`Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat baik, dan  
cegahlah dari kemungkaran dan bersabarlah atas apa-apa yang menimpamu. 
Sesungguhnya hal itu adalah urusan yang diutamakan.`(Q.s. Lugman:17)
 
Ayat ini menyebutkan dengan jelas beberapa hal terpenting bagi seorang muslim, 
yang menjadi penyebab tercapainya kebahagian yang sempurna. Sayangnya, kita 
justru melalaikannya. Telah dinyatakan sebelumnya bahwa kewajiban  amar ma`ruf 
nahi mungkar sudah hampir ditinggalkan, bahkan perintah Sholat sebagai amalan 
yang terpenting setelah imam juga seduah banyak dilalaikan. Banyak kaum 
muslimin yang sama sekali tidak melaksanakan sholat. Ada yang sholat, tetapi 
tidak memperhatikannya dengan sempurna, terutama sholat berjamaah. Padahal, 
dengan sholat berjamaan dikatakan sebagai menegakkan sholat. Pada umumnya, 
orang-orang miskin saja yang sholat berjamaah di mesjid, sedangkan orang-orang 
kaya dan para tokoh merasa hina jika sholat di mesjid. Kepada Allah swt. 
Sajalah kita mengadu. Sebuah syair menyatakan
 
Wahai insane yang lalai
Apa yang menjadi kehinaan bagi mu, adalah kebanggaan bagiku
 
Ayat ke lainnya
 
`Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang mengajak (manusia) 
kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma`ruf dan mencegah kemungkaran, dan 
mereka itulah orang-orang yang beruntung,` (Q.s. Ali `Imran:104)
 
Dalam ayat ini,Allah dengan tegas memerintahkan umat islam agar dapat 
mewujudkan suatu umat yang mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. Namun sayang, 
secara umum kita telah melalaikan perintah ini. Sebaliknya, orang-orang 
non-muslim justru sangat memperhatikannya, misalnya para misionaris Kristen, 
mereka siap menyebarkan agama mereka ke seluruh dunia dengan sungguh-sungguh. 
Begitu pula agama lainnya, mereka menyiapkan para penyebar agamanya. Namun 
adakah dikalangan umat islam suatu jamaah yang berusaha demikian? Jawabannya 
tidak ada.  Kalaupun ada jamaah muslim atau pribadi yang berusaha mentablighkan 
islam, bukan bantuan dan kerjasama yang diterima, tetapi yang diperoleh adalah 
berbagai halangan dan kritikan. Begitu bertubi-tubi rintangan ini, akhirnya 
para mubaligh berputus asa dan meninggalkan dakwah yang mulia ini. Sebenarnya, 
kewajiban terpenting setiap muslim ialah membantu siapa saja yang benar-benar 
mentablighkan islam dan memperbaikinya bila
 salah. Tetapi ia sendiri justru tidak melakukannya, bahkan para mubaligh ia 
jadikan sebagai sasaran kritik seolah-olah ingin menghentikan mereka.
 
Ayat ke-6
 
`Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh 
(berbuat) kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan kalian beriman kepada Allah.` 
(Q.s. Ali `Imran:110).
 
Banyak hadist Rasulullah saw. Yang menerangkan  bahwa umat Islam adalah umat 
yang termulia diantara umat lainya. Dan banyak pula ayat Al-Qur`an yang 
menyatakan demikian, baik dengan jelas maupun dengan isyarat. Dalam ayat 
diatas, Allah swt. Telah memuliakan kita sebagai umat yang terbaik. Dan Allah 
swt. Telah menyebutkan syaratnya, yaitu selama kita berdakwah mengajak umat ini 
kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Para ahli tafsir 
mengatakan bahwa dalam ayat ini, kalimat  amar ma`ruf nahi mungkar disebutkan 
lebih dahulu daripada imam kepada Allah. Padahal, iman adalah pangkal segala 
amalan. Tanpa Iman, kebaikan apapun tidak akan bernilai sedikitpun di sisi 
Allah. Hal ini terjadi karena imam juga dimiliki oleh umat terdahulu, tetapi 
ada suatu amalan khusus yang menjadikan umat Muhammad saw. Lebih unggul 
dibandingkan kaum-kaum sebelumnya, yaitu tugas amar mak`ruf nahi mungkar. 
Inilah penyebab umat Muhammad saw. Lebih istimewa daripada
 umat lainnya. Meskipun demikian, imam tetap ditekankan dalam ayat ini, karena 
amal apapun tidak akan bernilai tanpa iman.
 
Dan maksud utama ayat tersebut adalah menyebutkan pentingnya amar ma`ruf nahi 
mungkar bagi umat ini. Oleh karena itu ia disebutkan terlebih dahulu daripada 
ima. Maksudnya ada amar ma`ruf nahi mungkar sebagai sesuatu yang menjadikan 
umat ini lebih unggul adalah, hendaknya umuat ini memperhatikan secara khusus, 
sehingga bertabligh secara sambil lalu tidak memenuhi syarat. Sebab tabligh 
sebagai tugas tambahanpun sudah ada pada umat-umat sebelumnya, sebagaimana 
firman Allah swt. `Ketika mereka lalai dari mengingatkan` Peringatan seperti 
ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat lainnya. Jadi kelebihan umat ini terletak 
pada perhatian khusus dalam dakwah. Oleh sebab itu, hendaklah dakwah 
dilaksanakan sebagai pekerjaan yang pokok sebagaimna kerja-kerja agama atau 
unia lainnya. 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke