http://www.antaranews.com/berita/1273755006/tujuh-tokoh-jatim-layak-pimpin-pp-muhammadiyah

Tujuh Tokoh Jatim Layak Pimpin PP Muhammadiyah
Kamis, 13 Mei 2010 19:50 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | 
Surabaya (ANTARA News) - Tujuh tokoh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa 
Timur layak untuk terlibat dalam kepemimpinan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 
dalam Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli mendatang.

"Kalau kader, saya kira banyak tokoh Muhammadiyah Jatim yang layak masuk ke 
jajaran PP Muhammadiyah," kata Ketua PWM Jatim Prof Dr H Syafiq A Mughni MA 
kepada ANTARA di Surabaya, Kamis, menanggapi kesiapan PWM Jatim menyukseskan 
muktamar ke-46 yang bertepatan dengan usia 100 tahun itu.

Ketika disebut kemungkinan namanya menjadi salah satu pengurus di PP 
Muhammadiyah untuk periode 2010-2015, ia menyebutkan nama-nama lain, meski 
dirinya mengaku ada orang yang mengusulkan namanya ke panitia penjaringan di PP 
Muhammadiyah.

"Dari Jatim cukup banyak yang layak, ada Prof Dr H Fasich Apt (PP 
Muhammadiyah/Penasehat PWM Jatim), Drs H Noer Cholis Huda MSi (wakil ketua PWM 
Jatim), dan Dr H Muhadjir Effendy MAP (wakil ketua PWM Jatim)," katanya.

Tiga profesor juga layak yakni Prof Dr H Achmad Jainuri MA (Koordinator Bidang 
Pendidikan dan Kebudayaan PWM Jatim), Prof Dr H Thohir Luth MA (Koorbid 
Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat PWM Jatim), dan Prof Dr H Zainuddin 
Maliki MSi (Koorbid Publik dan Kehartabendaan PWM Jatim).

Ditanya tentang usulan materi muktamar, ia mengaku pihaknya masih belum 
membahas hal itu di tingkat PWM, karena pihaknya masih menunggu rancangan 
materi muktamar dari PP Muhammadiyah.

"Kalau ada rancangan dari PP, maka kami akan membahasnya, termasuk materi yang 
nantinya akan menjadi usulan Jatim," katanya.

Ia menambahkan PWM Jatim mengharapkan Muhammadiyah untuk tetap konsisten dalam 
dakwah kemasyarakatan di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

"Saya kira, Muhammadiyah ke depan sebaiknya fokus kepada amal usaha dan 
pemberdayaan kader yang ada," kata guru besar Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel 
Surabaya itu.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke