi. PuncakJaya dan Wamena selama ini menjadi rawan konflik. Disatu sisi dominasi paramiliter semakin banyak di pedalaman Papua. Tidak ada motif positif dalam penempatan prajurit-prajurit di pedalaman. Namun rekayasa fiktif selalu dilakukan mengarah pada rekonstruksi konflik yang tiada hentinya di Tanah Papua. Situasi Indonesia saat ini berbagai golongan mulai tertata kecenderungannya meraih target dalam pemilu 2009 yang dinantikan. Kebersamaan dalam mencipakan masyarakat damai dipertaruhkan dalam gencarnya gesekan elit hari ini. Dominasi elite Militer, dominasi elite berwatak militeristik dan dominasi elit tak manusiawi sekarang tidak lagi mengedepankan rakyat tetapi kekuasaan kelompok dan individu semata. Sabotase jenderal atas lahan di Papua, lahan Papua dijadikan basis kepentingan golongan dan tidak jauh dari kapitalisme Indonesia dan internasional berkecamuk di Papua. Konflik menjadi keharusan demi pemenuhan kantong-kantong sang penjajah. Sutau hal yang pasti, tangani Papua dengan menggusur keinginan menjajah. Selamatkan Papua dengan anti diskriminasi, eksploitasi asset rakyat dan tunjukan keberpihakan kepada kedaulatan rakyat suatu kemajuan yang terus dilakukan demi Tanah Papua yang Demokratik-Pembebasan dan Merdeka. Arkilaus Baho Jurubicara Nasional Front PEPERA Papua Barat
************************ Email: -------- [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Website: -------- www.kabarpapua.com www.papuapost.com *** __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]