http://www.antaranews.com/berita/1274028077/forum-anti-pemurtadan-bantah-pukul-dua-jurnalis-rcti-di-hi

Forum Anti-Pemurtadan Bantah Pukul Dua Jurnalis RCTI di HI
Minggu, 16 Mei 2010 23:41 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | 
Bekasi (ANTARA News) - Forum Anti-Pemurtadan Bekasi, Jawa Barat, membantah 
pelaku pemukulan terhadap dua juru kamera televisi swasta nasional dalam aksi 
demo yang digelar Jumat (14/5) adalah anggota mereka.

"Hingga kini kami tidak kenal siapa pelaku pemukulan itu. Kami menduga pelaku 
adalah oknum penyusup yang sengaja memperkeruh suasana," ujar Koordinator Forum 
Anti-Pemurtadan Bekasi (FAPB), Murhali Barda, kepada wartawan, di Bekasi, 
Minggu malam.

Menurutnya, dalam tayangan gambar video yang ditunjukkan oleh korban pemukulan 
masing-masing Aditya (40) juru kamera RCTI, dan Steven Antoni (23) juru kamera 
RCTI, pelaku pemukulan memiliki ciri usia relatif muda, menggunakan sorban, 
berjenggot, rompi berwarna coklat, dan berpakaian putih-putih.

"Saya sama sekali tidak mengenali si pelaku dari gambar itu. Sebab, bukan 
sesuatu yang mustahil bila ada segelintir pihak yang memanfaatkan situasi untuk 
merusak citra umat muslim di Bekasi dengan aksi kekerasan," ujarnya.

Murhali mengatakan, pihaknya hingga kini masih melacak keberadaan pelaku 
berdasarkan ciri tersebut melalui informasi yang dihimpun pihaknya dari 
berbagai sumber. 

"Bila memang dia adalah anggota kita, pasti kami sudah mengenali dia. Namun, 
sampai saat ini masing-masing pimpinan Ormas tidak ada yang kenal sama si 
pelaku," ujar Murhali yang juga Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya.

Kronologis insiden itu, kata dia, terjadi saat ribuan demonstran tengah 
menggelar shalat berjamaah di sekitar ruas jalan Patung Tiga Mojang, Perumahan 
Harapan Indah, Kelurahan Medan Satria, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

"Tiba-tiba melintas sebuah kendaraan jenis kijang kapsul berwarna silver dengan 
nomor polisi B 2068 JN di sekitar kerumunan massa yang tengah menggelar shalat 
Ashar. Sebagian massa merasa terganggu dengan situasi itu, dan memberhentikan 
si pengendara hingga terjadi cek cok mulut," katanya.

Saat itu, kata dia, datang beberapa petugas kepolisian dari Polsek Medan Satria 
untuk mengamankan anggota FAPB yang terlibat cek cok mulut. "Saat proses 
pengamanan berlangsung, rekan kami tidak terima dengan penangkapan itu dan 
mencoba menghalangi proses pengamanan itu hingga salah seorang polisi memukul 
anggota FAPB.

"Terjadilah kericuhan hingga berbuntut pada pemukulan dua juru kamera TV yang 
pada saat itu sedang merekam kejadian. Steven terkena pukulan dibagian kepala, 
sementara Aditya dijambak dan dirusak kartu identitasnya," kata Murhali.

Sementara itu, dalam proses mediasi antara kedua pihak di Rumah Makan Ponyo, 
Kecamatan Bekasi Timur, tidak ditemukan kata sepakat yang mengarah pada 
perdamaian.

Juru bicara korban, Muhabar, selaku Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan 
Bekasi, tetap mendesak agar FAPB segera menemukan pelaku dari tindak kekerasan 
terhadap anggotanya.

"Secara pribadi kami tidak ada persoalan, namun sebagai pihak yang paling 
bertanggungjawab terhadap insiden pemukulan ini, sebaiknya Murhali segera 
mencari pelakunya. Kami akan meneruskan proses ini melalui jalur hukum," 
katanya.

Laporan keduanya, kata dia, telah disampaikan ke Kepolisian Resor Metropolitan 
Bekasi, Nomor LP/1231/ K/7/2010/SPK/Resor Bekasi, yang diterima Ipda Hotman 
Hutajulu.

"Korban sudah divisum, dokter menyatakan kepala mengalami luka memar. Saya 
berharap polisi segera memeriksa pelaku," katanya. 

Menurut rencana, Pokja Wartawan Bekasi akan menggelar aksi unjuk rasa terkait 
kasus kekerasan terhadap wartawan di wilayah setempat. Kegiatan itu akan 
berlangsung di pelataran parkir gedung Walikota Bekasi, Jalan Ahmad Yani nomor 
1 Kecamatan Bekasi Selatan, pada Senin (17/5). (AFR/K004)
COPYRIGHT © 2010


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke