Iya.
Sebetulnya agar pejabat pajak jadi lurus dan bersih, tidak perlu menaikan gaji 
karena saat ini sudah sangat besar.

Sebaliknya justru para petugas pajak sekarang diperiksa dengan pembuktian 
terbalik harta kekayaannya apakah wajar atau tidak. Jika harta kekayaannya 10x 
lipat dari total gaji dan tidak wajar, dipenjara dan disita hartanya. Jika 
lebih dari itu, hukum mati dan sita hartanya.

Insya Allah nanti petugas pajak jadi bersih sendiri. Sebab jika tidak dikenakan 
hukuman mati, petugas kotor akan makin merajalela dan mengintimidasi petugas 
yang bersih dan membuang petugas yang bersih ke daerah atau lebih parah lagi 
mengeluarkannya.


===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id
Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com


--- Pada Rab, 31/3/10, Irwan Kurniawan <irwank...@gmail.com> menulis:

> Dari: Irwan Kurniawan <irwank...@gmail.com>
> Judul: Re: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......
> Kepada: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com
> Tanggal: Rabu, 31 Maret, 2010, 12:41 AM
> Dari dialog" di TV, jumlah pegawai
> Dirjen Pajak belasan/puluhan ribu orang.
> Angka 0.01% kalau dikalikan puluhan ribu juga sudah lumayan
> besar.. :-p
> 
> Intinya, kalau cuma main angka, selalu ada alasan untuk
> menaikkan jatah..
> tapi yang paling bisa menekan/mengurangi KKN adalah soal
> mental..
> 
> Ada teman cerita, kakaknya yang jujur di dirjen pajak,
> dilempar ke
> Kalimantan..
> di kantor asalnya, orang ini diisolir.. teman"nya
> menjauh..  karena tidak
> betah,
> maka dia terpaksa keluar dan membayar belasan juta rupiah
> (karena lulusan
> stan). Begitu juga sepupu istri saya -alumni stan-..
> dilempar ke kalimantan..
> karena gak mau, akhirnya terpaksa keluar..
> 
> -- 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> "Better team works could lead us to better results"
> http://irwank.blogspot.com
> 
> Pada 30 Maret 2010 17:24, Habibie Nugroho Wicaksono
> <prof.habi...@gmail.com>menulis:
> 
> >
> >
> > Ya kalau begitu naikkan lagi proporsinya. Saya melihat
> bahwa pemerintahan
> > kita tidak berjalan profesional karena sistem reward
> and punishmentnya tidak
> > profesional. Coba bayangakan, gaji 12 juta mengurusi
> 400 M. Itu masih belum
> > nyampe 0,01%nya!!!!! Pernah gak nemu perjanjian komisi
> bagi hasil 0,01%?
> > Daripada korup, mending yang 2-20% itu dihalalin aja,
> yaitu diatur jelas
> > dalam aturan dengan sejumlah syarat. Kalau masih
> korup, kita gantung saja
> > para koruptor itu rame-rame di monas.
> >
> >
> > Salam
> >
> > Habibie Nugroho Wicaksono
> >
> ----------------------------------------------------------
> > ----Pesan Asli-----
> > Dari: Irwan Kurniawan
> > Terkirim: 30/03/2010 13:03:47
> > Subjek: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi
> Pegawai Pajak.......
> >
> > Kalau gajinya 2-10%, tawaran suapnya 10-20%, bisa kena
> goda juga..
> > Itu sih cuma alasan doank..
> >
> > Lah nenek moyangnya (eh big bosnya -menkeu-) aja
> menghentikan penyidikan
> > tunggakan pajak konglomerat (bos ramayana) dari 400 M
> jadi cuma 7 M..
> > Guru kencing berdiri, murid kencing ....
> >
> > --
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> > "Better team works could lead us to better results"
> > http://irwank.blogspot.com
> >
> > Pada 29 Maret 2010 17:02, Habibie Nugroho Wicaksono
> > <prof.habi...@gmail.com
> <prof.habibie%40gmail.com>>menulis:
> >
> >
> > >
> > >
> > > Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu
> memang tidak cukup bagi
> > > pegawai pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya
> yang memang besar. Namun,
> > > lihat juga tanggung jawabnya. Satu perusahaan
> besar saja bisa memiliki
> > pajak
> > > sampai puluhan sampai ratusan miliar. Kalau
> kemudian penghasilannya hanya
> > 12
> > > juta sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah
> yang akhirnya bisa
> > membuat
> > > seseorang tergoda untuk korupsi.
> > > Saran saya, lebih baik dibuat sistem insentif
> yang lebih rasional untuk
> > > PNS. Saya beri contoh. Kalau untuk pegawai pajak
> ya misalnya sekitar 2-10
> > > persen dari besarnya pajak yang terutang. Angka
> itu kemudian dibagi
> > dengan
> > > komposisi tertentu untuk kepala kantor dan tim
> pemeriksa. Auditor
> > pemerintah
> > > diberi insentif 2-5 persen dari total anggaran di
> audit. Panitia
> > pengadaan
> > > diberi 2-8 persen dari pagu anggaran. Pegawai
> fungsional diberi insentif
> > > untuk tiap pekerjaan yang diselesaikan.
> > > Memang, belanja gaji pegawai dalam APBN akan
> meningkat pesat. Namun, ini
> > > akan menjadi insentif tak ternilai bagi
> peningkatan tata kelola
> > pemerintahan
> > > kita. Selama sistem penghasilan tidak
> proporsional, maka risiko
> > penyimpangan
> > > akan besar.
> > > Korupsi yang dilakukan seseorang, terkadang
> karena keterpaksaan, semisal
> > > mendadak orang tua sakit, biaya sekolah anak
> mahal, yang membuat
> > seseorang
> > > korupsi. Mungkin, hanya sekali itu dia berniat
> korupsi. Namun, sekali
> > > melakukan korupsi, maka orang itu akan terjebak
> ke dalam satu lingkaran
> > > korupsi lainnya.
> > > Jadi, harus ada investasi pada sistem penggajian
> yang rasional. Masak
> > > ngurus uang ratusan miliar digaji 12 juta. Dimana
> ilmunya tuh.
> > > Bahwa korupsi adalah salah. Yang penting saat
> ini, bagaimana agar ini
> > tidak
> > > terulang. Harus ada solusinya.
> > >
> > > Salam
> > >
> > > Habibie Nugroho Wicaksono
> > > -----Pesan Asli-----
> > > Dari: rifky pradana
> > > Terkirim: 29/03/2010 00:45:35
> > > Subjek: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai
> Pajak.......
> > >
> > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak sepertinya
> memang enak.
> > >
> > > Paling tidak dalam soal gajinya yang jauh lebih
> besar dibandingkan dengan
> > > gajinya tentara (TNI) dan polisi (Polri) serta
> PNS di instansi lainnya
> > yang
> > > non instansi Depkeu (Departemen Keuangan).
> > >
> > > PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian
> III-A saja gaji resmi
> > > sebulannya sudah lebih dari Rp. 12 Juta. Suatu
> jumlah yang memang cukup
> > > spektakuler untuk ukuran gaji TNI dan Polri serta
> PNS non Depkeu pada
> > > umumnya.
> > >
> > > Apalagi jika Gaji yang Rp. 12 Juta itu
> dibandingkan dengan UMR (Upah
> > > Minimum Regional) para buruh yang tak lebih dari
> Rp. 1 Juta saja.
> > >
> > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memang
> nikmat.
> > >
> > > Paling tidak jika ditilik dari taraf dan tingkat
> kehidupannya Gayus
> > > Halomoan Tambunan, seorang PNS di Ditjen Pajak
> dengan golongan
> > kepegawaian
> > > III-A.
> > >
> > > Gayus Halomoan Tambunan, karena merupakan PNS
> golongan III-A di Ditjen
> > > Pajak yang merupakan instansi di lingkungan
> Depkeu, maka tentunya juga
> > > bergaji resmi sebesar lebih dari Rp. 12 Juta
> sebulannya.
> > >
> > > Jumlah gaji yang sudah sangat lumayan bagus, jika
> dicoba dibandingkan
> > > dengan seorang berumur 30 tahun dengan ijasah
> strata D-4 yang bekerja di
> > > perusahaan swasta nasional.
> > >
> > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memanglah
> enak dan nikmat.
> > >
> > > Rumah tinggalnya Gayus yang PNS di Ditjen Pajak
> ini tak lagi berstatus
> > > nebeng mertua, juga tak lagi hanya sekedar bisa
> sewa atau kontrak.
> > >
> > > Tapi ia sudah bisa memiliki rumah pribadi milik
> sendiri. Rumahnya ini
> > juga
> > > bukan di tengah perkampungan padat yang kumuh.
> Namun rumah tinggalnya itu
> > > berada di lingkungan real estate elit yang harga
> rumahnya lebih dari Rp.
> > 2
> > > Milyar.
> > >
> > > Kepemilikan mobil pribadinya juga berjumlah lebih
> dari satu buah mobil.
> > > Bahkan mobilnya itu bukanlah dari jenis mobil
> yang sembarangan saja, tapi
> > > mobil dengan kategori mobil mewah.
> > >
> > > Pegawai Pajak memang enak.
> > >
> > > Bahkan kepemilikan uang di rekening banknya juga
> sungguh mencengangkan.
> > PNS
> > > di Ditjen Pajak ini di rekening pribadinya
> memiliki dana sampai sebesar
> > Rp.
> > > 25 Milyar.
> > >
> > > Memang, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu suatu
> jumlah yang sangat kecil
> > jika
> > > dibandingkan dengan uang yang berjumlah Rp. 6,7
> Trilyun.
> > >
> > > Namun, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu merupakan
> jumlah uang yang cukup
> > > besar, jika dibandingkan dengan jumlah maksimum
> penjaminan LPS atas dana
> > > simpanan di bank yang hanya Rp. 2 Milyar saja.
> > >
> > > Pegawai Pajak memang betul-betul nikmat.
> > >
> > > Nyatanya , saat selama menjadi terdakwa di sidang
> pengadilan, tak perlu
> > > status kepegawaiannya di-non aktif-kan.
> > >
> > > Bahkan setelah diajukan ke depan pengadilan pun,
> para hakim di pengadilan
> > > pun mengganjar baginya dengan vonis bebas tak
> bersalah.
> > >
> > > Pegawai Pajak memanglah betul-betul enak dan
> nikmat.
> > >
> > > Setelah terbongkarnya kongkalingkopng dalam
> perekayasaan atas kasusnya
> > itu,
> > > sehingga menghasilkan vonis pengadilang yang
> bebas itu pun, ia masih
> > > dilindungi oleh komplotannya.
> > >
> > > Gayus yang PNS Ditjen Pajak dengan golongan III-A
> ini bisa berbuat
> > seperti
> > > layaknya para bankir pengemplang BLBI. Yang bebas
> lenggang kangkung
> > dengan
> > > melarikan diri ke Singapura.
> > >
> > > Pegawai Pajak memanglah sungguh enak dan nikmat
> serta nyaman.
> > >
> > > Harta kekayaan miliknya yang seperti itu, sangat
> diyakini, tentulah oleh
> > > Gayus tidak dilaporkannya di formulir SPPT
> Tahunan.
> > >
> > > Dan, itu tentu tak menjadi soal dan tak terlalu
> dicermati SPPT
> > Tahunannya,
> > > sebab pemeriksanya adalah teman-teman sekoleganya
> di Ditjen Pajak.
> > >
> > > Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen
> Pajak itu, sangat diyakini,
> > > tentulah akan menjadi sangat cermat jika meneliti
> SPPT Tahunannya rakyat
> > > biasa yang bukan pegawai pajak.
> > >
> > > Ah, Pegawai Pajak memanglah sungguh betul-betul
> pancen oye.
> > >
> > > Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen
> Pajak itu pun, sangat bisa
> > > jadi, banyak juga yang mempunyai harta melimpah
> seperti kekayaannya Gayus
> > > Halomoan Tambunan. Bahkan sangat mungkin, justru
> melebihinya.
> > >
> > > Dan, apakah para koleganya itu seperti halnya
> Gayus Halomoan Tambunan,
> > > dimana SPPT Tahunannya juga tak diisinya dengan
> data yang jujur ?.
> > >
> > > Wallahualambishshawab.
> > >
> > > *
> > > Catatan Kaki :
> > > * Artikel yang membahas seputar masalah
> ‘politiking pajak’ yang dilakukan
> >
> > > oleh Menteri Keuangan, dapat dibaca dengan
> mengklik di sini .
> > > * Artikel yang membahas seputar maslahat dan
> mudhorotnya jika Susno
> > > diangkat sebagai Ketua KPK, dapat dibaca dengan
> mengklik di sini .
> > > * Artikel yang membahas seputar pihak pemberi
> uang suap dan pihak
> > penerima
> > > uang suap jika ditilik dari kacamata hukum, dapat
> dibaca dengan mengklik
> > di
> > > sini .
> > > *
> > > Nikmatnya Jadi Pegawai Pajak
> > > http://ekonomi.kompasiana.com/2010/03/28/pegawai-pajak-memang-enak/
> > > *
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
> http://capresindonesia.wordpress.com
> http://infoindonesia.wordpress.comYahoo!
> Groups Links
> 
> 
>     ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com
> 
> 
> 


      Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

Kirim email ke