Dari milis sebelah:


Islam bukan agama 

Sejak awal pendiriannya, Islam dimaksudkan untuk menyatukan suku-suku Arab yang 
tercerai-berai, membangkitkan semangat nasionalisme Arab dan mendirikan 
kerajaan padang pasir yang berhaluan teokratis dan imperialis. 

Sebelum kerajaan Islam didirikan oleh Khottam Halaby, jazirah Arab tidak 
memiliki pemerintahan. Setiap wilayah dipimpin oleh kepala-kepala suku, dan 
kerap kali antar suku terjadi peperangan untuk mendapatkan wilayah atau bentrok 
karena suatu perselisihan atau karena sebab-musabab lain. 

Khottam Halaby, adalah orang Arab asli, dari suku Quraish, yang menyembah 360 
berhala dengan ratunya bernama Allah. 

 

Khottam Halaby, sejak berhubungan dengan Khadijah, dia sering bepergian ke 
Siria mengantarkan barang dagangan. Tentu saja dia sering mendengar 
cerita-cerita peperangan besar antar bangsa beserta kemenangannya yang luar 
biasa, seperti bangsa Goth (Jerman) melawan Romawi, bangsa Romawi melawan 
Persia, atau bangsa Hun yang ganas melawan bangsa Goth. Dia sangat ingin bangsa 
Arab bisa menjadi seperti bangsa-bangsa besar itu, yang menurutnya PERKASA dan 
PENUH KEJAYAAN itu dengan dipimpin oleh raja-rajanya. Arab tidak bisa maju dan 
berdiri menjadi sebuah bangsa yang besar, bila tidak mempunyai pemerintahan, 
dan antar suku-nya berperang melulu. 

Khottam mulai berpikir, bagaimana caranya dia bisa menyatukan bangsa Arab. 

Pada abad ke-6 dan ke-7 Masehi, suasana Timur Tengah diwarnai oleh fanatisme 
agama, terutama agama Katolik. Para Paus yang mendapat dukungan kekuasaan dari 
pemerintah yang sedang berkuasa, kerap melakukan pemaksaan dan penindasan 
terhadap kaum bidah. Acapkali perbedaan yang ada, selalu diselesaikan dengan 
jalan kekerasan, hal mana dalam ajaran aslinya, hal itu tidak pernah diajarkan. 
Pembantaian terjadi di sana-sini, dan pengejaran terhadap kaum bidah dilakukan 
oleh pihak penguasa atas perintah pemimpin gereja. 

Orang-orang pada zaman itu, sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip relijius. 
Mereka sangat percaya pada mistik dan hal-hal yang berbau keagamaan. Mereka 
bahkan menjadikan patung-patung para santo/santa sebagai rujukan permohonan 
doa-doa mereka agar sampai kepada Sang Ilahi. Begitu relijiusnya kehidupan 
masyarakat kala itu, tentu cukup membawa pengaruh besar bagi Khottam Halaby. 

Hal inipun terimbas ke Arab. Beberapa orang Arab bahkan ada yang mengaku nabi, 
di antaranya yang paling terkenal adalah Musailama, seorang nabi perempuan. 
Jadi, Khottam Halaby bukanlah yang satu-satunya. 

Demi cita-cita yang luhur itu, menaikkan derajat bangsa Arab dan agar bangsa 
Arab tidak lagi dilecehkan oleh bangsa-bangsa lain, sebagai bangsa yang bodoh 
dan tidak memiliki sejarah, tidak punya nabi sendiri, dan tidak punya kitab 
suci sendiri, maka ia mengaku dirinya nabi di kota Mekkah. 

Ia ingin semua orang Mekkah mau mengakuinya nabi, sebagaimana nabi Musa diakui 
oleh seluruh umat Yahudi. Untuk meyakinkan mereka bahwa dirinya benar-benar 
nabi, dia mengangkat isu "KEESAAN TUHAN". Ia harus berani menentang keyakinan 
pagan orang-orang Quraish itu, dan ia harus berani mempromosikan "TAUHID" 
kepada kalayak, agar dia tidak dituduh macam-macam, hanya mempromosikan dirinya 
sendiri saja selaku nabi. 

Ternyata, langkah yang diambilnya ini tidak bisa dibilang berhasil, karena 
walaupun ada puluhan orang yang bersedia menjadi pengikutnya, sebagian besar 
masyarakat Quraish menolaknya. Sampai dia hijrah, jumlah pengikutnya tidak 
lebih dari 80 orang. Kegagalan Khottam ini dapat dimaklumi, karena ia tidak 
bisa membuktikannya. Seorang nabi asli, akan dibekali BUKTI-BUKTI yang sifatnya 
ADIKODRATI oleh Tuhan. Tetapi, seorang yang ngaku-ngaku nabi, sudah barang 
tentu tidak ada sesuatu pun yang bisa dia tunjukkan. Ini di luar dugaannya, 
sebab semula, dia tidak menyangka bahwa dirinya bakal diminta menunjukkan 
bukti-bukti mujizat untuk membuktikan kenabiannya. 

Akhirnya, dengan cara KEKERASAN-lah ia bisa sukses menggapai cita-cita 
luhurnya. 

Setelah hijrah ke Medinah, Khottam mendapat dukungan dari gerombolan preman, 
para pengangguran, pencopet dan perampok yang selama ini mereka memang suka 
mengganggu para pedagang Yahudi di kota itu. Orang-orang Yahudi di kota Medinah 
tergolong orang-orang sukses, yang ulet dan rajin bekerja. Itulah sebabnya, 
orang Yahudi di Medinah kaya-kaya dan banyak hartanya, hal mana membuat 
orang-orang badui Arab Medinah merasa iri dan timbullah kesenjangan sosial. 

Dengan jalan KEKERASAN, memaksakan kehendak, merampok, menjarah dan membunuh 
musuh-musuhnya secara kejam, hanya itu satu-satunya cara, agar Khottam dapat 
sukses menjadikan bangsa Arab menjadi sebuah KERAJAAN (NEGARA) yang PERKASA di 
antara bangsa-bangsa lain. 

Setelah di Medinah itu, Khottam mengganti namanya sendiri dengan "YANG MULIA", 
dalam bahasa Arabnya AHMAD atau MUHAMMAD. 

Jadi, pada prinsipnya, ISLAM bukanlah AGAMA. Muhammad alias Khottam Halaby ini 
merasa perlu melapisi niat kebangsaannya itu dengan dalih AGAMA, sebab SUASANA 
KEAGAMAAN MASYARAKAT TIMUR TENGAH ketika itu yang mempengaruhinya. 

Begitu kuatnya pengaruh reliji dalam kehidupan masyarakat kala itu, maka tidak 
ada cara lain yang lebih lihai kecuali memakai jurus reliji pula untuk 
mempengaruhi orang lain agar bersedia ikut dengannya. 

Muhammad telah berhasil membuat bangsa Arab yang semula diasingkan dan 
disepelekan oleh bangsa-bangsa lain itu, merasa bangga, sebab kini Arab punya 
AGAMA SENDIRI, punya NABI SENDIRI, dan bahkan punya TUHAN SENDIRI. 

 

Tidak hanya itu, nasionalisme Arab menjadi bangkit berkobar-kobar dengan penuh 
semangatnya sejak Muhammad sukses menguasai seluruh jazirah. Bahkan setelah ia 
mati pun, para pengikutnya tetap meneruskan ambisi dan cita-cita luhurnya itu, 
yaitu MENAKLUKKAN DUNIA di bawah kekuasaan Arab. 

ISLAM bukan agama. Islam adalah NEGARA ARAB. 

Jadi, setiap orang yang mengaku beragama Islam, berarti dia telah memilih 
menjadi WARGA NEGARA ARAB (dalam pengertian rohani). 

Walau secara lahiriah, muslim adalah orang Indonesia, tapi secara jiwa, ia 
bukan lagi orang Indonesia, tapi orang Arab. 

Dan untuk membuktikan kesetiaan "para warga negara Arab" itu, mereka diwajibkan 
untuk SUJUD MENYEMBAH ke arah NEGARA ARAB, dengan kota Mekkah sebagai pusatnya. 
SUJUD MENYEMBAH ke arah Negara Arab, sebagai tanda diri tunduk dan patuh pada 
PEMIMPIN MEREKA yang ada di Arab, dengan Muhammad sebagai simbolnya, walau 
Muhammad sudah digantikan oleh pemimpin Arab yang lain. 

 

SUJUD TANDA KESETIAAN sebagai WARGA NEGARA ARAB ini dilakukan sesuai jadwal 
yang sudah ditentukan Muhammad, yaitu dimulai dari saat Subuh, saat Duhur, 
Azhar, Maghrib dan Isyak. Jadi, sebanyak 5 kali sehari (mulai pagi bangun 
tidur, hingga malam menjelang tidur) mereka harus melakukan SEMBAH SUJUD itu 
kepada NEGARA ARAB. 

Kita memang tidak menyadarinya, karena Arab dengan cerdiknya, membungkus ritual 
sholat itu sebagai bentuk ritual relijius, AGAMA. Untuk OWO, kata mereka. Untuk 
tanda ketaatan kita kepada OWO, "tuhan sang pencipta". Padahal, sebenarnya 
semua ritual itu adalah untuk TANDA KESETIAAN MUSLIM sebagai BUDAK MUHAMMAD 
kepada NEGARA ARAB. 

Sekali lagi, ISLAM bukan AGAMA. ISLAM adalah NEGARA ARAB. 
Setiap orang yang mengaku Islam, berarti dia telah memilih untuk menjadi 
"singkek", secara lahiriah ia orang Indonesia, tapi secara rohani, ia adalah 
WARGA NEGARA ARAB. 

Seringkali sahabat-sahabat saya yang Tionghoa mengadu pada saya, "Pak, saya 
sering dikatain singkek oleh orang Islam. Sebenarnya apa sih maksudnya, kok 
orang Islam suka mengatai kami begitu? Bapak Duladi khan juga muslim, 
jangan-jangan bapak dalam hati mengejek kami singkek pula." 

Saya jawab, "Singkek itu artinya orang yang secara lahiriah bangsa A, tapi 
hatinya bangsa B. Nah, orang Islam itu menyadari kalau dirinya itu SINGKEK 
SEJATI, itulah sebabnya mereka suka MALING TERIAK MALING. Karena muslim itu 
SINGKEK. Kenapa mereka singkek sejati? Sebab secara lahiriah mereka orang 
Indonesia, tapi hatinya Arab. Jadi, mereka itu singkek. Itulah sebabnya, agar 
mereka tidak merasa singkek, mereka menuduh kalian lebih dulu sebagai singkek. 
Persis sama seperti yang diperbuat Muhammad dahulu. Dia ngarang-ngarang ayat 
dan bikin kitab suci sendiri, lalu mengklaimnya "INI DARI ALLAH", tapi agar dia 
tidak dituduh, dia menuduh orang Yahudi lebih dulu. Ini bisa kalian baca di 
Surat Al-Baqoroh ayat 79 kalau kalian punya Alquran." 

Mereka heran lalu bertanya, "Lho, berarti singkek itu artinya negatif dong, 
Pak." 

Saya tertawa, "Singkek-nya Tionghoa itu baik. Sebab apa? Secara lahiriah orang 
Tionghoa itu khan berasal dari etnis bangsa Tiongkok. Tapi, orang Tionghoa yang 
lahir dan dibesarkan di bumi Nusantara ini, hatinya sudah tidak lagi tertuju 
pada daratan Tiongkok, tapi hatinya untuk bangsa Indonesia yang tercinta ini. 
Jadi, kalau kalian dijuluki singkek oleh orang muslim, kalian harusnya malah 
bangga. Ini khan berarti BAGUS dan BAIK untuk negara dan bangsa kita, bangsa 
Indonesia. Tidak seperti muslim, mereka lahiriahnya Indonesia, tapi hatinya 
Arab. Justru mereka itulah yang mesti dikeplaki kepalanya pakai sandal biar 
nyadar. Mereka itu goblok." 

Salah seorang dari mereka, bernama Pak Hui, menyela sambil tertawa, "Lho, 
sampeyan iki wong muslim kok njelek-jelekkan agama sendiri, wah, jangan-jangan 
sampeyan iki bunglon." 

Saya jawab singkat saja, "Memang saya muslim di KTP, tapi hati saya sudah bukan 
muslim. Tapi tolong jangan disiarkan ke mana-mana, lho, orang Islam itu 
berbahaya."  

Sudah hampir 30 tahun ini saya merasa Kristen, walau secara lahiriah saya 
kelihatan Islam tulen karena waktu sore hari sehabis mandi, saya suka sekali 
pakai sarung dan kopya (untuk menutupi rambut saya yang sudah banyak uban) 
sewaktu santai di rumah. Tapi dibilang Kristen sejati pun tidak bisa, karena 
saya juga tidak pernah pergi ke gereja. Hahaha..... Saya banyak mengenal 
Kristen dari teman-teman dan dari membaca buku-buku serta literatur di 
internet. 

 

PEMAKSAAN MASUK ISLAM, sama dengan MEMAKSA ORANG AGAR MENJADI WARGA NEGARA 
ARAB, cinta pada Arab dengan segala budayanya, dan hidupnya diabdikan untuk 
Arab 

Kita lihat Persia, sekarang jadi Arab. 
Mesir, sudah kehilangan jati dirinya, kini menjadi Arab. 
Turki, Pakistan, Afghanistan, Irak, Sudan semuanya sudah jadi Arab. 

Masih ingat dengan GERAKAN WAHABI? GERAKAN WAHABI adalah CITA-CITA MUHAMMAD. 

Sungguh bodoh, para ulama kita yang menampik hal itu dan menganggap WAHABISME 
bukanlah cita-cita Islam. Wahabisme memang cita-cita Muhammad. 

Dengan mencintai Islam, berarti Anda mencintai Arab. 
Karena Muhammad sendiri sudah berkata: 

Hadits Mishkat Vol. 3, no. 5751 melaporkan bahwa rasul berkata: 
"Cintailah Arab karena tiga alasan karena (1) Aku orang Arab (2) Quran dalam 
Bahasa Arab dan (3) lidah para penghuni surga akan juga berbahasa Arab." 

Islam, identik dengan PENGUASAAN ARAB atas dunia: 

Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24: 
Dikisahkan oleh Ibn 'Umar: 
Rasul Allah berkata, "Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi 
orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah 
dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan 
membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa 
dan harta mereka dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung 
oleh Allah." 

HR. Ibnu Abbas: 
''Barang siapa menukar agamanya (murtad), maka bunuhlah dia!'' 


HR. Bukhari Muslim: 
Dari Ibnu Mas'ud ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal darah 
seorang muslim yang bersyahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa 
Aku adalah utusan Allah, kecuali dengan salah satu dari tiga hal: [1] Seorang 
yang telah menikah namun berzina, [2] Membunuh nyawa dengan tidak hak dan [3] 
Orang yang meninggalkan agamanya (Islam) serta meninggalkan jamaah. 

Muhammad mengklaim, kerajaan Islam Arab diprediksi muhammad akan menguasai 
seluruh dunia dengan 12 kalifah yang semuanya dari Arab! Lihat, betapa hebatnya 
Arab khan? 

MUSLIM, Book 020, Number 4483: 
Dinarasikan oleh Amir b. Sa'd b. Abu Waqqas yang berkata: Aku menulis (sebuah 
surat) untuk Jabir b. Samura dan mengirimkannya lewat perantaraan budakku 
Nafi', memintanya untuk memberitahu aku tentang sesuatu yang dia dengar dari 
Rasulullah SAW. Dia menulis untukku (sebagai jawaban): Aku mendengar Rasulullah 
SAW bersabda pada Jumat malam, hari di mana al-Aslami dirajam sampai mati (atas 
perbuatan zinah): "agama Islam akan terus berlanjut sampai waktu hari kiamat, 
atau kamu telah dipimpin secara penuh oleh 12 kalifah, mereka semua berasal 
dari bani Quraish (Arab)". 

MUSLIM, Book 020, Number 4480: 
Dinarasikan oleh Jabir b. Samura yang berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW 
bersabda: "Islam akan terus berlanjut untuk mencapai kejayaan hingga dipimpin 
12 orang kalifah. Kemudian Rasulullah SAW mengatakan sesuatu di mana aku susah 
memahaminya. Aku bertanya pada ayahku: "Apa yang dia katakan?" Dia berkata: 
"Dia bersabda bahwa semua dari mereka (12 kalifah) akan berasal dari bani 
Quraish (Arab)." 

Muhammad menegaskan kembali bahwa kekalifahan akan tetap di tangan Arab meski 
penduduk dunia tinggal 2 orang saja! Luar biasa sekali.... Arab! semuanya pasti 
jatuh ke tangan Arab...! 

MUSLIM, Book 020, Number 4476: 
Dinarasikan oleh Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kalifah akan tetap 
ada di antara bani Quraisy sekalipun apabila tinggal 2 orang saja yang tersisa 
di bumi." 

Jadi jelaslah sudah, kalau menjadi Muslim berarti menjadi ANJING ARAB. 


Salah satu bukti Islam bukan agama, tapi SEBUAH NEGARA, yaitu ARAB, sebuah 
NEGARA dengan pemerintahan otoriter dan diktator, serta berpaham IMPERIALIS, 
dapat dibaca dari pernyataan muslim sejati, Pembawa Pedang: 

3 in 1 Versi Quran 
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=14250 

  

JIHAD demi MEMBELA ISLAM 

Seringkali muslim bangga, bila mendengar kata JIHAD. Mereka berpikir, JIHAD 
adalah BERPERANG MEMBELA TUHAN. Atau, berperang membela agama. 

Padahal, Jihad membela Islam artinya sama dengan JIHAD MEMBELA NEGARA ARAB. 

JIHAD itu artinya BERPERANG. 

Jadi, kalau ada orang muslim berkata, "Mari kita jihad, setiap orang yang 
mengaku muslim wajib membela agama Islam." 

Itu artinya sama dengan, "Mari kita berperang untuk membantu melanggengkan 
IMPERIALISME ARAB atas dunia." 

Kenapa saya suka sekali menyebut NEGARA ARAB dan bukan ARAB saja? Karena 
ajaran-ajaran Islam identik dengan aturan-aturan kenegaraan yang otoriter dan 
diktator, sama sekali tidak mirip sebagai sebuah ajaran agama, gak blass. 

TUJUAN ISLAM jelas, ingin menguasai seluruh dunia. 
Dengan jalan bagaimana? Dengan jalan memaksa, yaitu PERANG. 

Mengislamkan seluruh dunia, berarti sama dengan meng-Arabisasi-kan seluruh 
dunia. 

Mereka dipaksa untuk menjadi WARGA NEGARA ARAB (walau bukan warga kelas satu, 
tapi warga negara kelas dua, sebab mereka secara lahiriah bukan dari ras Arab 
berjenggot). 

Bila Islam itu benar sebuah agama, tentu tidak seperti itu tujuannya, dan 
cara-cara yang ditempuhnya akan jauh dari cara-cara iblis. 

Tapi rupanya orang sudah telanjur percaya, bahwa Islam itu agama, sehingga 
mereka dengan mudahnya ditipu dan diajak untuk BERBAKTI kepada NEGARA ARAB. 

Nanti, bila seluruh negara di dunia sudah berhasil DI-ARABISASI semuanya, 
maksudnya sudah ISLAM TOTAL, maka tinggal KERAJAAN ARAB SAUDI menuai hasilnya. 
Negara non-Arab yang berani membangkang, akan ditusuk dari belakang seperti 
halnya Turki. Arab Saudi cuma menginginkan satu, yaitu NEGARA ISLAM yang 
benar-benar TUNDUK pada pimpinan 1 KILAFAH, yang berasal dari RAS ARAB asli, 
yaitu rasnya Muhammad, dari suku Quraish. Ingat hadist-hadist di atas! 

Apakah yang disebut KEJAYAAN (ZAMAN KEEMASAN) ISLAM pada abad pertengahan itu 
dapat benar-benar disebut KEJAYAAN bagi umat manusia? TIDAK! 

Kejayaan bagi NEGARA & BANGSA ARAB, iya! Tapi bagi orang yang non-Arab, adalah 
suatu penderitaan lahir batin. Sebab pada masa keemasan Islam itu, peperangan 
terjadi di mana-mana, pembantaian dan perbudakan merajalela. 

Bayangkan, bila istrimu yang cantik dilirik oleh seorang EMIR ARAB, lalu ia 
memintanya secara paksa darimu. Atau karena kamu tidak sanggup membayar pajak, 
baik berupa zakat maupun jizyah, anak-anakmu yang perempuan mesti dikorbankan, 
diambil dan dijual sebagai budak. Mereka biasanya dijadikan pelacur atau gundik 
yang dihinakan. 

Betapa malangnya dunia ini, bila ISLAM (NEGARA ARAB) kembali berkuasa. 

ISLAM bukanlah agama, ingat itu! ISLAM adalah SEBUAH KERAJAAN, SEBUAH KERAJAAN 
ARAB. 

Orang yang mengaku Islam, berarti ia sudah memilih untuk menjadi warga negara 
kerajaan Arab. 

Dan ia mau tidak mau, secara sadar maupun tidak sadar, ia akan dipaksa atau pun 
sukarela, menjadi BABU-nya ARAB. 


Pernyataan seorang "singkek" (=muslim) di 
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=26652:
  n1kko wrote: 
      kalo kami rela jadi budak arab... so what?  
        

Kamu adalah PENGKHIANAT BANGSA. 
Silakan kamu minggat, tidak usah hidup di Tanah Negeri Indonesia. Buat apa kamu 
meneguk air Indonesia, makan hasil bumi Indonesia, tapi hatimu condong pada 
ARAB? Goblok! 

  Nikko wrote: 
      semoga arab menjadi bangsa makmur, kita sebagai bangsa indonesia 
menunggu2 kejayaan arab seperti masa daulah Abasiyah... menerangi dunia dengan 
obor ilmu 

      HIDUP ARAB...HIDUP ARAB... ARAB BERJAYALAH 


ARAB jaya, Indonesia akan dilindas. 
Sudah banyak contohnya di depan mata, kau lihat negara-negara Arab di Timur 
Tengah sana. Apakah mereka menjadi semakin makmur, DAMAI, dan kebudayaan mereka 
semakin berkembang? 

Apakah kamu senang Indonesia ini MENJADI ARAB seperti Irak, Iran, Pakistan dan 
Mesir? Di manakah budaya warisan leluhur kita? 

Muslim-muslim seperti NIKKO inilah yang mestinya disadarkan. Bila tetap tidak 
mau sadar, mending mereka minggat saja dan tidak usah tinggal di bumi 
Indonesia. 



SHOLAT & PENGAJIAN, menempah pribadi-pribadi yang BERPIHAK PADA ARAB 

Banyak di antara kita tidak menyadari, betapa liciknya Arab. 
Lewat Islam-nya, kita sedang dibentuk dan dicetak menjadi orang-orang "ARAB" 
blesteran. 

Secara lahir, ia Indonesia, tapi secara batiniah, ia adalah WARGA NEGARA ARAB. 

Sejak masih kecil, mereka sudah didoktrin dan dicuci otak lewat 
kegiatan-kegiatan sekolah mengaji dan ritual sholat, agar mereka menjadi 
PECINTA ARAB, PEMIHAK ARAB, dan PEMBELA ARAB. 

Itulah kenapa, doa-doa dalam sholat dilarang memakai bahasa kita sendiri, 
tetapi HARUS memakai bahasa Arab. 

Kita disuruh menghafal kata-kata Arab lewat pengajian-pengajian, agar secara 
tidak disadari, proses Arabisasi itu meresap masuk ke dalam sanubari kita. Kita 
akan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. 

Saya lihat rumah-rumah tidak lagi dihiasai dengan hiasan pemandangan alam 
Indonesia, tapi diganti oleh lukisan-lukisan Arab, seperti gambar-gambar KOTAK 
HITAM Ka'bah, gambar masjidil Haram, dan tulisan-tulisan kaligrafi Arab, yang 
justru memberi nuansa SETAN (angker).





mediacare
http://www.mediacare.biz


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke