Ini sekedar sharing guna merubah paradigma atau pola pikir para pejabat / masyarakat yang menganggap tiap tahun harga barang harus naik.
Di Arab Saudi ketika saya pergi ke sana di tahun 1983, harga 1 kaleng minuman entah itu Pepsi Cola atau Burtuqol (Jus Jeruk dengan bulirnya) hanya 1 real. Kalau tidak salah saat itu kursnya 1 real = Rp 700. Ternyata sekarang pun menurut ipar saya yang baru2 ini pergi umrah tetap 1 real harganya (sekarang 1 real = Rp 2.446). Artinya lebih murah daripada harga di Indonesia. Padahal penghasilan warga Arab rata2 sekitar 7x lipat di atas kita. Hebatnya lagi, harga minuman itu entah di emperan jalan, di pasar, di mal, atau di airport tetap sama harganya. 1 real! Dengan harga yang stabil, tidak ada alasan bagi para pengusaha untuk menaikan harga barang dengan alasan harga bahan baku naik atau biaya operasional naik. Tidak ada alasan pula untuk minta naik gaji dengan posisi jabatan yang sama karena daya beli mereka tidak turun akibat tidak adanya kenaikan harga barang/inflasi. Sebaliknya di Indonesia. Karena harga barang (misalnya listrik, BBM, tol, dsb dinaikkan), maka para pengusaha menaikan harga2 barangnya karena biaya operasional naik. Para buruh juga harus minta naik gaji sebab jika tidak mereka jadi lebih miskin akibat daya beli gajinya menurun. Namun sayangnya, besar kenaikan gaji biasanya jauh di bawah besar kenaikan harga barang. Bahkan ada yang tidak naik gaji sama sekali. Akibatnya kemiskinan semakin merajalela di Indonesia. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer