http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=15&Itemid=131


      Ilusi Optik Ekonomi (2) ; 
      Bayang-Bayang Laissez Faire      
      Oleh : Benri Saut Nauli Sihombing



      Bagaimana perekonomian ini  akan dibangun? Amat sulit  menjelaskan ini. 
Namun, kabarnya, pemerintah membutuhkan investasi Rp 10.000 triliun selama lima 
tahun untuk mendukung perekonomian tumbuh 7 persen - 7,7 persen setidaknya pada 
akhir 2012. Apa artinya? Pertama, pemerintah memang tidak mampu menjalankan 
ekonomi Negara ini sendirian. Kedua, untuk beranjak dari posisi PDB 4,5 persen 
tahun ini, investasi Rp 10.000 trilium adalah bukti bahwa pertumbuhan ekonomi 
itu sebenarnya bukan "karena" pemerintah.

      ***

      Laissez Faire

      Diakhir abad 17, Menteri Merkantilis Prancis, Jean Babtise Colbert, 
pernah bertanya kepada sekelompok pengusaha tentang apa yang bisa ia bantu 
untuk mereka. Salah seorang dari pengusaha itu, Legendre, konon menjawab, 
"Laissez nous faire" yang artinya, biarkan kami bebas. Di abad 18, doktrin ini 
menjadi representasi kebijakan yang didukung oleh Adam Smith. Laissex-faire 
adalah pandangan yang menyatakan bahwa pemerintah sebaiknya sedikit mungkin 
mencampuri kegiatan ekonomi. Smith berpendapat bahwa peranan pemerintah 
seharusnya dibatasi pada (1) pemeliharaan hukum dan ketertiban, (2) pertahanan 
nasional, dan (3) penyediaan barang-barang yang tidak dapat dilakukan oleh 
usaha swasta. Ditambah dengan konsep invisible hand Smith, yang menyatakan 
bahwa setiap orang dalam mengejar kepentingan dirinya sendiri, seolah-olah 
dikendalikan oleh tangan tak nampak untuk mencapai apa yang terbaik bagi semua. 
Satu hal pokok yang diakui oleh Smith bahwa, berhasilnya mekanisme pasar hanya 
bila persyaratan untuk persaingan sempurna ada; dalam sebuah pasar tidak ada 
satu perusahaan atau konsumen yang cukup besar untuk mempengaruhi atau mendikte 
harga yang berlaku dipasar.

      Namun dalam kenyataan sehari-hari, pasar tidak selalu hadir dalam 
wujudnya yang ideal. Sumbangan Smith adalah menganalisis bagaimana pasar 
mengatur kehidupan ekonomi dan memberikan pertumbuhan ekonomi secara cepat. Ia 
memperlihatkan bahwa sistem harga dan pasar mampu mengkoordinir orang dan 
bisnis, tanpa diperlukan pengolaan terpusat. Apa yang diharapkan Smith ternyata 
menciptakan kekuatan monopoli, yang penuh tingkah laku menjilat, memperbudak, 
dan menipu. Pada abad 19, muncullah Karl Marx, yang mengontraskan sistemnya 
dengan sistem pendukung laissez faire. Yang berpendapat bahwa pasar telah gagal 
- istilah kapitalisme digunakan pertama kali oleh Marx. Dan menawarkan sistem 
perencanaan terpusat sosialis. 

      Ditengah-tengah perang intelektual ini munculah liberalis, yang 
menyelamatkan kapitalisme - mekanisme pasar. Diabad 20, John Myarnard Keynes 
mengecam laissez faire. Katanya, ini merepresentasikan kebijakan berpangku 
tangan. Apapun kebaikan dan keburukannya, sekarang ini kondisi laissez faire 
tidak bisa diandalkan. Menurut Keynes, pemerintah diperlukan untuk 
menyelamatkan kapitalisme laissez faire. Disinilah kapitalisme dan pemerintah 
mulai bercampur. Sebagai penengah. Namun, disaat yang bersamaan ia juga menolak 
ide tentang perlunya nasionalisasi. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah 
mengendalikan kendaraan kapitalis dan mengembalikannya ke jalan menuju 
kemakmuran.

      ***

      Kapitalis, Liberalis, dan Neo-Liberalis dikelompokkan dalam satu istilah, 
yang sering disebut dengan mekanisme pasar. Sementara, rivalnya sering disebut 
dengan perekonomian komando. Dalam sejarahnya, perkekonomian komando merupakan 
terjemahan versi lain dari sosialis atau komunis. Sebuah perekonomian komando 
memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengambil semua keputusan yang 
menyangkut soal produksi dan distribusi. Negara merupakan majikan dari semua 
angkatan kerja, dan negaralah yang menentukan bagaimana mereka harus 
melaksanakan pekerjaannya. Sementara dalam perokomian pasar, individu dan 
perusahaan membuat keputusan utama mengenai produksi dan konsumsi.

      Tahun lalu, juni 2009, SBY pernah mengatakan, tidak benar jika ekonomi 
kita pro akan kapitalis atau neolib. Kita tidak pilih itu. Termasuk dengan 
ekonomi komando atau komunis. Tidak sepenuhnya dikontrol oleh negara, seperti 
ekonomi komando, tapi ekonomi jalan tengah. ekononi jalan tengah yang terbuka 
dan berkeadilan sosial terbukti berhasil dan teruji di tengah krisis global 
saat ini. Ini sangat cocok bagi Indonesia, kita tahu ekonomi komando banyak 
yang gagal. Membangun ekonomi itu bukan asal-asalan, angin surga, tak tawarkan 
sesuatu yang tidak jelas. Apalagi belum pernah dicoba, jangan jadinya ekonomi 
coba-coba. Harus yang sudah teruji dan berpengalaman ditengah kiris global saat 
ini. (VIVAnews 21/06/09)

      Sampai saat ini, tidak ada satu sistem perekonomian yang 100 persen 
mutlak dianut sebuah Negara. Dengan kata lain, tidak ada yang sepenuhnya 
menganut mekanisme pasar, dan tidak ada sepenuhnya yang menganut komando. 
Rata-rata, yang dipakai adalah campuran keduanya. Kedua paham ini tetap 
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kebocoran pada sistem pasar akan 
menyebabkan kegagalan pasar, sementara di perekonomian yang lain adanya 
kegagalan pemerintah.

      China, sebuah Negara yang menganut komunis, pun ternyata memberikan 
peluang itu kepada pasar. Sedangkan Ame rika, yang menganut sistem mekanisme 
pasar ternyata harus membuat campur tangan pemerintah. Lalu pertanyaannya, 
dalam perekonomian kita seberapa besar racikan keseimbangan kedua paham yang 
bertentangan ini? Atau bagaimana pasar (global) dan pemerintah berkolaborasi?

      Tentu masih segar diingatan kita kisah penyelamatan sebuah Bank, yang 
dinilai gagal dan berdampak sistemik. 

      Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya 
kredit properti (subprime mortgage), semacam kredit kepemilikan rumah (KPR) di 
Indonesia. Hal tersebut diikuti dengan ambruknya lembaga-lembaga keuangan di 
Amerika Serikat. Mengakibatkan jatuhnya lima lembaga keuangan terbesar, yaitu 
Bear Stearns, Lehman Brothers, Fannie Mae dan Freddie Mac, serta AIG. Setelah 
kondisi perekonomian Amerika Serikat semakin hari semakin tidak menentu, 
akhirnya dana talangan pemerintah (bailout) USD 700 miliar disuntikkan. 

      Krisis ekonomi di AS mengakibatkan pengeringan likuiditas sektor 
perbankan dan insitusi keuangan nonbank yang disertai berkurangnya transaksi di 
sektor keuangan. Pengeringan likuiditas akan memaksa para investor dari 
institusi keuangan AS untuk melepas kepemilikan saham mereka di pasar modal 
Indonesia untuk memperkuat likuiditas keuangan institusi mereka. Aksi tersebut 
akan menjatuhkan nilai saham dan mengurangi volume penjualan saham di pasar 
modal Indonesia. Selain itu, beberapa perusahaan keuangan Indonesia yang 
menginvestasikan dananya di instrument investasi institusi-institusi keuangan 
di AS tersebut juga mendapat imbas krisis ekonomi AS.

      ***

      Penutup

      Maksud dari ekonomi jalan tengah semakin jelas. Artinya kita memang tidak 
berada pada mekanisme pasar (kapitalis, liberalis, neo-liberalis) dan komando 
(sosialis, komunis), melainkan ditengah-tengah. Lalu, apakah jalan tengah tidak 
berpihak terhadap kedua sistem ekonomi itu? Dan bagaimana pula dengan sebuah 
sistem perekonomian dan berkeadilan sosial bisa tahan terhadap ancaman krisis, 
dengan sistem perekonomian yang terbuka;global, tanpa memiliki pertahanan 
perekonomian tersendiri? 

      Dengan cara yang sama, saat pemerintah gencar-gencarnya memikat investor, 
untuk membangun negeri ini. Kita akan bertanya, apa fungsi pemerintah? Dan akan 
kemana? Tentulah bukan sebagai pencari investor saja. Belum ada satu orang yang 
bisa menegaskan, apa sistem perekonomian bangsa ini, dan akan dibawa kemana. 
Yang ada hanya penjelasan abstrak. Ekonomi kerakyatan nyaris tinggal kenangan. 

      Sementara, perekonomian sudah menuju mekanisme pasar. Pemerintah akan 
kehilangan tongkat ekonominya. Bayang-bayang laissez faire sudah terlihat. Dan, 
ditengah kepercayaan diri menghadapi kompetisi pasar bebas, transisi sistem 
ekonomi mulai terlihat jelas. Akhirnya, ketika ekonomi domestik merosot maka 
sangat sering dikait-kaitkan dengan ekonomi global. (Habis) 
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke